Sejumlah berita menyita perhatian pembaca detikSumbagsel selama sepekan. Mulai dari emak-emak gerebek basecamp narkoba hingga heboh Marawis iringi peresmian gereja.
Berikut dua berita menarik yang dirangkum detikSumbagsel selama sepekan:
Emak-emak Gerebek Basecamp Narkoba
The power of emak-emak! Istilah ini layak diberikan kepada sekelompok emak-emak warga sekitar eks lokalisasi Payo Sigadung atau Pucuk di RT 5, Rawasari, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi. Mereka berani menggerebek sebuah tempat peredaran dan pesta sabu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi emak-emak itu berlangsung pada Sabtu 22 Juli 2023 lalu. Video penggerebekan kawanan emak-emak itu viral dan mendapatkan dukungan berbagai pihak. Tapi, sisi lain tamparan bagi polisi.
Dalam video berdurasi 4 menit beredar, terlihat puluhan emak-emak berkerumun di depan sebuah bangunan. Video yang direkam emak-emak itu lalu menunjukkan tumpukan dus berisi bong sabu dan duit Rp 28 juta.
"Ini hasil duit penjualan sabu," kata perekam video tersebut.
Perekam video juga menunjukkan bagian dalam bangunan tersebut. Terdapat beberapa ruangan kosong tak terurus. Bangku dan meja berserakan.
Seorang warga berinisial S mengatakan penggerebekan ini merupakan puncak keresahan atas meningkatnya angka kriminal di wilayahnya yang diduga dampak pemakaian narkoba.
"Banyak yang kehilangan mesin air, motor, laptop di sekeliling sini. Jadi ibu-ibu ini sudah resah," kata wanita berusia 38 tahun tersebut di lokasi, Minggu (23/7/2023).
"Semenjak ada basecamp inilah, tingkat kriminalitas tinggi. Tidak aman warga," menambahkan.
Aktivitas ilegal di basecamp tersebut sudah berlangsung selama 1 tahun terakhir. Warga sudah melapor ke pihak kepolisian, namun tak kunjung ditindaklanjuti hingga warga bertindak sendiri.
Sementara itu, Lurah Rawasari, Repulis mengatakan aksi emak-emak itu merupakan bentuk kemarahan atas peredaran narkoba di wilayahnya. Sebab, menyasar pemuda-pemudi.
"Mungkin ini karena sudah resah ya, sudah bercampur juga dengan kesal dan marah, makanya emak-emak itu lakukan aksi tersebut. Lokasi itu sudah berapa kali sebenarnya diingatkan tetapi tak juga mau mendengar malah semakin ramai saja mulai dari pemuda di sana lalu banyak juga warga dari luar pula," ujar Repulis.
Baca juga: Emak-emak Beraksi, Kasat Narkoba Diganti |
Penjelasan Polisi
Kapolresta Jambi Kombes Eko Wahyudi mengatakan penggrebekan basecamp oleh emak-emak itu dilakukan karena satu jam sebelumnya ada 6 warga yang ditangkap terkait narkoba.
"Pada pukul 14.30 sudah ada TO (target operasi) yang mau kita amankan di daerah Rawasari itu, eks lokalisasi Pucuk itu. Lalu berangkatlah anggota di sana, ada 6 orang yang ditangkap bukan TO itu," kata Eko, Minggu (23/7/2023).
Namun saat 6 orang itu diamankan polisi, diduga ada yang memprovokasi warga. Kemudian warga melakukan penggerebekan di basecamp tersebut.
"Setelah kita amankan di Polresta Jambi. Ada satu orang istri yang tidak terima. 'Kenapa suami saya ditangkap, bandarnya tidak'," katanya.
Eko menjelaskan bahwa dari 6 warga yang diamankan sebelumnya diduga menjadi pengedar di basecamp yang digerebek emak-emak tersebut.
Kasat Narkoba Polresta Jambi Kompol Niko Darutama mengatakan pemilik rumah yang digerebek warga itu diamankan untuk diperiksa."Kenapa satu yang diamankan, karena dia yang punya tempat. Itu pun dia tidak ada di lokasi di sebelahnya," kata Niko.
Kasat Narkoba Diganti
Aksi emak-emak itu berbuntut panjang hingga Kasat Narkoba Polresta Jambi Kompol Niko Darutama tiba-tiba diganti. Meski, keterkaitan pergantian jabatan itu dibantah Polda Jambi.
