Alasan Masjid Jami Tua Palopo Hanya Punya Satu Pintu

Alasan Masjid Jami Tua Palopo Hanya Punya Satu Pintu

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Rabu, 19 Apr 2023 05:00 WIB
Masjid Jami Tua Palopo
Foto: Masjid Jami Tua Palopo (Rachmat Ariadi/detikSulsel)
Palopo -

Masjid Tua Jami Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) hanya memiliki satu pintu untuk jalur masuk dan keluarnya jemaah ke dalam bangunan. Ternyata pintu tunggal masjid ini memiliki alasan yang sarat makna.

Penjaga Masjid Tua Jami, Usman Abdul Malla mengatakan, keberadaan pintu tunggal pada masjid berukuran 14x14 meter tersebut memiliki makna hanya 1 Tuhan yang disembah, yaitu Allah SWT.

"Cuma satu pintu masuknya, ada maknanya. Artinya hanya satu Tuhan yang disembah yaitu Allah SWT," kata Usman kepada detikSulsel, Sabtu (15/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya keberadaan pintu tunggal, ada berbagai keunikan lainnya pada bangunan masjid yang juga sarat akan nilai Islam. Seperti Masjid Tua Jami Palopo memiliki total 5 tiang penopang, yang bermakna 5 rukun Islam.

Kemudian, terdapat 6 buah jendela di depan yang bermakna 6 rukun iman. Sementara itu, jendela yang secara keseluruhan berjumlah 20 memiliki makna sifat-sifat Allah SWT.

ADVERTISEMENT

"Ada 5 tiang penopang artinya rukun islam, 6 jendela di depan itu rukun iman dan jumlah jendela keseluruhan ada 20 itu sifat-sifat Allah," jelasnya.

Atap masjid yang bertingkat 3 atau tumpang juga memiliki makna filosofis. Tingkat pertama menunjukkan keesaan Tuhan, tingkat ke-2 hubungan sesama manusia, dan tingkat ke-3 hubungan manusia dengan makhluk lainnya.

"Atapnya juga tingkat 3, pertama maknanya keesaan Allah, kedua hubungan sesama manusia, dan ketiga itu dengan makhluk hidup lainnya," ungkap Usman.

Menurut Usman, makna-makna tersebut dimunculkan Datu Luwu ke-16 agar masyarakat Luwu yang hendak mempelajari agama Islam lebih mudah memahaminya. Metode tersebut dinilai berhasil karena masyarakat Luwu yang sebelumnya tidak memiliki kepercayaan akhirnya memilih memeluk agama Islam.

"Itu dibuat Datu agar masyarakat lebih mudah mempelajari Islam, dan itu berhasil karena saat itu masyarakat yang belum mengenal agama sudah memulai mempelajari Islam dan masuk Islam," ucapnya.

Konstruksi Masjid Padukan Unsur Budaya Bugis, Jawa, dan Tiongkok

Selain bangunannya yang sarat akan nilai-nilai Islam, rupanya konstruksi Masjid Jami Tua Palopo ini juga memadukan 3 unsur budaya. Masjid yang usianya sudah 419 tahun ini memadukan budaya Bugis, Jawa, dan Tiongkok.

"Memang ada 3 unsur budaya dalam masjid ini di antaranya, Bugis, Jawa dan Tiongkok. Itu ada alasannya," kata Usman kepada detikSulsel, Sabtu (8/4/2023).

Akulturasi 3 budaya tersebut membuat masjid ini tampak semakin unik. Unsur budaya Islam tampak jelas dari atap masjid yang berbentuk segitiga dengan 2 atap trapesium atau biasa disebut dengan atap Joglo. Bentuk ini serupa dengan masjid-masjid peninggalan para Wali Songo yang berada di Demak.

Pada bagian dalam masjid, nuansa bugis yang sangat kental dapat terlihat dari banyaknya jendela di sisi-sisi dinding. Unsur masjid yang terdiri dari 3 bagian utama merepresentasikan 3 susunan pada rumah panggung khas suku Bugis, yaitu atap, tiang pusat (alliri posi'), dan dinding.

"Bugisnya terlihat pada atap, tiang atau kalau Bugis disebut Alliri Posi dan dinding. 3 itu masuk dalam unsur rumah panggung adat Bugis," jelas Usman

Adapun unsur budaya Tiongkok pada masjid ini dapat terlihat dari beberapa kaligrafi Tiongkok yang terdapat di dinding mihrab yang berbentuk setengah lingkaran. Kaligrafi tersebut terukir di dinding yang terbuat dari batu gunung.

Kaligrafi Tiongkok di dalam Masjid Jami Tua Palopo ini diukir oleh arsitek masjid yakni Fung Mante. Selain di bagian mihrab, kaligrafi ini juga terdapat di beberapa bagian dinding masjid namun sudah mulai samar.

"Fung Mante yang ukir. Jadi karena dia orang Tiongkok jadi kaligrafinya itu serupa mirip kaligrafi Tiongkok. Tapi sekarang sudah samar terlihat karena mungkin sudah lama," jelasnya.




(urw/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads