SMA Negeri 7 Merangin, Jambi tahun ajaran baru ini hanya mendapat empat siswa/siswi baru dalam PPDB. Keempat siswa itu pun belajar dalam kelas yang penuh bangku kosong. Sistem PPDB zonasi dituding jadi biang kerok sedikitnya siswa yang masuk ke sekolah tersebut.
Hal itu diungkapkan Kepsek SMAN 7 Merangin, Risman Saragih, Jumat (21/7/2023). Memang SMAN 7 Merangin berdekatan dengan sejumlah SMA Negeri lain.
"Ini tentunya karena soal zonasi ya, karena dari sistem zonasi ini, siswa-siswi yang aturan dekat jaraknya dengan sekolah kami akhirnya lebih memilih sekolah lain yang memang satu kecamatan juga. Padahal kuota kami masih kurang, dan sekarang kami hanya diisi 4 orang siswa," ujar Risman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain karena sistem zonasi, diaku Risman sekolah yang dipimpin banyak fasilitas yang masih kurang, bangunan sekolah juga cukup tua dan belum direnovasi. Namun untuk akreditasi sekolah menurutnya SMAN 7 sudah berakreditasi A.
"Kalau untuk akreditasi sekolah ini, kami mendapatkan nilai A. Nilainya pun paling tinggi dari sekolah lain (di Merangin). Tetapi ya begitu, murid barunya hanya 4 orang saja," kata Risman.
Ia bercerita awalnya ada 9 orang yang mendaftar tahun ini, Namun di tengah jalan siswa-siswi itu mundur. Dengan hanya 4 orang siswa, pihak sekolah pun tetap membagi empat siswa itu ke dua lokal yang masing-masing diisi 2 siswa. Padahal tenaga pengajar di sekolah diyakini cukup.
"Kalau untuk tenaga pengajar, saya yakin sekolah kami tidak sedikitpun kekurangan, ada PNS ada pula PTT. Insyallah guru sangat memadai, kalau sekarang karena siswa kurang terpaksa guru-guru kita cari ngajar tambahan di sekolah lain," ucap Risman.
Ia mengaku sudah melapor ke Dinas Pendidikan Provinsi Jambi soal sepinya siswa di SMAN 7. Namun menurutnya hingga kini belum ada tindak lanjut.
Ia menuding sistem PPDB berbasis zonasi menjadi salah satu penyebab sepinya siswa baru di SMAN 7 Merangin. Menurutnya, sistem zonasi mudah dipermainkan, terlebih sudah banyak kasus terjadi di daerah lain.
Minimnya jumlah murid baru di SMAN 7 Jambi juga bukan hanya terjadi tahun ini. Pada tahun ajaran baru 2022, mereka juga hanya menerima 17 murid baru.
Padahal, jika dilihat dari jumlah jumlah lulusan SMP di Kota Bangko, Kabupaten Merangin, harusnya cukup banyak siswa yang masuk ke sekolah tersebut.
"Untuk jumlah siswa SMP saja di sekitaran Kota Bangko ini ada 800 lebih yang dinyatakan lulus. Tetapi karena masalah zonasi PPDB ini yang harusnya kami dapat menerima siswa dengan jarak terdekat, malah tertampung di sekolah lain yang mana sistem zonasi itu bisa saja dimainkan," terang Risman yang baru menjabat kepala sekolah di SMAN tersebut.
"Tak banyak yang kita butuhkan. Kuota sebenarnya cuma terisi dua lokal (kelas) saja. Jika tidak terisi kan tidak mungkin guru pegawai kami di sini tak mencari jam tambahan, apalagi dia statusnya PNS. Jika begini terus sampai tahun depan, khawatir sekolah ini bisa saja terancam tutup," paparnya.
(nkm/nkm)