Mitos Seputar Masjid Jami Tua Palopo yang Dipercaya Bisa Beri Kesembuhan

Mitos Seputar Masjid Jami Tua Palopo yang Dipercaya Bisa Beri Kesembuhan

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Minggu, 23 Apr 2023 05:00 WIB
Masjid Jami Tua Palopo
Foto: Masjid Jami Tua Palopo (Rachmat Ariadi/detikSulsel)
Palopo -

Bangunan tua identik dengan mitos-mitos yang kerap dipercaya sejumlah masyarakat. Tidak terkecuali Masjid Jami Tua Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang kini telah berusia 419 tahun.

Selain menyimpan sejarah yang panjang sebagai pusat penyebaran Islam di Tana Luwu, masjid ini juga memiliki mitos yang dipercaya masyarakat setempat. Masjid ini dibangun pada tahun 1604 di masa pemerintahan Datu Luwu ke-16 setelah pusat kerajaan Luwu berpindah dari wilayah Pattimang Malangke ke Palopo.

Meskipun telah berusia lebih dari empat abad, Masjid Jami Tua Palopo ini masih terjaga keasliannya. Sehingga beberapa bagian masjid dikeramatkan dan dipercaya bisa memberikan kesembuhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masjid tertua di Sulawesi Selatan ini berlokasi di Jalan Andi Djemma, Kelurahan Batupasi, Kecamatan Wara Utara tepat di pusat Kota Palopo dan berseberangan dengan Istana Kedatuan Luwu. Tim detikSulsel mencoba mengulik kisah unik dari masjid tua ini. Ternyata tak hanya satu mitos yang dimiliki oleh bangunan kuno tersebut.

Salah satu mitos yang cukup banyak dipercaya yakni tentang keberadaan tiang utama masjid. Tiang ini dipercaya dapat menyembuhkan mata orang buta.

ADVERTISEMENT
Masjid Jami Tua PalopoFoto: Masjid Jami Tua Palopo (Rachmat Ariadi/detikSulsel)

Data dari jurnal Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar berjudul 'Masjid Jami' Tua Palopo' diketahui tiang utama masjid ini memiliki ukuran diameter 1 meter dan tingginya mencapai 8,05 meter. Tiang tersebut terbuat dari batang pohon Cina' Duri atau pohon kenanga. Tampak tiang utama tersebut dibingkai oleh sebuah kotak kaca.

Penjaga Masjid Jami Tua Palopo, Usman Abdul Malla, bercerita pernah bertemu seorang pemuda dalam keadaan buta datang ke Masjid Tua Jami. Kedatangan pria tersebut bermaksud untuk mengambil sedikit kayu dari tiang utama masjid untuk mengobati matanya.

"Ini fakta yah saya cerita. Jadi pernah datang pemuda dia orang Palopo tapi saat di perantauan dia tiba-tiba buta. Kemudian datang ke sini untuk mengambil sedikit kayu di Masjid. Katanya dia dapat petunjuk dari mimpinya jika batang tiang besar ini bisa menyembuhkan matanya," ungkapnya.

Kemudian Usman pun mempersilakan pria tersebut untuk mengambil sedikit kayu dari batang tiang Masjid Tua Jami. Keesokan harinya, pria tersebut kembali datang dengan keadaan sembuh dari kebutaan.

"Besoknya dia datang lagi, tapi sudah sembuh matanya, bisa melihat lagi. Saya tanya diapakan kayunya, katanya cuma diusapkan terus sudah sembuh. Ini kebesaran Allah SWT," lanjutnya.

Entah benar atau tidak terkait mitos tersebut, namun kepercayaan masyarakat tentang hal itu cukup kuat sejak dulu. Sehingga pengunjung masjid kerap mengikis tiang utama tersebut. Makanya pihak pengurus masjid memutuskan untuk membingkai tiang utama tersebut.

"Makanya kami bingkai kaca, karena biasanya ada orang yang kikis batangnya untuk dijadikan obat," kata Usman.

Bisa Sembuhkan Anak Terlambat Berjalan

Masjid Jami Tua PalopoFoto: Mimbar di Masjid Jami Tua Palopo. (Rachmat Ariadi/detikSulsel)

Tidak hanya tiang utama, Masjid Jami Tua Palopo juga memiliki cerita mitos yang lainnya yang juga dipercaya masyarakat, yakni di mimbar masjid. Mimbarnya dipercaya dapat menyembuhkan anak-anak yang terlambat jalan.

Sama halnya dengan tiang utama masjid, bagian mimbar pun terbuat dari kayu. Mimbar tersebut berusia sama dengan bangunan masjid.

Mimbar yang memiliki 10 anak tangga dengan hiasan kulit kerang di atasnya ini dipercaya bisa menyembuhkan anak yang terlambat berjalan. Namun, masyarakat tidak mengikisnya, melainkan membuat anaknya berusaha menaiki tangga mimbar.

Usman mengatakan, kepercayaan tersebut masih ada hingga kini. Sering kali ibu-ibu membawa anaknya untuk naik ke atas mimbar yang dianggap keramat tersebut.

"Sampai sekarang masih dipercaya itu. Sering datang ibu-ibu membawa anaknya untuk berjalan naik turun ke tangga mimbar, mereka percaya kalau itu bisa mempercepat anak bisa berjalan," ujarnya.

Awalnya, dirinya juga tidak percaya akan hal tersebut. Namun, sudah ada beberapa kasus di mana anak yang kesulitan berjalan terobati setelah menaiki mimbar tersebut.

"Ya percaya tidak percaya sebenarnya. Tapi sudah banyak anak begitu, sudah naik mimbar langsung bisa jalan. Makanya saya juga tidak larang orang tua datang membawa anaknya disini," tandasnya.




(urw/alk)

Hide Ads