Penjelasan Disdik OKI soal Siswa SD Pakai Payung di Kelas Saat Hujan

Sumatera Selatan

Penjelasan Disdik OKI soal Siswa SD Pakai Payung di Kelas Saat Hujan

Candra Setia Budi - detikSumbagsel
Rabu, 21 Jun 2023 22:04 WIB
Siswa SD di OKI belajar di dalam kelas pakai payung karena hujan
Foto: Tangkapan layar video
Ogan Komering Ilir -

Kisah siswa SD Negeri 2 Rantau Lurus (Filial) di Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan viral karena harus belajar dalam kelas memakai payung. Kejadian itu sendiri akhirnya mendapat tanggapan dari dinas pendidikan setempat.

Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten OKI Purnomo membenarkan bahwa sekolah tersebut merupakan filial atau kelas jauh.

"SDN 2 Rantau Lurus itu merupakan filial. Sekolah induknya SDN 3 Simpang Tiga, Desa Laya. Itu (SDN 2 Rantau) merupakan daerah transmigrasi tahun 2015," kata Purnomo saat dihubungi detikSumbagsel, Rabu (21/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Purnomo menjelaskan, jarak sekolah induk ke filial kurang lebih 35 kilometer. Butuh waktu selama 6,5 jam untuk mencapai lokasi melalui jalur darat dan sungai.

"Untuk ke lokasi memakan waktu yang cukup lama kurang lebih 6,5 jam. Dari Kayuagung, ibu kota Kabupaten OKI, ke ibu kota Kecamatan Tulungselapan itu ditempuh kurang lebih 4 jam. Kemudian dari ibu kota kecamatan di Tulungselapan naik speedboat ke sekolah yang dimaksud kurang lebih 2,5 jam," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Kata dia, jumlah murid di SDN 2 Rantaun Lurus ada 66 siswa dari kelas I sampai kelas VI. Sedangkan untuk jumlah gurunya ada 12 orang

"Gurunya ada 12, termasuk sekolah induknya. Yang PNS 3 orang dan yang lainnya honorer. Untuk di SDN 2 (Rantau) itu ada 6 guru. Satu PNS dan sisanya honorer. Cukuplah untuk guru mengajar di sana," ungkapnya.

Purnomo menceritakan, sekolah itu dibangun pada tahun 2015 silam berbarengan berdirinya desa di sana. Ada 3 lokal atau kelas di sekolah tersebut. Kemudian, terjadi bencana puting beliung pada akhir tahun 2021 yang memporak-porandakan bangunan sekolah.

"Hanya tersisa satu lokal (kelas) yang masih layak. Atas kesepakatan warga, karena anaknya ingin belajar, jadi sisa dari bencana tadi dibangun seadanya. Jangan sampai proses belajar mengajar terganggu," ujarnya.

Dia mengatakan, perbaikan tidak bisa segera dilakukan setelah bencana karena angin puting beliung terjadi pada akhir 2021. Penganggaran 2022 sudah selesai pada saat itu. Disdik Kabupaten OKI baru bisa menganggarkan perbaikan sekolah pada akhir 2022 dan direalisasikan tahun 2023 ini.

"Sudah ada pengalokasian untuk pembangunan sekolah tersebut, namun belum dimulai untuk pembangunannya. Dananya dari APBD. Untuk pembangunan sekolah itu, jika tidak ada halangan, bulan depan sudah mulai dilakukan," jelasnya.

Purnomo mengaku selama ini tidak pernah mendengar informasi terkait masalah atap bocor di sekolah tersebut dan baru mendapat informasi sekarang ini.

Namun, dia mengapresiasi guru dan kepala sekolah yang mau mengabdi di sekolah itu. Sebab, jarak sekolah cukup jauh 35 kilometer dari Kota Kayuagung. Purnomo pun berterima kasih kepada publik dan media atas informasi tersebut.

"Kami terima kasih kepada rekan-rekan media dan guru-guru di sana. Mereka adalah pejuang-pejuang pendidikan di daerah dan patut kami apresiasi setinggi-tingginya untuk mereka," ungkapnya.




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads