Di era Perang Dingin antara periode 1947-1991, Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet (Rusia) berlomba dalam hal inovasi alat utama sistem pertahanan (alutsista). Jejak-jejaknya masih tersisa.
Kapal-pesawat hybrid MD-160 atau dikenal dengan sebutan Utka, contohnya. 'Kawin silang' kapal laut dan pesawat raksasa ini dulu ditakuti AS, kini cuma diparkir di pantai bekas Pangkalan Angkatan Laut Kaspiysk.
MD-160 dikenal sebagai 'monster laut' Kaspia. Kapal ini dirancang pada tahun 1975 dan pensiun pada akhir tahun 1990-an. Panjangnya 70 meter, tinggi hampir 20 meter. Beratnya mencapai 380 ton. Lebih besar dibanding pesawat Boeing 747.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapal hybrid MD-160 dipakai melakukan serangan laut dengan cepat dan mendadak. Dapat terbang 5 meter di atas laut dengan kecepatan maksimum 550 km/jam. Jauh lebih cepat dibanding kapal perang mana pun.
Hidung dan ekor MD-160 tertanam sistem pelacakan canggih pada masanya. Ia juga menggendong rudal yang dapat menjangkau jarak 120 km.
Karena spek dan kualitasnya yang unik, otoritas intelijen AS (CIA) melacak program alutsista ini.
"WIG kelas Utka adalah kendaraan serangan taktis dan pertahanan pantai untuk Angkatan Laut Soviet. Ia membawa enam rudal jelajah anti-kapal supersonik SS-N-22," ujar pejabat CIA, dikutip dari detikInet, Kamis (17/8).
WIG yang dimaksud CIA adalah Wing-in-ground-effect atau Ground-effect Vehicle (GEV). Ini merujuk pada kemampuannya terbang di area rendah.
MD-160 adalah inovasi teknologi militer luar biasa, terutama dalam peperangan laut. Nasibnya berakhir tragis seiring perubahan politik dan ekonomi yang mengakhiri era Perang Dingin. Uni Soviet pecah. MD-160 teronggok di pantai.
Artikel ini telah tayang di detikInet dengan judul Pesawat Raksasa Rusia Terbengkalai di Pantai, Dulu Bikin AS Merinding.
(trw/trw)