Gua Andulan merupakan salah satu tempat wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi. Gua ini menyimpan tulang belulang, tengkorak, hingga harta benda leluhur masyarakat Adat Siteba, Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Keberadaan Gua Andulan tergolong pelosok dengan akses yang masih sulit. Lokasinya di Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu.
Meski aksesnya tergolong sulit, pengalaman berwisata menelusuri gua ini tidak kalah menarik. Gowa Andulan saat ini dikelola oleh komunitas masyarakat Adat Siteba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemuka Adat Siteba atau dalam bahasa lokal disebut Tomakaka Siteba, Yoran Pallawa menjelaskan bahwa leluhur masyarakat Adat Siteba di masa lampau masih menganut paham animisme dengan melakukan ritual pemakaman di Gua Andulan. Jasad para leluhur tersebut tidak dikuburkan di dalam tanah, melainkan ditaruh di sebuah liang di dalam gua.
"Jadi masyarakat yang meninggal tempat pemakamannya di gua atau liang dan tidak ada yang ditanam di tanah," jelas Tomakaka Siteba, Yoran Pallawa saat ditemui detikSulsel, Selasa (4/10/2022).
Yoran mengatakan, proses pemakaman ini masih dilakukan leluhur masyarakat Adat Siteba di abad ke-20. Ia mengatakan pada tahun 1920 masyarakat Adat Siteba masih menerapkan ajaran leluhur tersebut.
![]() |
Pada tahun 1930, Tentara Belanda mendatangi sejumlah wilayah yang ada di Luwu dan Toraja, salah satu yang didatangi saat itu ialah wilayah masyarakat adat Siteba dengan membawa misi Pendidikan, Kesehatan dan siar agama Kristen.
"Sejak saat itu Masyarakat Adat Siteba ada yang kemudian memeluk agama Kristen yang disampaikan oleh seorang Penginjil bernama Pendeta Sangka. Orang ini lah yang meneruskan siar agama Kristen kepada masyarakat adat yang ada di Siteba," terangnya.
Masuknya ajaran Kristen di tengah masyarakat Adat Siteba membuat prosesi pemakaman bergeser ke tata cara ajaran Kristen. Sehingga pemakaman di Gua Andulan sudah jarang dilakukan.
Pada tahun 1951 ajaran agama Islam kemudian masuk di wilayah Siteba. Ketika masyarakat Siteba memeluk agama Islam dan sebagian lagi memeluk Kristen, fungsi Gua Andulan tidak lagi dijadikan sebagai tempat pemakaman.
Sesuai kedua ajaran agama ini, pemakaman di masyarakat Adat Siteba kemudian dilakukan dengan cara dikubur dalam tanah.
Pada tahun 1960 masyarakat Adat Siteba kemudian turun gunung dan tinggal menyebar hampir seluruh wilayah Walenrang dan Lamasi di Kabupaten Luwu. Masyarakat adat Sitebu pun sudah jarang mengunjungi Gua Andulan karena sudah tidak lagi difungsikan sebagai makam.
Meski begitu, tidak ada yang boleh masuk ke dalam gua tersebut tanpa seizin Tetua Adat. Pasalnya, masyarakat Adat Siteba tetap menganggap gua tersebut sakral.
Saat ini Gua Andulan telah terdaftar sebagai Cagar Budaya dan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah. Gua ini dijaga dan dilestarikan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel bersama dengan Tokoh Adat Siteba.
Prosesi Pemakaman di Gua Andulan oleh Leluhur
Telah disebutkan sebelumnya, dalam ritual pemakaman leluhur masyarakat adat Siteba, jenazah tidak dikuburkan di tanah melainkan ditaruh di dalam sebuah liang atau peti. Kemudian peti ini diletakkan di dalam Gua Andulan.
Untuk mengangkut peti tersebut, masyarakat adat Siteba terdahulu menggunakan batang bambu yang disambung. Peti kemudian diusung naik ke dalam gua secara berantai atau estafet.
"Gua di atas itu kan luas, untuk menjangkau gua dulunya itu mereka gunakan bambu. Jadi bambu itu disambung-sambung dan diikat lalu peti jenazah itu diusung naik dengan cara estafet," tuturnya.
Peti yang digunakan disesuaikan dengan strata jenazah. Bagi yang memiliki strata sosial tinggi maka peti yang digunakan diukir menyerupai kepala hewan.
"Erong (liang/Peti) itu dibentuk atau dibuat dengan model berbentuk kepala hewan disesuaikan dengan strata sosial dan tingkatan ritual adat yang dilakukan untuk yang meninggal. Untuk membedakan strata sosial seseorang sampai kepada tingkat pemakamannya di dalam gua itu dibagi lagi," ungkapnya.
![]() |
Ada beberapa jenis liang yang digunakan para leluhur masyarakat adat Siteba. Antara lain Liang Sugi untuk jenazah dari masyarakat biasa. Kemudian ada pula Liang Kabongian yang digunakan sebagai pemakaman orang-orang bangsawan Siteba.
"Dalam gua ada namanya liang sugi itulah yang ditempati oleh para kalangan masyarakat biasa, sedangkan liang kabongian itu ditempati oleh orang bangsawan," jelasnya.
Gua Andulan Tetap Disakralkan Oleh Masyarakat Adat Siteba
Meskipun tidak lagi dijadikan sebagai tempat pemakaman, bahkan jarang dikunjungi, Gua Andulan tetap disakralkan oleh masyarakat adat Siteba. Begitu pula dengan benda-benda yang ada di dalam gua.
Untuk itu, bagi pengunjung sangat dilarang untuk memindahkan maupun mengambil benda-benda yang terdapat di Gua Andulan.
"Bagi kami masyarakat adat Siteba semua benda yang ada di dalam gua adalah sesuatu yang disakralkan, karena itu setiap pengunjung atau wisatawan yang mau masuk ke gua, harus meminta izin pada penjaga untuk diantar dan dilarang keras memindahkan atau mengambil benda apapun dalam gua, sebab benda-benda tersebut dianggap sakral," imbuh Yoran.
Yoran melanjutkan, dahulu para leluhur dimakamkan di Gua Andulan bersama harta bendanya, seperti emas, gelang giok dan lain-lain. Sehingga selain tulang belulang dan tengkorak leluhur, di dalam gua tersebut juga didapati benda-benda sejarah, termasuk senjata pusaka.
(alk/nvl)