Di Kota Pangkalpinang, Pulau Bangka, ada sebuah sumur tua yang tak pernah kering meskipun di musim kemarau. Mata air itu bernama sumur Militer.
Sumur tua ini dibangun tahun 1913. Disebut sumur militer karena merupakan sumur warisan tentara Belanda di Pulau Bangka.
Lokasinya di Kelurahan Taman Bunga, Kecamatan Gerunggang, Pangkalpinang. Tepatnya di belakang Mapolresta Pangkalpinang, biasanya warga menyebut kawasan ini dengan kawasan tangsi Belanda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenapa disebut kawasan tangsi Belanda? Dulu kawasan itu merupakan markas tentara Belanda, namun kini tak ada lagi, karena sudah dijadikan asrama polisi dan gedung Mapolresta. Tepat di depan Mapolresta Pangkalpinang, ada penjara di era Belanda, saat ini dijadikan lapas khusus Anak.
Keberadaan sumur militer hingga sekarang terus dipertahankan warga setempat. Bahkan ratusan warga sangat bergantung dengan sumur itu, khususnya di kawasan tersebut. Sebelum ada PDAM, air ini tak hanya digunakan untuk mandi dan mencuci, warga juga menggunakan untuk minum.
Sumur ini memiliki kedalaman 4 meter. Meskipun terbilang dangkal, sumur ini tidak pernah mengalami surut atau kering, walaupun di musim kemarau seperti saat ini. Air yang keluar dari sumur ini pun jernih.
"Air sumur digunakan oleh warga di 2 RT saat ini. RT sini dan Batin Tikal. Sumur ini tidak pernah kering, meskipun di musim kemarau. Kering paling lama 30 menit dan air kembali terisi," kata Sulaiman saat berbincang dengan detikSumbagsel, Senin (18/9/2023).
![]() |
Menurut Sulaiman, bukan hanya warga di kawasan tangsi Belanda yang menggunakan air dari sumur tersebut. Warga Pangkalpinang juga bisanya mengangkat air dari sumur militer itu.
"Masyarakat umum juga mengambil air di sini. Biasanya menggunakan tedmon, ngambilnya dengan timba. Tapi sekarang sudah jarang," jelasnya.
"Kalau dibangunnya mungkin tahun 40 an. Saya belum lahir waktu itu. Kedalaman cuma 4 meter. Sedangkan untuk titik mata air ada 3, 2 besar yang lain kecil atau rembesan. Rembesannya aja untuk kebutuhan rumah tangga cukup," sambungnya.
Diceritakan Sulaiman, dulu sumur militer ini diameter tak sebesar ini. Kemudian warga rehab agar airnya tidak tercemar, dan meluber.
"Dulu diameter sumur kecil, karena takut tercemar warga berswadaya membangun sumur, diberi batas. Kemudian warga sekarang sudah pakai mesin pompa air yang langsung terhubung ke rumah mereka. Kalau awalnya kita pakai timba atau bekas kaleng," ceritanya.
Hingga kini, total ada 40 mesin pompa air yang terhubung dengan sumur militer ini. Ada 50-100 rumah yang menggunakan air sumur ini. Sumur militer warisan tentara Belanda ini hanya kering 30 menit, setelah itu air kembali tumpah ruah, bisa dibilang ajaib ya detikers!.
(mud/mud)