Suka Duka Manggala Agni Padamkan Karhutla: Sulit karena Angin Kencang

Sumatera Selatan

Suka Duka Manggala Agni Padamkan Karhutla: Sulit karena Angin Kencang

Candra Setia Budi - detikSumbagsel
Sabtu, 16 Sep 2023 12:14 WIB
Dua petugas Manggala Agni Hendra dan Dodi usai bertugas memadamkan karhutla di Ogan Ilir.
Foto: Candra Setia Budi/detikcom
Ogan Ilir -

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih terus terjadi di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel). Perjuangan petugas Manggala Agni saat memadamkan api patut diapresiasi. Sebab, mereka jarang pulang ke rumah sejak kebakaran merajalela.

Hendra, salah satu petugas Mangggala Agni Banyuasin yang memadamkan karhutla di wilayah Ogan Ilir (OI), menceritakan bagaimana ia harus menjalankan tugasnya memadamkan api dan bertarung dengan waktu agar api tidak membesar.

"Mata pedih, sesak napas dan bergelut dengan asap," katanya, Sabtu (15/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan, tidak ada suka saat memadamkan api. Lebih banyak ke dukanya karena harus berjibaku dengan panas. Tak hanya itu, mereka juga jauh dari keluarga.

"Banyak dukanya daripada suka. Dukanya jarang bertemu dengan keluarga bisa 1 bulan tidak pulang ke rumah," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Paling-paling momen yang disukai hanya saat api berhasil dipadamkan. Namun, hingga kini api masih menyala di berbagai titik, terutama di OI.

Dia menceritakan bahwa kebakaran di OI ini sudah berlangsung selama hampir seminggu. Kebakaran ini, kata dia, awalnya berada di daerah Pemulutan lalu menyeberang ke Indralaya Utara.

Kendala memadamkan api karena kencangnya angin. Untuk memadamkannya, mereka harus mengerahkan 'amunisi pemadam' berlawanan dengan arah angin.

"Memadamkan api harus berlawanan dengan angin. Pernah berjalan sampai 2 sampai 3 kilometer, membawa selang dan mesin," ujarnya.

Sementara itu, rekannya Dodi menambahkan bahwa untuk mencari titik kepala api, mereka harus sampai terjun ke kanal seperti kodok. Jika tidak, api akan semakin besar.

"Basah-basahan itu sudah biasa bahkan harus terjun ke kanal seperti kodok untuk mencari kepala api," ujarnya.

Dia menduga, kebakaran ini disebabkan oleh ulah tangan masyarakat sehingga terjadilah seperti ini. "Ini (karhutla) ada sedikit tangan ulah masyarakat hingga terjadi kejadian seperti ini," ungkapnya.




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads