Mengenal Sumur Manurung Lapakkita di Pinrang: Persembahan Raja untuk Bidadari

Mengenal Sumur Manurung Lapakkita di Pinrang: Persembahan Raja untuk Bidadari

Muhclis Abduh - detikSulsel
Minggu, 30 Okt 2022 15:22 WIB
Sumur Manurung Lapakkita di Pinrang, Sulawesi Selatan.
Sumur Manurung Lapakkita di Pinrang, Sulawesi Selatan. Foto: (Muhclis Abduh/detikSulsel)
Pinrang - Sumur Manurung Lapakkita berbeda dari sumur pada umumnya. Sumur ini memiliki sejumlah cerita dan keunikan, termasuk kisah raja yang sengaja membuat sumur itu untuk mempersunting seorang bidadari.

Sumur ini terletak di Desa Alitta, Kecamatan Mattiro Bulu, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel). Konon, sumur ini merupakan tempat khusus yang dibuat Raja Alitta, La Massora untuk memenuhi syarat menikahi bidadari.

Lokasi sumur tersebut mudah dijangkau meskipun jalan menuju ke Sumur Lapakkita belum sepenuhnya beraspal. Hanya butuh waktu sekitar 10 menit dari pusat Kota Pinrang menuju ke lokasi.

Ketika sampai di Desa Alitta, Sumur Manurung Lapakkita bisa dengan mudah ditemui karena ada pintu gerbang besar yang berada di samping jalan utama desa. Penanda lain yang bisa digunakan ialah adanya lapangan sepak bola yang tepat berada di depan gerbang menuju sumur.

Sumur Manurung Lapakkita di Pinrang, Sulawesi Selatan.Sumur Manurung Lapakkita di Pinrang dikelilingi pagar kayu. Foto: (Muhclis Abduh/detikSulsel)

Jarak gerbang menuju kompleks Sumur Manurung Lapakkita hanya sekitar 50 meter. Pengunjung bisa memarkir kendaraan di sekitar sumur karena tempatnya cukup luas.

Untuk melihat langsung Sumur Manurung Lapakkita, harus menghubungi penjaga situs kebudayaan dahulu. Sumur ini dulunya ramai dikunjungi, utamanya pada hari Senin dan Kamis sebab dipercaya menjadi waktu yang tepat untuk berdoa.

Namun seiring waktu Sumur Manurung Lapakkita kini ramai dikunjungi pada waktu akhir pekan atau hari tertentu yang dipercaya sebagai hari baik.

Sejarah Sumur Manurung Lapakkita

Penjaga Situs Sumur Manurung Lapakkita, La Sinrang menjelaskan, sumur tersebut konon dibuat oleh masyarakat atas perintah Raja Alitta bernama La Massora sekitar tahun 1605 M.

Sang raja atau datu saat itu memerintahkan membuat sumur untuk memenuhi syarat dari seorang bidadari sebelum dipersunting. Raja akhirnya memenuhi persyaratan itu dan menikahi bidadari tersebut.

"Raja saat itu La Massora berhasil menangkap bidadari yang kemudian dia nikahi tetapi syaratnya harus ada sumur khusus bagi bidadari untuk mandi," jelas Sinrang saat ditemui detikSulsel, Selasa (25/10/2022).

La Sinrang menambahkan, nama Sumur Manurung Lapakkita juga tidak terlepas dari legenda peristiwa ditangkapnya bidadari tersebut. Dia menceritakan saat itu sang bidadari ditangkap saat berada di pinggir permukiman.

Rakyat Alitta pun saat itu menyaksikan langsung bidadari itu ditangkap. Namun mereka hanya bisa menyaksikan itu dari kejauhan.

"Kalau bahas Bugisnya makkita-kita. Artinya ingin melihat sosok bidadari yang ditangkap tapi jari jauh," paparnya.

La Sinrang mengatakan, sejumlah masyarakat masih percaya bidadari sesekali datang di sumur tersebut. Biasanya salah satu tandanya yakni ada gelembung yang muncul di air.

"Katanya kalau ada seperti air mendidih di sumur, maka itu lah bidadari datang. Katanya ada rejeki besar bagi yang melihat air mendidih itu atau pas kedatangannya," imbuhnya.

Disakralkan dan Jadi Tempat Minta Berkah

Sumur Manurung Lapakkita lantas menjadi sakral bagi sebagian masyarakat. Bahkan, air di sumur ini dipercaya dapat membantu mengabulkan doa atau permintaan untuk mendatangkan berkah.

La Sinrang mengungkapkan dahulu hari Senin dan Kamis dijadikan masyarakat sebagai hari baik untuk berdoa di sumur tersebut. Namun saat ini masyarakat datang kapan saja untuk berdoa.

"Jadi ada dukun atau sanro di sini, untuk tujuan datang meminta berkah agar doa terkabul misalnya ada ritual tertentu," ungkap La Sinrang.

Ritual yang dilakukan yakni dengan cara pengujung yang datang mandi atau membasuh muka di Sumur Bidadari tersebut. Prosesi ini dipimpin oleh sanro atau dukun.

"Itu mandi atau membasuh muka harus ganjil misalnya satu atau tiga kali diambil dari gayung khusus berbahan pelepah pinang," jelasnya.


(asm/alk)

Hide Ads