Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu meminta Gubernur mengevaluasi kepala sekolah (kepsek) SMA negeri se-Bengkulu menyusul ramainya isu pungutan uang saat penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Edwar Samsi mengatakan, pihaknya telah meminta Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah agar melakukan evaluasi kepada seluruh kepala SMA negeri terkait laporan pungli PPDB. Nominal pungli yang dilaporkan pun beragam, mulai Rp 5 juta hingga Rp 15 juta.
"Saya telah menyampaikan ke Gubernur agar bisa segera melakukan evaluasi pada jabatan kepala sekolah. Bila ditemukan ada yang kinerjanya tidak bagus ataupun masa jabatan terlalu lama, agar segera diganti," kata Edwar dihubungi detikSumbagsel, Kamis (13/7/2023).
Edwar menambahkan, Komisi IV telah memanggil para kepsek SMA negeri di Bengkulu untuk audiensi terkait isu pungli PPDB tersebut. Namun, selain dari Komisi IV, Edwar menegaskan harus ada tindak lanjut juga dari Pemprov.
"Sebelumnya para kepala sekolah ini telah kita panggil terkait adanya isu pungutan liar. Maka dari itu, kita meminta Gubernur melakukan evaluasi kepada para kepala sekolah. Apa yang menjadi keluhan masyarakat harus ditindaklanjuti, karena kita pelayan masyarakat," tutup Edwar.
Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu sendiri telah menanggapi isu ini. Mereka berjanji akan menindak tegas oknum kepala sekolah yang melakukan pungli.
"Kalau ada bukti oknum kepala sekolah yang melakukan pungli, pasti kita sanksi asalkan ada alat bukti yang cukup kuat," ungkap Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu, Saidirman, Rabu (12/7/2023).
Sempat diberitakan seorang wali murid mengeluh anaknya tak lolos jalur zonasi di SMA tujuannya di Kota Bengkulu. Padahal wali murid bernama Hadi (bukan nama sebenarnya) itu mengklaim anaknya sudah memenuhi syarat dan rumah mereka masuk dalam zonasi sekolah tersebut.
Ketika datang ke sekolah, Hadi mengaku dimintai uang Rp 15 juta. Anaknya sempat dipanggil lagi oleh pihak sekolah setelah kabar permintaan uang itu ramai, membuka harapan agar sang anak diterima. Namun akhirnya anak Hadi tetap gagal masuk ke sekolah itu sehingga ia harus segera mencari sekolah pengganti.
(des/des)