Masjid Jami Tua Kota Palopo merupakan masjid tertua di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang masih berdiri kokoh meski sudah berumur 419 tahun. Masjid tersebut dinilai unik karena dibangun menggunakan putih telur dan kapur sebagai perekat batu yang disusun rapi serta tanpa besi sama sekali.
Masjid ini berlokasi di Jalan Andi Djemma, Kelurahan Batupasi, Kecamatan Wara Utara, tepat di pusat Kota Palopo. Masjid ini bahkan sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.
Penjaga Masjid Tua Jami, Usman Abdul Malla mengatakan, Masjid Tua Jami Palopo dibangun di tahun 1604 oleh Datu Luwu ke-16, Pati Pasaung. Dia mengatakan seluruh bangunan Masjid Tua Jami menggunakan batu padas yang direkatkan satu sama lain menggunakan putih telur dan kapur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini semuanya batu gunung atau orang menyebutnya andesit yang tersusun. Dulu itu tidak semen, jadi orang menggunakan putih telur dan kapur untuk merekatkan batu," katanya kepada detikSulsel, Sabtu (15/4/2023).
Usman mengungkapkan, dalam proses pembangunannya, Masjid Tua Jami sama sekali tidak menggunakan paku ataupun besi. Menurutnya, putih telur dan kapurlah yang membuat bangun masjid berdiri kokoh.
Selain itu, bangunan masjid ini juga ditopang dengan 5 tiang penyangga yang terbuat dari kayu Cina Duri atau pohon Kenanga. Tiang penyangga tersebut sudah berumur ratusan tahun.
"Sama sekali tidak ada paku dan semen. Batu-batu ini saja yang disusun menggunakan putih telur dan kapur. Terus ditopang dengan 5 tiang Cina Duri ini yang sudah ratusan tahun lebih tua dari bangunan masjid," ungkapnya.
Faktor lainnya yang juga membuat Masjid Tua Jami masih berdiri kokoh hingga saat ini karena banyaknya jendela yang mengelilingi masjid tersebut. Banyaknya jumlah jendela ini membuat masjid tidak mudah lembab sehingga bangunannya lebih kuat dan tahan lama.
"Di sisi sebelah utara terdapat 7 jendela, sebelah selatan 7 jendela dan bagian depan terdapat 6 buah jendela kecil. Mungkin juga karena ini bangunannya kuat sampai sekarang, karena tidak lembab kan, justru malah membuat bangunannya lebih kuat," ucapnya.
Dia menambahkan, bangunan Masjid Tua Jami hingga saat ini belum pernah mengalami renovasi. Namun, ada beberapa bagian seperti lantai dan atap masjid yang dulunya menggunakan daun talas kini diganti karena mengalami kebocoran.
"Kalau dari segi bangunan tidak ada sama sekali perubahan, saat dibangun pertama kali. Tapi lantainya dulu kan tidak begini jadi diganti, atap juga juga mengalami kebocoran karena dulu hanya menggunakan daun talas. Hanya itu," ujarnya.
Masjid Tertua di Sulsel
![]() |
Masjid ini dibangun pada tahun 1604 Masehi dan menjadi masjid tertua di Sulawesi Selatan. Masjid Jami' Palopo ini dibangun pada masa pemerintahan Datu Luwu ke-16, Pati Pasaung.
Masjid yang mengusung budaya Bugis, Jawa dan Tiongkok ini dibangun sebagai pusat penyebaran agama Islam pertama kali di Tana Luwu.
Kehadiran Masjid Jami Palopo ini sekaligus menjadi penanda masuknya Islam di Luwu. Islam masuk ke Luwu sekitar abad ke 16 di zaman Datu Luwu ke-15 yakni La Patiware'.
"Secara resmi Islam diterima di Luwu itu dengan adanya Masjid Jami. Masjid Jami dibangun oleh Datu Luwu ke-16 Pati Pasaung tahun 1604," ujar Pemangku adat Kedatuan Luwu, Maddika Bua Andi Syaifuddin Kaddiraja kepada detikSulsel, Sabtu (8/4/2023).
Masjid ini dibangun atas perintah Datu Luwu ke-16 setelah pusat kerajaan Luwu berpindah dari wilayah Pattimang Malangke ke Palopo. Sebagai salah satu bangunan yang bersejarah, masjid ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya.
Ajaran Islam di Tana Luwu sendiri dibawa dan disebarkan oleh 3 ulama asal Minangkabau, Sumatera Barat yang berlabuh di Luwu. Mereka adalah Datok Sulaiman atau biasa disebut Datuk Patimang juga bergelar Khatib Sulung, Abdul Makmur atau Datuk ri Bandang dengan gelar Khatib Tunggal, dan Abdul Jawad atau Datuk ri Tiro bergelar Khatib Bungsu.
(urw/alk)