Seorang orang tua murid di Bengkulu mengaku dimintai Rp 15 juta oleh pihak sekolah saat mau mendaftarkan anaknya lewat jalur prestasi. Usai isu mencuat, pihak sekolah memanggil ortu murid tersebut.
Kronologi
Hadi (bukan nama sebenarnya) menceritakan anaknya sudah mendaftar sistem zonasi untuk masuk SMA Negeri 5 Kota Bengkulu yang berada di Kelurahan Sawah Lebar. Namun, sang anak tidak diterima meskipun semua syarat telah dipenuhi.
"Untuk apa sistem zonasi ini dibuat? Kami masuk dalam zonasi sekolah tapi tidak diterima," kata Hadi, Jumat (7/7) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hadi tidak habis cara untuk memperjuangkan pendidikan anaknya. Ia lalu mencoba mendatangi sekolah untuk mendaftarkan anakanya lewat jalur prestasi, namun ditolak.
"(Saya) mencoba jalur prestasi juga tidak bisa. Setelah saya datangi, malah pihak sekolah meminta uang Rp 15 juta agar bisa masuk," ungkap Hadi.
Ia menyebut perlakuan itu tidak hanya dialami olehnya. Ada wali murid lainnya juga yang dimintai uang untuk bisa masuk ke sekolah tersebut.
"Saya tanya ke wali murid lain juga mengalami hal yang sama. Saya cuma minta keadilan agar anak saya bisa sekolah," jelas Hadi.
Bantahan Sekolah
Sementara itu, Ketua Panitia Penerimaan Siswa Baru SMAN 5, Hendra Gunawan menepis tudingan adanya permintaan uang agar siswa bisa diterima.
"Itu fitnah kalau pihak kami meminta uang agar (calon siswa) bisa diterima di sekolah. Siapa orangnya, tunjukkan ke kami," ujar Hendra, terpisah.
Dia menegaskan pihak sekolah tidak pernah menolak siswa yang mendaftar. Sebab, pendaftaran sudah dilakukan secara online sehingga hasilnya otomatis.
"Yang menolak itu sistem, bukan kami. Kalau sudah diterima oleh sistem, baru melakukan pendaftaran (ulang) ke sekolah," tegasnya.
Hendra mengaku memang pernah mendengar selentingan dari orang-orang khususnya wali murid bahwa ada isu sekolah meminta uang ke calon siswa. Namun, menurutnya hal itu tidak benar karena pendaftaran sudah tersistem.
Sedangkan untuk jalur prestasi, calon siswa juga diseleksi kembali agar tidak menumpuk di satu jenis prestasi saja.
"Untuk jalur prestasi kita pilah-pilah kembali, karena tidak mungkin semua kuota diisi pada prestasi yang sama. Kita juga punya kriteria soal jalur ini. Sekali lagi saya katakan, kita tidak pernah meminta uang kepada calon siswa," kata Hendra.
Ortu Murid Dipanggil Sekolah
Hadi mengaku pihak sekolah memanggil anaknya dan beberapa calon murid lain bersama orang tua/wali masing-masing untuk membicarakan penerimaan siswa baru. Hal ini setelah isu permintaan duit Rp 15 juta mencuat.
"Kita dipanggil kembali oleh pihak sekolah. Anak saya masih diminta menunggu hingga dikabari pihak sekolah," terang Hadi, Sabtu (8/7).
Tak cuma berharap anaknya diterima di sekolah tersebut, Hadi juga berharap agar biaya pendidikan yang dikenakan nanti bisa ringan.
"Saya berharap anak saya bisa diterima, karena saya hanya berprofesi sebagai kuli panggul di pasar," imbuhnya.
(mud/mud)