Pihak oknum anggota TNI di Palembang mengamuk sambil bawa parang hingga viral di media sosial dimediasi dengan warga. Mediasi difasilitasi Kodim 0418 Palembang bersama Polsek Ilir Barat (IB) II Palembang.
Mediasi berlangsung di Kelurahan 35 Ilir, Jalan PSI Lautan, Kecamatan IB II Palembang, Jumat (18/8/2023) yang dimulai dari pukul 14.00 WIB.
Pantauan detikSumbagsel di lokasi, mediasi yang dihadiri warga RT 21 Lorong Budiman, Ketua RT 21, Lurah 36 Ilir, Kapolsek IB II, Danramil dan seluruh Babinkabtibmas serta beberapa orang anggota Intel Kodim hadir di acara mediasi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awal mediasi berjalan lancar dan tenang. Namun setelah satu jam mediasi tepatnya sekitar pukul 15.00 WIB, suasana mulai sedikit memanas saat keluarga oknum TNI tersebut, Rustam, menyampaikan pendapatnya. Rustam merupakan keluarga dari oknum TNI yang mengamuk hingga menendang speaker.
Warga yang kebanyakan emak-emak ini mulai riuh tidak terima dengan sikap arogan Rustam yang tidak menyampaikan permohonan maafnya di hadapan warga.
"Harusnyo minta maaf dengan kami. Terus tolong diganti speaker yang ditendang itu," kata salah satu warga.
Rustam pun sempat diam. "Mau diganti speaker tapi yang korbannya harus ke sini," ujar Rustam kemudian.
Mendengar perkataan tersebut, warga tambah marah dan sempat riuh. "Sombong nian. Idak nak minta maaf. Arogan nian (Sombong sekali. Tidak mau minta maaf. Arogan sekali)," ujar warga.
Kapolsek dan Danramil yang mendengarkan hal tersebut kemudian menenangkan warga yang mulai sedikit marah.
"Sudah untuk speaker rusak biar saya (Kapolsek) yang ganti. Kita mediasi ini untuk berdamai dan jangan ada ribut lagi," ujar Kompol Wira Satria Yudha.
Mendengar hal tersebut warga pun senang. Lalu warga kembali bertanya.
"Bagaimana kalau kami ingin menghidupkan musik lagi? Karena kami senang bernyanyi untuk hiburan, apalagi emak-emak itulah hiburannya bernyanyi. Namanya saja tinggal di perkampungan padat penduduk pastinya ramai," ujar salah satu ibu-ibu.
"Kami juga kalau nyanyi tidak lama-lama untuk hiburan. Dan bagaimana kalau kami ada acara pernikahan anak-anak kami dan ingin ada acara orgen tunggal apakah harus izin dulu?" kata warga yang lain.
"Tidak ada masalah kalau ibu-ibu mau nyanyi asal jangan sampai malam dan kita tetap menjaga kerukunan dan kenyamanan sesama warga lainnya," kata salah anggota TNI dari Kodim.
Dian, salah satu warga Lorong Budiman mengatakan, oknum anggota TNI itu dua bersaudara. Mereka tidak senang kalau ada suara berisik, padahal kemarin ada lomba 17 Agustus.
"Mereka tidak senang ada suara berisik. Selain itu kalau malam juga ada yang main gaplek sambil jaga malam mereka juga tidak terima. Padahal bapak-bapak itu main gaplek sambil jaga malam biar tidak ngantuk dan lingkungan tetap terjaga," ungkapnya.
Semenjak ada jaga malam, tidak ada maling di lingkungan tersebut.
"Tapi oknum anggota TNI ini tidak senang kalau ada suara berisik. Padahal menurut kami tidak berisik. Namanya tinggal di perkampungan harus terima risikonya," ujarnya.
Usai mediasi yang cukup alot, akhirnya sekitar pukul 17.00 WIB mediasi pun selesai. Antara warga dan oknum anggota TNI yakni Rustam akhirnya berdamai dan menandatangani surat perdamaian.
Sebelumnya diberitakan bahwa oknum TNI di Kelurahan 36 Ilir marah-marah sambil mengibas-ngibaskan sajam kepada warga. Hal itu dilakukan bertepatan dengan lomba 17-an. Oknum TNI tersebut tidak suka dengan suara berisik. Kejadian ini terekam kamera warga dan menjadi viral di media sosial.
(des/mud)