Balai Pertemuan Palembang Tidak Terawat

Balai Pertemuan Palembang Tidak Terawat

Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Senin, 29 Mei 2023 09:04 WIB
Balai Pertemuan Palembang di kawasan di komplek BKB Foto: Welly Jasrial Tanjung/detikSumbagsel
Balai Pertemuan Palembang di kawasan di komplek BKB Foto: Welly Jasrial Tanjung/detikSumbagsel
Palembang -

Balai Pertemuan kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) hingga kini masih terbengkalai. Padahal gedung peninggalan Belanda yang terletak di kawasan Sekanak ini, rencananya akan dijadikan gedung kesenian.

"Iya Wali Kota menyetujui balai pertemuan jadi Gedung Kesenian tapi sampai sekarang belum ada realisasi untuk diperbaiki," kata Penggiat Budaya Palembang, Hidayatul Fikri, Minggu (28/5/2023).

Pantauan DetikSumbagsel, balai pertemuan terlihat tidak terawat. Banyak ditumbuhi rumput liar. Pintu-pintu banyak yang rusak dan kaca jendela banyak yang pecah. Cat gedung pun sudah terlihat kusam, sampah-sampah banyak berserakan di dalam gedung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Halaman Balai pertemuan dijadikan tempat untuk parkir taksi dan ojek online. Selain itu dijadikan tempat untuk penitipan gerobak makanan para pedagang yang berdagang di pelantaran Beteng Kuto Besak.

Menurut Mang Dayat sapaaan Hidayatul, dulunya balai pertemuan ini pada zaman Belanda merupakan Gedung Societiet untuk orang berdansa dimana gedung ini berada di kawasan BKB. Lalu berubah fungsi jadi Bioskop Luxor pada tahun 1928 dan Bioskop Mustika 1970 di masa kemerdekaan.

ADVERTISEMENT

"Kalau kapan mulai ada gedung Societiet saya kurang tahu tapi kalau komplek gedung tersebut dibangun sekitar tahun 1920 hingga 1930. Nah untuk gedung bioskopnya sekitar tahun 1928 dan 1970," ujar Mang Dayat.

Kemudian balai pertemuan sempat menjadi kantor Sat Pol PP kota Palembang pada tahun 2000 an. Setelah itu ada kerjasama dengan salah satu hotel di Palembang dan sempat menjadi restoran selama 5 tahun.

" Setelah kontrak habis balai pertemuan sempat diajukan oleh teman-teman budaya untuk dijadikan Gedung Kesenian, namun ternyata Wali Kota Palembang malah sempat menyerahkan gedung tersebut ke Baznas Palembang," ujarnya.

Sempat terbengkalai lanjutnya, akhirnya teman-teman budayawan menghadap Wali Kota Palembang Harnojoyo agar gedung tersebut kembali kemarwahnya yakni tempat kesenian. Akhirnya disetujui Wali Kota, namun sekarang belum bisa di renovasi karena terkendala biaya.

"Teman-teman budayawan sedang menunggu anggaran kota untuk memperbaiki balai pertemuan tersebut agar layak menjadi gedung kesenian," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Sulaiman Amin saat dihubungi detikSumbagsel mengatakan bahwa dia tidak tahu mengenai balai pertemuan tersebut.

"Kurang tahu soal itu, mungkin bisa tanya ke BPKAD,"kata Sulaiman Amin.

Menurut Sulaiman Amin, sebelumnya Dinas Pariwisata sudah mengajukan balai pertemuan sebagai kantor Dinas Pariwisata Palembang, namun tidak disetujui Wali Kota.

" Apa boleh buat tidak disetujui padahal kalau kota-kota lain. Kantor Dinas Pariwisatanya heritage sepeerti di Semarang, Yogyakarta dan lainnya. Bila disetujui balai pertemuan jadi kantor kita, kita sudah ada konsep dan kebetulan kan kantor dekat dengan Plaza Benteng Kuto Besak (BKB) yang dibawah naungan Dinas Pariwisata tapi apa daya tidak disetujui dan saat ini Kantor Dinas Pariwisata masih numpang di Dispora Palembang," ungkapnya.




(bpa/bpa)


Hide Ads