Penyebab Kelelawar Soppeng Nyaman Tinggal Berdekatan dengan Manusia

Penyebab Kelelawar Soppeng Nyaman Tinggal Berdekatan dengan Manusia

Tim detikSulsel - detikSulsel
Minggu, 30 Okt 2022 10:19 WIB
Kabupaten Soppeng berjuluk Kota Kelelawar atau Kota Kalong.
Kelelawar bergelantungan di pepohonan pusat kota Soppeng, Sulsel. Foto: (Agung Pramono/detikSulsel)
Makassar -

Kelelawar di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) sudah lama hidup berdampingan dengan manusia di pusat Kota Watansoppeng. Pakar ekologi satwa Universitas Hasanuddin (Unhas) Risma Maulany menyebut habitat kelelawar ditentukan berdasarkan jenis makanannya.

Risma mengatakan kelelawar yang berada di Soppeng merupakan jenis pemakan buah. Jenis kelelawar ini disebut memiliki kecenderungan memilih tempat tinggal yang dekat dengan manusia.

"Kalau untuk kelelawar buah kecenderungannya itu dia selalu memilih yang berdekatan dengan manusia. Atau yang letaknya itu biasanya dengan pemukiman penduduk atau dekat dengan hutan-hutan yang biasanya memiliki produksi buah," jelas Risma kepada detikSulsel, Jumat (28/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Risma menyebut kelelawar yang berada di Soppeng masuk dalam spesies pteropus alecto. Habitatnya adalah pepohonan dengan ketinggian 8-12 meter yang memiliki banyak ranting.

"Pohon yang digunakan sebagai tempat bersarang oleh kelelawar ini biasanya cukup memiliki banyak cabang-cabang primer, dan juga cabang sekunder karena mereka memang dijadikan tempat untuk bergantung," kata Risma.

ADVERTISEMENT

Faktor lain yang membuat kelelawar Soppeng nyaman hidup berdampingan dengan manusia ialah intensitas cahaya dan kebisingan. Di Soppeng, intensitas cahaya pada pepohonan cenderung rendah dibandingkan dengan tempat tinggal kelelawar lainnya yang ada di Sulsel.

"Kalau yang di Soppeng itu yang kami temukan rata-rata intensitas cahaya yang masuk dari tajuk sampai kita ukur di bawah tajuk itu umumnya jauh lebih rendah," kata Risma.

Menurutnya, kelelawar dan jenis satwa lain biasanya akan memilih habitat yang lebih tenang dan jauh dari kebisingan. Namun, tingkat kebisingan yang tinggi di tengah kota Soppeng sama sekali tidak mengganggu mereka.

Dia menyebut kelelawar pemakan buah memang cenderung cepat beradaptasi di tempat yang tidak sesuai dengan habitatnya pada umumnya.

"Untuk kelelawar buah, saya melihat ada kecenderungan di beberapa tempat di mana mereka umumnya tidak diganggu masyarakat, itu mereka cenderung bisa beradaptasi dengan kondisi dan situasi setempatnya," kata Risma.

Dilindungi Perda

Kelelawar Soppeng juga dapat hidup dengan nyaman di pusat kota karena dilindungi melalui peraturan daerah (Perda). Selain itu, ada histori kerajaan yang konon menceritakan kesetiaan kelelawar sebagai penjaga Soppeng dan masih dipercaya masyarakat.

"Kalau di Soppeng orang tidak berani mengganggu karena ada peraturan atau kebijakan lokal yang memang diturunkan oleh pemerintah setempat sehingga mereka itu tidak ada gangguan dari masyarakat," ujar Risma.

"Sehingga akhirnya kelelawar juga bisa hidup berdampingan di situ karena mereka itu kan dianggap sebagai ikon dari Kabupaten Soppeng," imbuhnya.




(asm/ata)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detiksulsel

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads