Fakta-fakta Hilangnya Kapal Selam Wisata Ekspedisi Bangkai Titanic

Internasional

Fakta-fakta Hilangnya Kapal Selam Wisata Ekspedisi Bangkai Titanic

Tim detikNews - detikSumbagsel
Selasa, 20 Jun 2023 18:03 WIB
FILE - This undated photo provided by OceanGate Expeditions in June 2021 shows the companys Titan submersible. On Monday, June 19, 2023, a rescue operation was underway deep in the Atlantic Ocean in search of the technologically advanced submersible vessel carrying five people to document the wreckage of the Titanic, the iconic ocean liner that sank more than a century earlier. (OceanGate Expeditions via AP, File)
Foto: OceanGate Expeditions via AP, File
Palembang -

Sebuah kapal selam wisata penjelajah bangkai Titanic hilang dari radar pada Minggu (18/6). Kapal tersebut kini tengah dalam pencarian setelah dua hari. Diketahui persediaan oksigen di kapal selam tersebut hanya bertahan empat hari saja.

Dilansir detikNews, kapal selam yang dioperasikan OceanGate Expeditions itu sejatinya hendak menjelajah di sekitar bangkai kapal Titanic yang legendaris. Namun pada saat penyelaman, tiba-tiba kapal tersebut hilang kontak di Samudera Atlantik, tepatnya di lepas pantai tenggara Kanada.

Berikut sejumlah fakta hilangnya kapal selam penjelajah tersebut, dikutip dari detikNews.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kronologi Hilangnya Kapal

Menurut berbagai laporan, ekspedisi menuju bangkai kapal Titanic itu dimulai pada Jumat (16/6/2023). Penyelaman pertama dilakukan pada Minggu pagi. Saat itu, kapal selam tidak berlayar sendiri, melainkan didukung oleh kapal riset Polar Prince milik Kanada.

Setiba di suatu titik di lepas pantai tenggara Kanada, setelah kurang lebih 1 jam 45 menit menyelam, Kapal Polar Prince tiba-tiba kehilangan kontak dengan kapal selam OceanGate tersebut.

ADVERTISEMENT

Kapal Polar Prince berusaha mencari kapal di permukaan sampai malam hari. Pencarian kemudian dibantu juga oleh pesawat P8 Poseidon Kanada pada pagi harinya. Bala bantuan juga datang dari militer Amerika Serikat dan Kanada yang melakukan pencarian sejak Senin waktu setempat.

Pencarian oleh kapal dan pesawat militer kedua negara difokuskan di area sebelah timur Cape Cod, jarak 1.450 kilometer. Pencarian dilakukan salah satunya dengan menjatuhkan pelampung sonar untuk mendeteksi objek hingga kedalaman 4 kilometer.

Namun hingga Selasa siang (20/6/2023), kapal selam tersebut belum ditemukan. Kapal itu sendiri diketahui memiliki cadangan oksigen untuk 96 jam atau 4 hari. Artinya, jika penyelaman dimulai pada Minggu pagi, kemungkinan oksigen akan habis pada Rabu (21/6/2023).

Mengangkut Lima Orang

Mengutip Reuters, dilaporkan ada lima orang yang berada dalam kapal selam tersebut. Yakni satu orang pilot dn empat orang penumpang yang dijuluki 'spesialis misi'. Salah satunya diketahui adalah Hamish Harding, seorang miliarder asal Inggris sekaligus direktur dari Action Aviaton.

Harding diketahui mengumumkan sendiri keterlibatannya dalam penjelajahan bangkai Titanic menggunakan kapal selam tersebut.

"Ekspedisi RMS Titanic 2023. Dengan bangga saya mengumumkan bahwa saya mengikuti Ekspedisi OceanGate untuk Misi RMS Titanic sebagai spesialis misi dalam kapal selam yang turun ke Titanic," ungkapnya dalam sebuah unggahan yang ditampilkan Reuters.

Dalam pengumuman itu juga, Harding sempat menyinggung tentang musim dingin terburuk di Newfoundland atau daerah di mana kapal selam tersebut kemudian hilang kontak.

Penyelaman Ketiga OceanGate ke Bangkai Titanic

Kapal selam yang dilaporkan ini merupakan milik perusahaan bernama OceanGate. Perusahaan tersebut secara rutin melakukan ekspedisi pelayanan tahunan dan tahun ini merupakan yang ketiga kalinya dilakukan ke bangkai Titanic.

Ekspedisi OceanGate dilakukan dengan tujuan mencatat kerusakan bangkai kapal Titanic yang tenggelam pada 1912. Bangkai kapal itu sendiri ditemukan pertama kali pada 1985 dalam kondisi rusak berat karena bakteri memakan bagian logamnya.

Sejak saat itu, berbagai pihak berupaya untuk melakukan ekspedisi ke bangkai kapal guna mengetahui kondisi terkini kapal tersebut. Beberapa pihak juga memprediksi Titanic akan benar-benar habis dan musnah dalam beberapa puluh tahun ke depan.

OceanGate melakukan ekspedisi dengan melibatkan berbagai ahli, utamanya arkeolog hingga ahli biologi kelautan. Selain para ahli di kedua bidang tersebut, ada beberapa orang yang juga bisa ikut dengan membayar sejumlah biaya dan diberi predikat sebagai 'mission specialist' atau spesialis misi, seperti yang dilakukan pada penyelaman kali ini.

Hilang di Kawasan Terpencil

Menurut laporan dari Pusat Koordinasi Penyelamatan Bersama Kanada di Halifax, Nova Scotia, kapal selam tersebut diketahui hilang kontak di sebelah selatan St. John's Newfoundland, berjarak sekitar 700 kilometer. Tim pencarian mengakui bahwa daerah tersebut merupakan wilayah yang sulit untuk dilakukan operasi pencarian.

"Kawasan itu masuk dalam wilayah terpencil, sulit untuk melakukan pencarian di wilayah terpencil. Namun, kami telah mengerahkan semua perlengkapan yang tersedia supaya kita dapat memastikan lokasi kapal itu dan menyelamatkan para penumpang," jelas Letnan Kolonel Len Hickey dari Pusat Koordinasi Penyelamatan Bersama Kanada.

Pernyataan OceanGate

OceanGate Expeditions selaku pemilik kapal selam tersebut juga turut mengerahkan segala daya upaya untuk mencari kapal tersebut. Salah satunya dengan mengendalikan kapal itu dari jarak jauh dengan kedalaman yang dapat ditempuh sejauh 6.000 meter ke lokasi.

Salah seorang penasihat OceanGate, David Concannon, diketahui bahwa sebenarnya dia juga ikut dalam ekspedisi tersebut, tetapi terhalang oleh jadwal lain dengan klien.

"Kami sangat berterima kasih atas bantuan esktensif yang kami terima dari beberapa lembaga pemerintah dan perusahaan laut dalam terkait upaya kami menjalin kembali kontak dengan kapal selam itu," ungkap perwakilan OceangGate Expeditions.

Ekspedisi ini sendiri diketahui memakan biaya USD 250.000 atau setara Rp 3,7 miliar.




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads