Berbagai peristiwa terjadi di Sumatera Selatan selama sepekan antara 3-8 Juli 2023. Ada kisah yang memilukan seperti meninggalnya mempelai wanita tak lama setelah ijab kabul, serta balita yang meninggal di gendongan orang tuanya saat dibawa ke puskesmas.
Ada pula yang menggegerkan seperti kisah kepala desa yang dituding membongkar ratusan makam warga, hingga dipolisikan oleh para ahli waris. Selain itu, ada juga berita bencana banjir di mana rumah warga hanyut dan salah satu penghuninya meninggal.
Berikut rangkumannya dihimpun detikSumbagsel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kades Dituding Bongkar Ratusan Makam Warga
Puluhan warga melaporkan Kepala Desa Sugih Waras, Ogan Komering Ilir (OKI) bernama Ludi ke polisi. Ludi dituding membongkar ratusan makam warga di TPU Panca Bambu.
"Pembongkarannya itu sekitar seminggu yang lalu dan tanpa ada pemberitahuan ke kami. Kami baru tahunya makam leluhur kami di TPU sudah dibongkar," kata salah satu ahli waris, Usmarian, Kamis (6/7/2023).
Hal itu pun dibantah langsung oleh Ludi. Dia memang membongkar makam warga, tapi tidak sampai ratusan. Hanya 2-3 petak, untuk dibuat jalan.
"Kalau memang ada ratusan makam warga yang digusur, pasti batu-batu nisannya berserakan, tapi nyatanya kan tidak ada," tegas Ludi.
Banjir di OKU Selatan Hanyutkan 2 Rumah
Sebuah video menampilkan banjir di Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan menghanyutkan sebuah rumah. Diketahui salah satu penghuni rumah tersebut meninggal. Banjir terjadi pada Rabu (5/7/2023) pagi, mulai pukul 05.00 WIB.
"Data sementara 202 rumah terendam banjir. Jumlah jiwa (terdampak) 457," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU Selatan Koni Ramli.
Koni membenarkan bahwa ada rumah warga yang hanyut saat banjir. Bukan hanya satu, tapi dua. Kedua rumah itu milik Arianto (40) dan Karno (60). Selain rumah, dua jembatan juga hanyut yakni Jembatan Wisata Gemuhak dan Jembatan Gantung Desa Lawang Agung, Kisam Tinggi.
Mempelai Wanita Meninggal 5 Menit Usai Akad
Dwi Oktaviani (39) mengembuskan napas terakhir tepat 5 menit setelah ijab kabul pada Minggu (2/7/2023). Akad nikah di Kecamatan Kalidoni, Kota Palembang ini pun berakhir menjadi kedukaan bagi keluarga Dwi.
Kejadian tersebut awalnya viral di media sosial. "Ijab kabul pagi dan meninggal juga pagi jadi sore dimakamkan," ungkap kakak Dwi saat ditemui di kediamannya, Senin (3/7/2023).
Sebelum ijab kabul, kondisi Dwi sudah kritis. Namun, calon suaminya tetap bertekad melangsungkan pernikahan sehingga ijab kabul dilakukan jarak jauh. Mempelai pria di rumah, mempelai wanita di rumah sakit.
"Setelah pembacaan doa, terdengar nada panggilan pada HP dari pihak wanita yang berada di teras rumah. Sontak terdengar tangisan ibu-ibu di dalam rumah, yang ternyata telepon dari RS memberitahukan bahwa pengantin wanita mengembuskan napasnya yang terakhir," terang Camat Kalidoni, Rama Cahaya Putra.
Balita Meninggal di Gendongan Orang Tua Saat Dibawa ke Puskesmas
Meilani Tari Algani (4), balita di Kabupaten Empat Lawang mengalami muntaber dan dibawa orang tuanya ke puskesmas pada Minggu (2/7/2023) dinihari. Namun di perjalanan, Meilani meninggal dalam gendongan orang tuanya.
Kejadian ini awalnya disaksikan oleh Kapolsek Pendopo, AKP Dwi Sapri Adi yang berpatroli bersama anggotanya di Desa Landur. Kapolsek sempat menawarkan tumpangan pada orang tua Meilani.
"Jarak tempuh dari rumah almarhumah ke Puskesmas cukup jauh, yakni 10 kilometer," ungkap Dwi.
Kepala Dinas Kesehatan Empat Lawang, Hepy Safriani menambahkan, orang tua Meilani pergi mengantarkannya dengan berjalan kaki karena sebelumnya mereka bermalam di kebun.
"Tak ada kendaraan umum dari kebun untuk menuju desa dan harus berjalan kaki," katanya.
(des/des)