Anak Ustaz Jefri Al Buchori, Abidzar Al Ghifari sempat menjadi korban pelecehan seksual saat sedang mengisi acara di satu kafe. Ia pun mengaku tak mau memperpanjang masalah tersebut dan memaafkan pelaku.
Namun Abidzar memberi pesan bahwa siapa saja bisa jadi korban pelecehan seksual, tak melulu wanita.
"Sudah sudah selesai, masalah itu sudah selesai. Dari awal juga nggak mau itu untuk terlalu ter-blow up, nggak penting buat gue. Bukan nggak penting," kata Abidzar, dilansir detikHot, Kamis (13/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun mengimbau pada netizen bahwa pelecehan bisa menimpa siapa saja. Korban pelecehan tak selalu wanita, dan pelaku pria. Bisa juga sebaliknya.
"Penting untuk mengimbau orang-orang bahwa pelecehan itu nggak baik, mau dari cowok ke cewek, cewek ke cowok karena kan sama aja. Jadi sengaja gue selesain emang nggak usah terlalu diperpanjang," kata Abidzar.
Pelecehan yang dialami Abidzar saat mengisi acara di kafe yaitu bokongnya dipegang seseorang. Peristiwa itu pun membuatnya kini lebih berhati-hati.
"Ya harus mencoba lebih jaga diri aja, memperbaiki etika, dan juga hati," ungkapnya.
Sebelumnya Abidzar menceritakan pengalamannya dilecehkan saat bernyanyi di kafe. Ia pun mengaku geram dan menegaskan pelecehan tak hanya terjadi kepada wanita.
Saat itu pihak manajemen Abidzar hendak membawa kasus itu ke polisi jika tidak ada itikad baik pelaku. Namun tak lama, pelaku menghubungi manajemen dan meminta maaf.
"Alhamdulillah pelaku sudah menghubungi dan meminta maaf, serta sangat menyesali perbuatannya," tulis manajemen Abidzar Al Ghifari melalui Instagram Story dilihat, Rabu (12/7/2023).
Meski begitu, manajemen tetap ingin memberikan efek jera pada pelaku. Namun Abidzar tak ingin memperpanjang masalah dan memilih untuk memaafkan pelaku.
"Kami dari pihak manajemen ingin sekali memberikan efek jera dan pelajaran untuk kita semua tentang pelecehan seksual. Namun, talent kami, Abidzar dengan berbesar hati memilih jalan untuk memaafkan pelaku dan tidak men-share chat atau muka pelaku. Kami pun tetap mendukung keputusannya," lanjut manajemen Abidzar.
"Semoga bisa menjadi pelajaran berharga bahwa: Tidak semua orang menerima physical touch" tutupnya.
(nkm/nkm)