Legenda Gua Mampu Bone, Mitos Seekor Anjing Kutuk Satu Kerajaan Jadi Batu

Legenda Gua Mampu Bone, Mitos Seekor Anjing Kutuk Satu Kerajaan Jadi Batu

Agung Pramono - detikSulsel
Minggu, 18 Sep 2022 11:56 WIB
Wisata Gua Mampu di Bone yang memiliki legenda seekor anjing mengutuk satu kerajaan menjadi batu.
Batu di dalam Gua Mampu yang menyerupai manusia. (Foto: Agung Pramono/detikSulsel)
Bone -

Gua Mampu merupakan salah satu wisata yang terkenal di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel). Tidak sekadar tempat wisata, goa ini ternyata menyimpan sebuah legenda yakni satu kampung yang dikutuk menjadi batu, masyarakat sekitar mengenalnya dengan sebutan "Legenda Kutukan Mampu".

Penjaga Gua Mampu Ansar menceritakan, legenda ini konon terjadi sekitar tahun 1.013 sebelum masehi, yakni sebelum Islam masuk di Kabupaten Bone. Legenda itu mendasari adanya batu yang mirip dengan manusia dan binatang di dalam Gua Mampu.

"Kejadian yang terjadi pada Gua Mampu itu diperkirakan sekitar 1013 sebelum masehi, sebelum Islam masuk di Kabupaten Bone. Pada zaman dahulu ada sebuah kerajaan, dimana di dalam kerajaan tersebut terdapat tujuh desa, tetapi kerajaan ini ditimpa musibah yaitu dikutuk menjadi batu, yang disebabkan putri raja sendiri. Sehingga di dalam Gua Mampu itu ada batu yang mirip dengan manusia dan binatang," kisah Ansar menceritakan legenda tersebut kepada detikSulsel, Sabtu (10/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ansar melanjutkan kerajaan ini disebut Kerajaan Mampu. Kehidupan masyarakat yang serba berkecukupan, serta rata-rata semua kebutuhan sudah bisa terpenuhi sehingga kerajaan ini disebut Mampu.

Kerajaan Mampu dipimpin oleh La Oddang Patara dan istrinya yang bernama La Wellellu. La Oddang Patara mempunyai seorang putri yang bernama Appung Ellung Mangenre.

ADVERTISEMENT

"Putri ini dikenal tidak pernah keluar rumah dan tidak pernah menginjakkan kakinya di tanah. Orang Bugis biasa mengatakan 'ana dara malebbi'," lanjut Ansar.

Menurut cerita, putri raja terkenal mempunyai kulit yang sangat putih. Suatu hari sang putri sedang menenun tapi tanpa sengaja dia menjatuhkan alat tenunnya di tanah dan malas untuk turun mengambilnya.

Putri pun berteriak dan berkata "Siapa yang bisa mengambil alat tenun ku di tanah, jika dia laki-laki akan saya jadikan suamiku dan jika dia perempuan akan saya jadikan saudaraku?". Tapi tak seorang pun yang mendengarkan teriakan sang putri, kecuali anjing jantan liar.

Anjing jantan itu bernama Bolong Lasareweng. Si Anjing pun mengambilkan alat tenun sang putri yang jatuh di tanah.

Betapa terkejutnya sang putri bahwa yang mengambilkan alat tenunnya adalah seekor anjing jantan, sedangkan anjing tersebut hanya bisa mengerti perkataan sang putri. Sang putri pun berkata mustahil jika harus menikahi seekor anjing.

Putri pun mengingkari janjinya yang pernah dikatakan. Putri memperhatikan seekor anjing itu dan tiba-tiba langsung berkata tentang batu kepada anjing. Ia juga menunjuk kepala si anjing yang terdapat batu di dahinya.

Anjing pun tiba-tiba berbicara dan berkata. "Bukan cuma saya, tetapi kamu pun juga ada batu di dahimu".

"Disitulah dikatakan 'Sijello To Mampu'. Anjing mengutuk kerajaan tersebut karena sang putri mengingkari janjinya. Setelah anjing berkata demikian, satu kerajaan dengan tujuh desa tersebut langsung menjadi batu," kata Ansar.

Ansar mengatakan, berdasarkan penelitian yang selama ini dilakukan tidak bisa dipungkiri Gua Mampu ini dulunya adalah kerajaan dan memiliki banyak fakta sejarahnya. Namun, terlepas dari itu, legenda dari Gua Mampu hanyalah mitos belaka.

"Kalau bicara terkutuk menjadi batu itu adalah mitos, karena tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Tidak bisa dijadikan fakta sejarah. Apapun yang ada dalam goa itu kebanyakan legenda," ujar Ansar.

