Percakapan di grup WhatsApp dari Kadis Kominfotik Pemkot Jambi, Abu Bakar viral di media sosial. Ia disebut memprovokasi pelaporan dan pemrosesan hukum terhadap siswi SMP berinisial SFA yang mengkritik Pemkot Jambi.
Dari tangkapan layar yang beredar, tampak pesan dari nomor kontak bernama 'Pak Abu Bakar' tersebut mengomentari video permintaan maaf SFA. Ia menyebut tak tampak penyesalan dan rasa bersalah SFA saat menyampaikan permohonan maaf dalam video yang diunggahnya di TikTok tersebut.
"Msh tampak angkuhnyo, tak tampak spt org nyesal & bersalah. Mestinyo dio presscon via media massa, mnta maaf scr terbuka kpd semua ASN Pemkot tlh dio fitnah, bukan cuma di akun medsos (tiktok) dio bae..," tulis Abu Bakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun meminta agar laporan tersebut tetap diproses agar SFA dapat efek jera.
"Video ini jugo tak mngklarifikasi substansi yg tlh dia tuduhkan ke Pemkot & pak Wali. Kasi jera dl pak Kabag biar berposes dl, sampe dio guling2" tulisnya lagi.
![]() |
Ketika dikonfirmasi detikSumbagsel, Abu Bakar berdalih kalimat yang diutarakannya itu hanya iseng.
"Itu bukan bentuk keseriusan apalagi dalam percakapan yang di screenshot lalu viral itu juga terdapat emoticon," kata Abu Bakar, Rabu (7/6/2023).
Ia pun menegaskan bahwa Pemkot Jambi tidak anti kritik dan tak mempersoalkan masyarakat mengkritik, sepanjang kritik itu tidak dilakukan dengan hujatan.
"Dan pada intinya dapat dijelaskan lagi jika Pemkot juga tidak anti kritik. Silakan mengkritik tetapi pada substansi yang ada dan tidak menyebutkan hujatan agar kita semua bisa bijak bermedia sosial," katanya lagi.
Dia membantah memprovokasi pelaporan terhadap SFA. Ia menyebut efek jera yang hendak diberikannya ke SFA bukan dipenjarakan melainkan memberikan pelajaran agar SFA bijak bermedia sosial.
"Soalnyakan dalam video yang ada sebutannya ada omongan kerajaan Firaun lalu Pemkot Jambi isinya iblis semua. Hal itulah yang seharusnya jadi persoalan. Dan percakapan itu juga bukan maksud lain hanya bentuk efek jera yang bermaksud bukan untuk memenjarakan melainkan memberikan pelajaran agar yang bersangkutan dapat lebih smart lebih baik lagi dalam bermedia sosial," kata Abu Bakar.
Abu Bakar juga menyayangkan percakapan itu disebar secara terpotong. Dia menyebut Pemerintah Kota Jambi sedang fokus dalam membantu pangkal persoalan yang terjadi antara warga dengan pihak perusahaan asing tersebut yang menjadi awal mula keluhan SFA.
"Dapat perlu diketahui lagi video yang disampaikan oleh adik kita itu juga tercantum bahwa tidak membahas ke inti persoalan melainkan ada berbagai bentuk hujatan. Nah di dalam video-video yang ada itu juga tidak terhadap subtansi yang ada, melainkan hanya hujatan. Maka itu tidak dibenarkan karena menyinggung soal ASN di Pemkot Jambi isinya iblis semua dan Kerajaan Firaun itu kan," ujar Abu.
(nkm/nkm)