Pendeta di Jambi Curhat Sulit ke Gereja Akibat Akses Jalan Ditutup Tembok

Pendeta di Jambi Curhat Sulit ke Gereja Akibat Akses Jalan Ditutup Tembok

Ferdi Almunanda - detikSumbagsel
Senin, 24 Jul 2023 17:15 WIB
Akses jalan gereja di Jambi ditutup dengan tembok.
Foto: Dok. Pribadi Ruyanto Situmorang
Muaro Jambi -

Seorang pendeta di Jambi bernama Ruyanto Situmorang curhat bahwa akses jalan utama menuju gerejanya tertutup tembok. Jemaat mesti berjalan kaki ratusan meter mencari jalan lain agar bisa menuju gereja.

Ruyanto Situmorang merupakan pendeta di Gereja Pantekosta Indonesia, yang berlokasi di RT 08 Desa Sukamakmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi. Gereja tersebut berada tepat di tengah kawasan perkebunan kelapa sawit.

"Jadi ceritanya begini. Gereja kami ini awalnya berada di salah satu ruko yang kami kontrak selama 7 tahun. Kami kemudian mengumpulkan dana untuk bisa membeli sebidang tanah buat membangun gereja untuk kami beribadah. Kemudian terbangunlah gereja di sana," ungkap Ruyanto kepada detikSumbagsel, Senin (24/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ruyanto mengaku selama ini sudah mengurus seluruh izin pembangunan gereja di sana. Izin sudah didapat mulai dari tingkat RT, warga sekitar, tokoh masyarakat, hingga tokoh agama. Mereka juga mengaku sudah mendapat surat keterangan tanda lapor dari desa dan kecamatan.

Gereja itu sendiri masih dalam proses pembangunan. Kondisi bangunan masih ala kadarnya. Jemaat masih beribadah dengan rangka bangunan kayu berlapis terpal.

ADVERTISEMENT

Meskipun izin tak dipersoalkan, Ruyanto menyebut kini ada beberapa pemilik lahan yang berdekatan dengan gereja menutup akses jalan tersebut dengan beton.

"Akses jalan utama menuju gereja itu malah ditutup tembok tinggi oleh warga yang membuat kami kesulitan. Kami sudah berupaya meminta pengertian dari beberapa pemilik lahan di sana agar dapat memberikan akses jalan buat jemaat kami biar dapat beribadah," tutur Ruyanto.

Selain jalan akses ditutup, imbuhnya, ada juga akses jalan yang digali hingga berlubang besar sehingga jemaat juga tidak bisa melintasinya.

"Kami beli lahan itu karena jemaat gereja kami semuanya warga Bahar. Kami beli lahan di sana agar kami tak menyewa ruko lagi untuk bisa kami beribadah. Kami ingin punya tempat beribadah yang baik," sebutnya.

Kini, untuk bisa mencapai gereja, jemaat harus melewati jalan lain yang masih penuh semak belukar. Kendaraan bermotor juga tidak bisa melintas sehingga jemaat harus berjalan kaki.

"Kami berharap jangan sampai akses yang kami lalui ini tiba-tiba ditutup lagi," ungkap Ruyanto.

Selain itu, Ruyanto juga berharap bisa segera mendapatkan solusi dari pemerintah setempat. Mulai dari perangkat desa hingga bupati maupun gubernur.

"Kami mohon Bapak Gubernur Jambi, Bapak Al Haris bantu persoalan kami ini. Kami butuh solusi yang baik atas kondisi jalan menuju tempat ibadah kami yang dihalangi oleh tembok tinggi. Sejak dulu tembok ini tak pernah ada," ujarnya.




(des/trw)


Hide Ads