"Tidak ada (kaitan emak-emak gerebek basecamp narkoba). Hanya tour of duty dan tour of area saja sesuai penjelasan di atas tersebut," ujar Kabid Humas Polda Jambi Kombes Mulia Prianto, Rabu (26/7/2023).
Mutasi itu tertuang dalam Surat Telegram Kapolda Jambi, nomor: ST / 867 / VII / KEP. / 2023, tanggal 25 Juli 2023, tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan Polda Jambi.
Kasat Narkoba Polresta Jambi Kompol Niko Darutama dimutasi menjadi Kanit 1 Subdit 3 Ditreskrimsus Polda Jambi. Posisinya digantikan Kompol Johan Cristy Silaen yang sebelumnya menjabat PS Kasubdit 3 Ditreskrimum Polda Jambi.
Selanjutnya, jabatan Kasubdit 3 Ditreskrimum Polda Jambi akan diisi Kompol Muhammad Aulia Nasution yang sebelumnya Kanit 1 Subdit 3 Ditreskrimsus Polda Jambi.
Pro Kontra Marawis Iringi Peresmian Gereja
Penampilan Marawis dalam peresmian Gereja Katolik Paroki Santo Yoseph, Muara Enim menuai pro dan kontra. Polisi menganggap sebagai bentuk kerukunan antarumat beragama, sementara MUI menyesalkan.
Peresmian gereja itu berlangsung di Lawang Kidul, Tanjung Enim, Muara Enim pada Rabu 19 Juli 2023 lalu dihadiri sejumlah pejabat dan tokoh lintas agama. Salah satunya Kapolres Muara Enim AKBP Andi Supriadi.
"Iya benar, jadi kegiatan ini tujuannya murni meningkat kerukunan (toleransi) antarumat beragama bagian menjaga kerukunan persatuan NKRI," kata AKBP Andi dikonfirmasi detikSumbagsel, Minggu (23/7/2023).
Ia menjelaskan acara ini bukan bagian dari kegiatan ibadah umat Nasrani, melainkan hanya seremonial peresmian gereja yang selesai direnovasi.
Andi memastikan kegiatan tersebut digelar di halaman gereja, bukan dalam aula tempat umat Nasrani beribadah. Ia berharap tidak ada kesalahpahaman terkait penampilan Marawis tersebut.
"Kami berharap, agar kegiatan peresmian tersebut ini tidak digoreng, karena tidak ada kegiatan ibadah maupun mencampuradukkan kaidah ajaran agama masing-masing. Marilah kita menjadi bagian yang menjaga dan memperkokoh kerukunan antar umat beragama, Bhinneka Tunggal Ika. Bukan malah menjadi pemicu oknum yang tidak bertanggung jawab," jelas Andi.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumsel, Mal'an Abdullah beranggapan tidak ada yang salah dengan kegiatan tersebut. Sebab, hanya sebatas seremonial saja.
"Yang dilarang itu kan ibadahnya atau kita mengikuti ibadahnya, baru dilarang. Ini, kan ceremony peresmian gereja yang bukan hanya menampilkan seni Marawis saja tetapi menampilkan kesenian lain juga," kata Mal'an saat dihubungi, detikSumbagsel, Rabu (26/7/2023).
Menurutnya penampilan Marawis ini menunjukkan kehidupan antar umat beragama di wilayah tersebut tetap terjaga. Bahkan dinilai sebagai niat baik.
"Itu sesuatu yang sungguh-sungguh bagi saya tentang kehidupan bertoleransi antar umat beragama. Dan bukti tidak ada salah paham dengan batas-batas agama yang sudah sangat dipahami," katanya.
MUI Sumatera Selatan Menyesalkan
Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumsel KH Ayik Farid Alay Idrus menyesalkan musik Marawis mengiringi peresmian gereja. Ia menilai sudah di luar batas toleransi.
"Kami pun menyesalkan kalau itu ada, tapi untuk yang akan datang dan ke depannya jangan sampai terjadi lagi," ungkapnya.
Menurutnya, toleransi antarumat beragama ada batasannya. Selama itu mengandung nilai-nilai syariah serta ibadah dan pemujaan kepada Allah, tidak bisa dijadikan alasan toleransı.
"Kalau dia mengandung tiga nilai tersebut, menurut pendapat kami tidak boleh (jadi media toleransi). Jadi diharapkan jika itu adalah hal yang khilaf. Ke depannya jangan terjadi lagi. Yang sudah terjadi jadikan suatu pelajaran dan jangan diulang lagi di waktu yang akan datang," ujarnya.