Jejak Kelelawar di Soppeng dan Janji Kesetiannya Menjaga Kota Kalong

Jejak Kelelawar di Soppeng dan Janji Kesetiannya Menjaga Kota Kalong

Agung Pramono - detikSulsel
Sabtu, 22 Okt 2022 13:55 WIB
Kabupaten Soppeng berjuluk Kota Kelelawar atau Kota Kalong.
Kelelawar bergelantungan di pusat kota Soppeng pada siang hari. Foto: (Agung Pramono/detikSulsel)
Soppeng -

Kelelawar atau kalong biasanya hidup bersarang di gua atau hutan lebat yang gelap. Namun berbeda dengan kelelawar yang ada di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang malah bersarang di pepohonan di pusat Kota Watansoppeng.

Keberadaan kelelawar di Soppeng ini sejatinya masih menjadi misteri. Belum ada catatan sejarah yang menyebutkan waktu pasti kapan kelelawar itu mulai bersarang di pepohonan asam pusat kota.

Namun, masyarakat Soppeng percaya ada cerita legenda di balik keberadaan kelelawar yang kini menjadi penghias jantung kota itu. Disebutkan bahwa kelelawar sudah memenuhi pusat kota sebelum adanya Raja Soppeng pertama, yaitu La Temmamala.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah munculnya Raja Soppeng pertama, saat itu pula cerita perjanjian tercipta. Raja La Temmamala membuat sebuah perjanjian dengan kelelawar yang mengatur pantangan bagi kalong jika ingin tetap hidup di pepohonan asam pusat kota.

Dalam perjanjian antara Raja La Temmamala, kelelawar tidak diperbolehkan untuk mengambil buah-buahan milik warga di sekitar Watansoppeng. Dengan begitu mereka dibolehkan untuk tinggal dan hidup di pusat kota.

ADVERTISEMENT

Raja La Temmamala juga meminta kepada kelelawar untuk membantunya memberikan informasi. Konon kelelawar tersebut bisa memberikan tanda apabila akan terjadi bencana atau musibah terhadap rakyat kerajaan di Soppeng.

"Raja meminta, jika akan ada bencana, musibah, atau sesuatu yang menuntut rakyat untuk bersiap-siap, kelelawar diharapkan segera memberi tahu melalui tanda-tanda alam yang mereka isyaratkan," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Soppeng Andi Sumangerukka saat berbincang dengan detikSulsel, Kamis (20/10/2022).

Kesetiaan Kelelawar Menanti Sang Putri

Kabupaten Soppeng berjuluk Kota Kelelawar atau Kota Kalong.Kabupaten Soppeng berjuluk Kota Kelelawar atau Kota Kalong. Foto: (Agung Pramono/detikSulsel)

Selain perjanjian itu, juga ada legenda yang menceritakan tentang putri Raja La Temmamala. Sang putri kala itu juga pernah membuat perjanjian dengan hewan yang ada di Soppeng, termasuk dengan kelelawar.

Perjanjian itu dibuat tidak terlepas dari kemampuannya dalam berkomunikasi dengan hewan. Sang putri bahkan disebut-sebut sangat akrab atau bersahabat dengan seluruh hewan yang ada di Soppeng.

"Bahkan saking akrabnya, mereka membuat sebuah perjanjian untuk saling menjaga sampai kapan pun," sebut Sumangerukka.

Singkat cerita, sang putri lalu dipersunting oleh seorang pangeran dari kerajaan lain. Setelah resmi menikah, pangeran mengajak sang putri untuk ikut dengannya melakukan perjalanan panjang ke daerah lainnya. Sang putri tidak bisa menolak.

Namun dalam perjalanannya, sang putri tidak lagi kembali ke tanah Soppeng. Ketidakhadiran sang putri di tengah para hewan yang telah sepakat memegang janji akhirnya membuat situasi tidak terkendali. Mereka saling berebut kekuasaan.

Hingga pada akhirnya, hewan-hewan tersebut memilih untuk pergi dari tanah Soppeng. Namun tidak dengan kelelawar yang tetap setia memegang janji menunggu kedatangan sang putri.

"Salah satunya (yang bertahan) adalah kelelawar atau kalong. Mereka tetap setia menunggu sang putri kembali, bahkan hingga saat ini. Begitu kisah yang beredar di masyarakat," tutur Sumangerukka.

Kelelawar Soppeng Membentuk Koloni

Kabupaten Soppeng berjuluk Kota Kelelawar atau Kota Kalong.Kelelawar di Soppeng hidup di pusat kota. Foto: (Agung Pramono/detikSulsel)

Keberadaan kelelawar di pusat kota Soppeng ini semakin hari semakin bertambah. Pemerintah setempat bahkan sulit untuk menghitung jumlah kelelawar yang saat ini hidup di pepohonan asam Watansoppeng itu.

Namun, kelelawar-kelelawar yang bergelantungan di pepohonan asam hingga saat ini diyakini hidup membentuk koloni atau kelompok. Di sekitar pusat kota Soppeng, kelelawar itu menguasai satu pohon asam untuk satu koloni.

"Ini kelelawar hidup berkoloni atau berkelompok. Di taman kota itu bukan hanya satu kelompok, satu pohon asam itu 1 koloni," ucap Andi Sumangerukka.

Sumangerukka bahkan menyebut jika jumlah kelelawar di Soppeng terus bertambah. Hanya saja tidak ada yang tahu pasti berapa banyak kelelawar yang saat ini hidup sebagai ikon Kabupaten Soppeng itu.

"Kelelawar saat ini tambah banyak jika dibandingkan dulu. Namun untuk jumlah keseluruhan atau jumlah koloni kelelawar kami tidak pernah mengetahuinya, mungkin ada ribuan secara keseluruhan," ujar Sumangerukka menutup perbincangan.




(asm/tau)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detiksulsel

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads