Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie bicara status Bandara Hanandjoeddin Belitung. Dia menyebut hingga saat ini belum ada pencabutan status dari bandara Internasional ke bandara domestik biasa.
"Sampai saat ini baik Pemprov maupun Pemkab Belitung belum menerima surat yang menyampaikan bahwa status Bandara Hanandjoeddin telah diturunkan statusnya dari Internasional ke domestik," kata Isyak kepada detikSumbagsel, Senin (5/6/2023).
Namun Isyak tak memungkiri, jika Bandara Hanandjoeddin masuk dalam pembahasan evaluasi bandara internasional yang ada di Indonesia. Namun terkait pencabutan status dari internasional ke penerbangan domestik belum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang kita tahu, yang ada adalah evaluasi. Isinya terkait dengan kontribusi rute internasional terhadap jumlah penumpang yang masuk ke Indonesia. Disitu ada angka-angka kontribusinya misalnya Hanandjoeddin 0.02 dan seterusnya," kata Isyak.
Isyak memastikan saat ini Kabupaten Belitung merupakan kawasan ekonomi khusus, yakni Tanjung kelayang, sepuluh Bali Baru dan Unesco global geopark. Termasuk banyak even internasional diselenggarakan di Kabupaten Belitung.
"Masalahnya adalah yang diharapkan oleh pasar wisata domestik adalah penerbangan reguler. Dan pihak penerbangan seperti air Asia itu sudah siap untuk terbang kembali, karena ada permintaan pasar tersebut," jelansya.
Isyak kemudian menjawab alasan tahun 2022 hingga 2023 tidak ada penerbangan internasional. Menurutnya hal itu terjadi karena terjadi wabah COVID-19.
"Kita Lihat data pada 2019 ada 16 ribu wisatawan yang masuk karena pintu gerbang internasional ini dibuka dari Kuala Lumpur ke Belitung. Lalu kenapa 2020 jadi 7 ribu, karena 2020 setelah bulan Maret keatas COVID datang, jadi penerbangan internasional diberhentikan. 2022 nol dan 2023 jelas nol juga karena entry point belum dibuka," katanya.
Kini Pemkab berharap agar Kementrian Perhubungan bisa mempertimbangkan status prioritas yang diberikan ke Belitung oleh Presiden Jokowi.
"Pak Presiden harus tahu, banyak sekali status diberikan. Tapi kementriaan terkait khususnya Kemenhub ini tidak melihat bahwa ada ke khususan membutuhkan stimulasi pintu gerbang internasional terus dipertahankan dan diberikan kesempatan untuk terbang reguler bukan temporeri atau by event," harap Dia.
"Jadi menurut saya ini penting sekali bagi kami untuk menjaga iklim investasi dimana para investor sudah membeli lahan mempersiapkan pembangunan sektor pariwisata. Tapi tiba-tiba kalau pintunya ini ditutup tentunya ini akan membuat terjadinya kemunduran. Dengan status pariwisata kami yang hari ini udah mulai bangkit kembali setelah pandemi," tegas Isyak.
(ras/ras)