Pasca viral di media sosial karena diduga memalak sopir yang melintas di jalan rusak, warga Batik Nau, Bengkulu Utara kini tidak lagi membantu kendaraan yang melintasi jalan rusak tersebut. Padahal kehadiran warga membantu pengendara yang melintas agar tidak terjadi kecelakaan.
Camat Batik Nau, Sabani mengatakan bahwa sebelumnya warga secara sukarela membantu kendaraan yang melintas. Namun, saat ini warga tampaknya tidak akan mengatur lalu lintas lagi di lokasi.
"Warga siap untuk tidak berjaga di jalan rusak," ungkap Sabani, Kamis (6/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sabani, hal itu karena warga kapok dikatakan memalak sopir yang lewat hingga viral di media sosial. Sabani khawatir jika tanpa dibantu oleh warga, pengendara yang lewat bisa terlibat kecelakaan.
"Kalau tidak dijaga di jalan yang putus karena rusak, bisa menimbulkan korban nyawa. (Warga) sukarela, tidak ada pemaksaan," lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya bahwa sejumlah warga Batik Nau viral lantaran diduga memalak sopir yang melintas di desa mereka, Desa Selolong. Dalam unggahan tersebut juga terdapat narasi bahwa permintaan uang atas perintah kepala desa.
Sabani menyatakan bahwa narasi dalam video tersebut tidaklah benar. Begitu video beredar, dia mengaku langsung datang ke lokasi untuk mengecek kebenaran tentang aksi pemalakan.
"Saat video itu beredar, saya langsung mengecek lokasi yang ada di media sosial. (Ternyata) karena jalan rusak parah, warga berinisiatif membantu kendaraan yang lewat agar tidak terjadi kecelakaan," jelasnya.
Terkait permintaan uang itu, Sabani menuturkan tidak ada perintah dari kepala desa seperti narasi yang beredar. Selain itu, warga meminta uang sukarela ke sopir yang lewat.
"Tidak ada pemalakan, apalagi atas perintah kepala desa. Kita sudah cek langsung ke lokasi," imbuh Sabani.
(des/des)