Dua orang bule nyasar ke kondangan di kawasan Ekowisata Sungai Mudal, Kulon Progo. Mereka awalnya mengira kondangan itu merupakan rumah makan. Pemilik hajatan yang melihat keduanya menjamunya dengan hidangan kondangan.
Momen kedua bule itu tiba-tiba masuk ke lokasi hajatan viral di media sosial. Dua bule laki-laki dengan setelan kaos oblong, celana pendek serta tas ransel itu masuk setelah dipanggil seorang pria dari arah dalam.
Pria yang mengenakan kemeja batik, celana panjang hitam dan peci hitam lalu mengarahkan dua tamu asing itu menuju meja prasmanan untuk makan bersama. Kedua bule itu juga tampak menyantap menu prasmanan yang dihidangkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usut punya usut, pria mengenakan batik itu pemilik hajatan tersebut. Pariman sang mempelai pria menggelar syukuran pernikahannya atau ngunduh mantu di rumahnya, Kamis (24/8) lalu.
Pariman menceritakan dua bule yang tidak diketahui identitasnya itu datang ke pesta pernikahannya karena mengira tenda hajatan adalah rumah makan. Ia mengaku sengaja memperilakan kedunya menikmati hidangan hajatan.
Pariman mengatakan ada dua alasan yang melatarbelakangi aksinya itu. Pertama karena sifat ramah terhadap orang asing baik itu tamu mancanegara maupun lokal sudah menjadi karakter warga desa di kampungnya.
"Alasannya sederhana sih Mas. Ya saya kan satu, orang desa. Orang desa memang ya kebiasaan kita di masyarakat seperti ini mas," ucap Pariman saat dihubungi wartawan, dilansir detikJogja, Selasa (29/8/2023).
Alasan kedua karena Pariman merupakan salah satu pengelola Ekowisata Sungai Mudal, sehingga sudah terbiasa menerapkan prinsip Sapta Pesona. Sapta Pesona sendiri adalah tujuh unsur yang terkandung di dalam setiap produk wisata serta dipergunakan sebagai tolok ukur peningkatan kualitas produk pariwisata.
"Kedua kan kita tinggal di lingkungan wisata, jadi ya sebisanya menerapkan Sapta Pesona gitu. Kalau di wisata kita ada istilah Sapta Pesona misalnya salam senyum sapa dan santun itu enggak cuma ke bule tapi ke masyarakat lokal," jelasnya.
"Jadi ada dua sisi yang melatarbelakangi seperti itu. Ya memang sebelum ada wisata kita sudah terbiasa seperti itu kepada tetangga, kepada saudara, ditambah ini adanya wisata kita harus lebih menanamkan nilai-nilai tersebut," imbuhnya.
(mud/mud)