BMKG Imbau Warga Sumsel Siaga Karhutla-Bijak Pakai Air Bersih, Ini Alasannya

BMKG Imbau Warga Sumsel Siaga Karhutla-Bijak Pakai Air Bersih, Ini Alasannya

Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Minggu, 09 Jul 2023 16:21 WIB
People cruise along the path north of the pier in Huntington Beach, Calif., Friday, June 30, 2023. (Jeff Gritchen/The Orange County Register via AP)
Foto: AP/Jeff Gritchen
Palembang -

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan mencatat sebagian wilayah di Bumi Sriwijaya masih terjadi hujan sedang hingga deras. Masyarakat pun diimbau waspada terhadap perubahan cuaca saat ini.

Kepala BMKG Sumatera Selatan, Wan Dayantolis mengatakan sejumlah wilayah saat ini masih berpotensi hujan. Cuaca itu masih terjadi hingga pekan depan.

"Wilayah Sumatera Selatan saat ini masih berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat secara tidak merata. Diperkirakan hingga pertengahan bulan Juli 2023," katanya, Minggu (9/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Dayantolis, hujan yang tidak merata dengan tren makin menurun ini perlu diwaspadai. Khususnya dalam kaitan pencegahan peningkatan hotspot dan potensi terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Secara umum 86 persen wilayah Provinsi Sumatera Selatan telah memasuki musim kemarau pada Mei Dasarian 2 hingga Juni Dasarian 1. Maju 1 sampai 3 Dasarian dari normalnya dengan sifat hujan bawah normal,"ujarnya.

ADVERTISEMENT

Meskipun demikian, sambung Wan Dayantolis, ada anomali pola cuaca berupa aktifnya madden julian oscillation (MJO) yang lebih cepat dari siklus biasanya.

"MjO memicu peningkatan curah hujan. Biasanya MJO siklusnya 45-90 hari, berdasarkan citra OLR dalam sepekan masih ada potensi hujan meski tidak merata. Sesudahnya MJO akan ke fase lemahnya," ungkapnya.

Untuk itu, 14 persen daerah yang belum masuk musim kemarau di wilayah Sumatera Selatan meliputi zona musim 131 (sebagian besar Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Musi Rawas Utara dan Kota Lubuk Linggau) dan zona musim 137 (sebagian Kabupaten Lahat dan Kota Pagaralam).

"Kami himbau masyarakat seiring mengalami penurunan curah hujan dan akan memasuki puncak musim kemarau di wilayah Sumsel. Masyarakat diharapkan tetap waspada akan dampak yang dapat timbul selama musim kemarau seperti potensi partikel debu yang meningkat, bijak dalam menggunakan air bersih, selalu menjaga lingkungan dari potensi bahaya kebakaran hutan dan lahan," himbaunya.




(ras/ras)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads