PD Petro Prabu mengungkap dugaan penyebab pipa gas Pertamina meledak dan membakar 3 bocah di Prabumulih, Sumatera Selatan. Menurut mereka, meskipun pipa itu sudah sesuai standar, ada faktor lain yang bisa menyebabkan pipa bocor.
Direktur Utama PD Petro Prabu, Azhari mengatakan bahwa sebelum terjadinya ledakan tersebut, warga di sekitar memang tengah melakukan gotong royong. Gotong royong itu dilakukan dengan dibantu alat berat (ekskavator).
"Menurut info, sebelumnya (sebelum terjadi ledakan) ada gotong royong dan menggunakan alat berat," kata Azhari, Senin (17/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya menduga, alat berat yang digunakan untuk membantu warga itulah yang membuat cacat pada pipa gas di sana hingga mengalami kebocoran.
"Kemungkinan, saat mengais tanah dengan alat berat tersebut kena pipa jargas (jaringan gas) hingga menyebabkan pipa tersebut bocor bahkan hampir putus," katanya.
Namun, katanya, usai mengetahui pipa tersebut mengalami kebocoran, pihak pemilik alat berat tidak langsung melaporkan kejadian itu ke Petro Prabu ataupun ke Pertamina. Titik kebocoran pada pipa itu diduga hanya ditutupi atau ditimbun dengan tanah.
"Sayangnya pihak pelaksanaan tidak melaporkan hal tersebut, bahkan langsung ditutup pakai tanah, hingga terjadi peristiwa (ledakan) tersebut," terangnya.
Kondisi itu kemudian diperparah dengan adanya para bocah yang bermain korek api di sekitar lokasi pipa bocor.
"Kalau langsung dilaporkan, bisa langsung diperbaiki. Tapi ini setelah terjadi ledakan barulah kita menerima laporan," katanya.
Kejadian ini mungkin saja dibawa ke ranah hukum karena pipa tersebut merupakan barang vital milik negara. Namun, Azhari belum dapat memastikan. Dia mengaku lebih memilih jalur musyawarah dulu dan memastikan korban anak-anak itu dapat segera pulih.
"Belum (sampai ke ranah hukum). Akan kita musyawarahkan dulu. Yang penting korban sudah diobati di RSUD Prabumulih," jelasnya.
Sebelumnya, polisi mengungkap hasil penyelidikan sementara. Diduga ledakan terjadi karena ada percikan korek api yang dimainkan oleh para bocah di sekitar pipa.
(des/des)