Ansar menyebut, mitos yang selalu diceritakan dan diyakini oleh sebagian orang muncul ketika orang ingin berpesan atau memberikan tanda-tanda, misal pamali. Sehingga banyak muncul kisah yang dibuat untuk dijadikan pedoman hidup.

Selanjutnya ada batu berbentuk kapal hingga dua makam kuno...

Ada Batu Berbentuk Kapal Hingga Dua Makam Kuno

Mulut Gua Mampu memang kecil. Namun, di dalam goa tersebut nampak megah dengan berbagai bentuk batu yang unik di dalamnya.

Ansar mengatakan selain batu yang menyerupai manusia dan hewan, di dalam Gua Mampu juga terdapat sebuah baru besar yang menyerupai kapal.

"Dari mulut gua itu kecil tidak sebanding dengan di dalamnya. Ketika masuk di dalam luar biasa keindahan. Di dalam ada batu berbentuk kapal, tentu menjadi pertanyaan besar bagaimana cara memasukkannya, padahal orang dulu meramalkan soal itu yang akan muncul di masa depan," sebutnya.

Wisata Gua Mampu di Bone yang memiliki legenda seekor anjing mengutuk satu kerajaan menjadi batu.Sebuah batu Gua Mampu yang menyerupai sebuah kapal. (Foto: Agung Pramono/detikSulsel)

Selain berbagai bentuk batu yang unik, di tengah Gua Mampu juga terdapat dua makam kuno. Makam pertama dipercaya sebagai makam penjaga dan makam kedua adalah makam raja.

Konon, pengunjung harus meminta izin di makam penjaga sebelum ke makam raja. Artinya Ketika bertamu ke rumah orang harus permisi dulu.

Sementara untuk mengunjungi Makam raja konon harus tunduk dan hormat. Padahal, kata Ansar ini dimaksudkan untuk memberi ajaran bahwa siapapun ketika bertamu hormatilah mereka.

Ansar mengutarakan kuburan kuno terletak di tengah gua dan satu lagi terletak di puncak lantai ke tujuh. Satunya disebut sebagai penjaganya, satunya lagi sang raja.

Namun, Ansar mengatakan itu hanyalah legenda yang dipercaya. Menurutnya sebagai penjaga Gua Mampu, tidak ada jasad yang dimakamkan di dalam Gua Mampu.

"Sebenarnya menurut informasi raja tidak dimakamkan di dalam gua. Ada jejak kaki di situ (gua), maksudnya kalau orang meninggalkan jejak dia meninggalkan pesan, untuk menemukannya sehingga saya pastikan tidak ada jasad dimakamkan," jelasnya.

Jadi Tempat Ritual Sebelum Islam Masuk

Ansar menjelaskan, sebelum Islam masuk Gua Mampu memang tempat yang disucikan. Sehingga orang-orang datang untuk beribadah dan berdoa orang ke Gua Mampu.

Gua Mampu dulu merupakan pusat peradaban penyembahan. Hal ini kemudian berubah saat ajaran Islam masuk.

Maka tempat yang sebelumnya merupakan tempat pemujaan kemudian dijadikan makam sang raja. Hal ini untuk menghilangkan jejak berhala.

"Penyembahan ritual yang dilakukan sekarang hanya barasanji, yakni syukuran dan makan-makan. Menurut saya makam sang raja mengalihkan wujud berhala ke ajaran Islam," bebernya.

Wisata Gua Mampu di Bone yang memiliki legenda seekor anjing mengutuk satu kerajaan menjadi batu.Makam yang dipercaya sebagai makam raja di Gua Mampu. (Foto: Agung Pramono/detikSulsel)

Bahkan di Gua Mampu ada makam di puncak gunung, dan paling disakralkan. Perlakuan masyarakat pun lebih tinggi kepada makam yang terdapat di puncak gunung. Itu menggambarkan makam tersebut memiliki kedudukan yang sangat penting di masa lampau.

"Dari namanya Petta Tanre Wara sudah memberikan gambaran petta adalah golongan bangsawan, tanre yakni tinggi, wara bisa diartikan bara api yang artinya memberikan cahaya. Intinya Sijello Gua Mampu pada hakikatnya hanya filosofi kehidupan. Pedoman dasar hidup," ungkap Ansar.

Ansar menambahkan, pengunjung Gua Mampu sekarang menjelma menjadikan sebagai ziarah makam. Ini adalah sebuah tradisi, maka mereka datang di hari bagus, dan bulan bagus.

"80 persen pengunjung Gua Mampu karena tradisi ziarah makam dan keturunan. paling banyak dari Wajo, Soppeng, Bulukumba, Sinjai, dan Pangkep. Untuk luar Sulsel dari Kendari, dan Kalimantan," katanya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Dua Ikon Tinju Dunia Balik Naik Ring: Mayweather vs Tyson"
[Gambas:Video 20detik]
(alk/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads