AA (9) dan AG (9), dua bocah di Prabumulih nyaris tewas terbakar akibat ledakan pipa gas ketika mereka ikut gotong royong warga. Tak hanya AA dan AG, satu temannya juga sempat terbakar meski hanya bagian rambut saja.
Peristiwa ini sempat menggegerkan warga Prabumulih. Sebab, ada narasi yang menyebut kedua anak ini meninggal dunia. Namun setelah dikonfirmasi oleh polisi, keduanya selamat dan tengah dirawat di rumah sakit.
Ledakan Bakar 3 Bocah, 2 Alami Luka Bakar Serius
Kapolsek Prabumulih Timur AKP Herry Sulistyo membenarkan kejadian ledakan tersebut. Ledakan pipa gas terjadi di Dusun VII Desa Tanjung Menang, Kecamatan Prabumulih Selatan, Kota Prabumulih, pada Sabtu (15/7/2023) pukul 17.00 WIB
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Herry meluruskan bahwa tidak ada korban tewas dalam kejadian ini.
"Iya benar kejadiannya. Kalau meninggal tidak ada. Yang ada anak-anak sebanyak dua orang menderita luka bakar," ujar Herry, Minggu (16/7/2023).
Pihak kepolisian langsung bergerak menuju lokasi begitu mendapat informasi ledakan pipa gas tersebut. Mereka juga berkoordinasi dengan Pertamina dan PD Petro Prabu untuk memadamkan api serta menangani bagian pipa yang diduga bocor.
"Api di lokasi tersebut berhasil dipadamkan sekitar pukul 18.15 WIB setelah kita bersama warga meminta bantuan ke Pertamina dan PD Petro Prabu," katanya.
Ledakan Dipicu Percikan Korek Api
Setelah berhasil memadamkan api, polisi pun mengusut penyebab ledakan tersebut. Dari hasil olah TKP dan keterangan sejumlah saksi, ledakan diduga terjadi karena korek api yang dimainkan oleh anak-anak.
Dari kejadian itu akhirnya warga mengetahui bahwa salah satu bagian pipa gas mengalami kebocoran.
"Iya, informasinya memang karena ada percikan api dari korek api yang tiba-tiba disambar dari pipa gas bocor. Saat warga sedang gotong royong, anak-anak ini informasinya memainkan korek api dan tiba-tiba kejadiannya seperti itu," lanjut Herry.
Kepala Desa Tanjung Menang Asmadi pun mengakui para warga tidak tahu perihal pipa gas bocor. Jika mereka tahu, Asmadi yakin warga juga tidak mau dekat-dekat lokasi.
Saat itu, katanya, warga sedang bergotong royong membersihkan sekaligus membentuk jalan baru menuju lokasi yang akan dibangun sekolah baru. Gotong royong ini merupakan inisiatif warga sendiri.
"Warga tak tahu kalau pipa itu bocor. Kalau tahu, nggak mungkin warga berani mendekati dan bergotong royong di situ," jelasnya.
Ditanya soal anak-anak main korek api, Asmadi tidak secara gamblang mengatakan bahwa ia melihat langsung. Namun, warga pun rata-rata tidak tahu bahwa anak-anak tersebut bermain korek api.
"Ya namanya juga anak-anak, mainin korek api kan. Nah, terjadilah kebakaran itu," katanya.
(des/des)