Polisi mengungkap aksi tawuran yang menewaskan pelajar SMA, Fiki Prasetyo (15), di jalanan Kota Palembang. Terungkap selain Fiki ada satu korban lain bernama Eki yang mengalami luka bacok. Setelah ditangkap, pelaku diketahui ternyata sudah berulang kali melakukan aksi tawuran hingga menimbulkan korban jiwa.
Hal itu, diungkapkan Kapolrestabes Palembang Kombes Harryo Sugihartono dalam konferensi pers bersama Dirreskrimum Polda Sumsel, Kombes M Anwar Reksowidjojo di Polrestabes Palembang.
"Perlu kami sampaikan dalam kasus ini terdapat dua korban. Korban pertama yaitu yang meninggal dunia atas nama Fiki dan korban luka bacok bernama Eki," ungkap Kombes Harryo, Jumat (2/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Harryo, para pelaku tawuran yang diamankan tersebut bukan baru kali ini melakukan aksi serupa. Sebelum adanya kasus ini, para pelaku juga pernah diamankan dalam kasus tawuran pada 2022 dan awal 2023 lalu.
"Pelaku ini adalah aktor intelektual dari serangkaian tindak pidana yang sebelumnya juga pernah terjadi, pada tahun 2022 ada kejadian yang sama di Kambang Iwak, korban meninggal dunia dan juga awal tahun 2023 di daerah Demang Lebar Daun," katanya.
Menurutnya Harryo, pelaku yang sudah ditetapkan tersangka itu merupakan ketua atau pentolan dalam serangkaian aksi tawuran tersebut yakni Andre, Rizki dan Reza. Mereka terbilang sosok yang ditakuti oleh sejumlah rekannya yang lain.
"Tersangka ini adalah pentolannya, karena tersangka ini di lingkungan mereka termasuk orang yang disegani, oleh karena itu kita bersyukur tim dari Polda Sumsel dan Polrestabes Palembang berhasil melakukan pengungkapan ini," katanya.
Modus tawuran, katanya, berawal dari para pelaku mendapat instruksi dari admin medsos tawuran yang menjanjikan makanan dan minum bagi para pelaku tawuran yang menjalankan instruksi. Akun tersebut saat ini sudah teridentifikasi.
"Sehingga terbujuk rayu untuk rekan-rekannya melakukan kegiatan penyerangan secara bersama-sama (tawuran) kepada kelompok-kelompok tertentu yang saat ini arahnya sudah menjurus bukan ke orang perorang, tapi sudah bicara dari kelompok, dari Ulu maupun Ilir," katanya.
(nkm/nkm)