Tiktoker asal Kerinci, Jambi, Emboy Yasandra (27) alias Popo Barbie ditangkap karena video masturbasinya dengan manekin viral. Polisi menyebut video itu sengaja disebarkan Popo melalui status WhatsApp-nya. Lantas apa kata psikolog terkait perbuatan Popo Barbie itu?
Psikolog Klinis Dini Dermayanti, M.Psi menyatakan bahwa perilaku seperti Popo ini biasanya mengarah kepada dua gangguan kepribadian, yakni gender dysphoria atau disforia gender dan ekshibisionisme.
Dosen Prodi Psikolog Islam STAI Sarolangun itu mengatakan, disforia gender adalah kondisi di mana seseorang mengalami pertentangan dalam dirinya terkait perbedaan jenis kelamin berlawanan dengan peranan lawan jenisnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kemungkinan atau kecenderungan mengalami gender dysphoria. Ini merupakan gangguan pada identitasnya. Dia berjenis kelamin laki-laki namun dia merasa bahwa dirinya itu memiliki peranan lawan jenisnya. Berkaitan dengan gender dysphoria itu di mana dia mengubah penampilan yang berlawanan dari jenis kelamin," kata Dini, Senin (3/7/2023).
Dini menjelaskan, disforia gender yang bisa terjadi akibat faktor biologis maupun faktor sosialnya. Secara biologis kemungkinan ada gangguan hormon. Lalu, dilihat dari faktor sosial dan psikologisnya, kemungkinan bahwa seseorang dengan disforia gender butuh penerimaan dan pengakuan atas dirinya.
"Terus kemudian bisa saja ini dilakukan untuk diperhatikan, menjadi pusat perhatian, terus juga ingin menjadi orang yang fenomenal yang tidak sesuai dengan norma-norma. Nah itu, akhirnya dia memilih melakukan tindakan itu," sebutnya.
Gangguan disforia gender itu kemudian berdampak pada penyimpangan seksual yang cenderung mengarah ke ekshibisionisme. Ekshibisionisme adalah kecenderungan seseorang mendapatkan kepuasan setelah orang lain melihat alat kelaminnya itu.
"Kemungkinan dampak dari gender dysphoria itu sendiri, kalau dilihat itu gangguan parafilia, yaitu kecenderungan mengarah ke ekshibisionisme. Yang akhirnya dia mengalami ejakulasinya itu, mendapat kepuasan itu ketika orang-orang melihat kondisi itu," jelasnya.
Dini mengatakan penyebab dari ekshibisionisme salah satunya karena faktor antisosial. Bisa juga faktor traumatik dari orang-orang sekitarnya sehingga memunculkan sifat narsistik untuk dikagumi.
"Penyebabnya yang pasti banyak faktor. Kemungkinan antisosial, bisa juga kecanduan pada seksnya. Orang yang eksibisionisme, biasanya orang terdekat dia ini sering mempermalukan yang akhirnya itu menimbulkan trauma pada individu itu. Sehingga memunculkan sifat narsistik, keinginan menjadi pusat perhatian dan dikagumi," ucapnya.
Dini menilai, harus dilakukan assesment dan pendampingan terhadap Popo Barbie untuk mengetahui secara pasti gangguan atau kelainan apa yang mungkin dialaminya, serta bagaimana penanganannya.
"Dari kasus ini butuh assessment, Popo ini harus mendapat pendampingan psikologis, dukungan keluarga sebagai support system," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, TikToker Popo Barbie ditangkap Polres Kerinci karena video masturbasi dengan manekin. Ia diamankan pada Sabtu (1/7/2023) di rumahnya di Desa Pendung Mudik, RT 2, Kecamatan Air Hangat, Kabupaten Kerinci, Jambi.
Popo sempat dilakukan pemeriksaan oleh polisi kemudian jadi tersangka dan ditahan. Atas perbuatannya, Popo dijerat melanggar UU Pornografi dan ITE.
(des/des)