Kawasan permandian wisata alam Cekdam Toli-Toli yang terletak di Desa Wawobungi (pemekaran Desa Toli-Toli) Kecamatan Lalonggasumeeto, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) sudah 20 tahun terbengkalai, tak terurus. Destinasi wisata yang pernah dikunjungi Presiden RI ke-3 BJ Habibie itu kini tinggal cerita.
Permandian alam ini lebih dikenal dengan nama Cekdam Toli-Toli. Kawasan ini terletak persis di bawah kaki Gunung Puncak Osu Labaga. Fasilitas wisata ini dibangun tahun 1985 saat H. Alala masih menjabat Gubernur Sultra.
![]() |
Cekdam Toli-Toli mulai beroperasi tepatnya tahun 1991. Permandian ini dulu sangat masyhur terutama di era tahun 1990-an namun sayangnya mulai terbengkalai sejak tahun 2002.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di pintu masuk kawasan permandian, ada gerbang yang tampak masih kokoh. Setelah melewati gerbang, pohon-pohon pelindung yang rindang berjejer di kiri kanan jalur masuk. Dulu, jalanan tersebut semi aspal, namun kini sudah rusak dan tinggal bekas bongkahan aspal. Jalan masuk ke permandian alam itu kurang lebih 1 kilometer.
Kemudian di sebelah kiri jalan masuk, ada bangunan vila dua lantai. Namun kondisinya memprihatinkan. Beberapa bagian vila itu sudah rusak, pintu-pintu sudah copot. Plafon ambrol dan dinding bangunan sudah mulai retak. Vila tersebut dulunya digunakan untuk memfasilitasi tamu-tamu penting dan disewa wisatawan yang ingin menginap.
![]() |
Jalan beton yang dibuat ke lokasi permandian dan tangga naik di kawasan permandian sebenarnya kondisinya masih cukup bagus. Hanya saja, rerumputan sudah tumbuh liar menutupi kawasan itu sepenuhnya.
Permandian alam tersebut berbentuk dua kolam bundar. Masing-masing kolam diperuntukkan bagi kolam anak-anak dan dewasa. Kolam masih dipenuhi air, namun tampak kotor dan kurang jernih karena tak lagi dirawat.
Sumber air kolam berasal dari gunung, sehingga selalu mengalir sepanjang tahun. Walaupun musim kemarau, air kolam tak pernah kering.
"Dulu wisata alam favorit bagi masyarakat sekitar, untuk anak-anak sekolah, kalau wisata akhir sekolah ya di Cekdam ini," kata warga Desa Toli-Toli, Riskan kepada detikcom Sabtu (19/3).
![]() |
Bahkan, permandian ini dahulu menjadi primadona anak-anak sekolah. Pihak sekolah, guru-guru kerap mengajak mereka untuk berwisata di Cekdam meskipun harus berjalan kaki dari sekolah kurang lebih 3 kilometer ke kawasan permandian alam tersebut.
"Walaupun harus jalan kaki, kalau sudah diajak ke Cekdam, pasti mau, dulu masih sangat jarang ditemui kendaraan," paparnya.
Riskan mengungkapkan dengan alasan perkembangan zaman, wisata alam ini kian hari ditinggalkan. Hingga akhirnya terbengkalai dan tak terurus. Ia sangat berharap kawasan wisata alam yang fenomenal waktu itu, bisa kembali dihidupkan.
"Tergantung pemerintah, apakah ingin menghidupkan kembali Cekdam ini atau tidak, kalau tidak ya tinggal cerita saja untuk anak-anak nanti," ujar dia.
Jejak Presiden RI ke-3 BJ Habibie di Permandian Alam Toli-toli
Gubernur Sultra kala itu, Alala tampak serius membangun kawasan permandian alam Toli-Toli ini, terbukti dengan adanya sebuah prasati Presiden RI Ketiga, Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie waktu masih menjadi Wakil Presiden Soeharto. Tahun 1991, BJ Habibie berkunjung ke Cekdam Toli-Toli.
"Tahun 1991 BJ Habibie datang menyaksikan kawasan alam Cekdam ini dan membubuhkan tanda tangan dalam bentuk prasasti," kata mantan Kepala Desa Toli-Toli H. Sudin Laronga, yang menjabat mulai 1966-1998.
Sudin Laronga menyaksikan harapan BJ Habibie waktu itu yang ingin mengembangkan dunia pariwisata di kawasan tersebut. Saat itu, BJ Habibie memerintahkan Gubernur Alala untuk mempertahankan dan memajukan permandian alam itu agar bisa maju dan berkembang demi kesejahteraan masyarakat Toli-Toli dan sekitarnya.
"Beliau datang ingin menyaksikan pariwisata itu, dia ingin agar bisa berkembang kemudian hari," paparnya.
Sudin Laronga masih ingat persis saat kedatangan orang nomor dua di Indonesia waktu itu. Masyarakat berbondong-bondong mengunjungi permandian alam itu, sekalian menyaksikan sosok BJ Habibie.
"Dulu itu ramai sekali masyarakat yang menyaksikan ketika BJ Habibie datang," ujarnya.
Mantan kepala desa yang menjabat selama 32 tahun di era Presiden Soeharto ini mengaku diamanahkan secara penuh oleh Gubernur Alala untuk membantu proses pembuatan dan pengelolaan kawasan permandian Cekdam Toli-Toli.
"Saya dan masyarakat Desa Toli-Toli waktu itu turun penuh membantu pembangunannya," ujarnya.
![]() |
Namun, prasasti BJ Habibie juga sudah tak terurus, selain mulai rusak, tumbuhan liar sudah mengelilinginya. Dia mengungkapkan jika kawasan alam itu tidak diurus kembali, maka hanya akan ada cerita bahwa ditempat tersebut dulunya ada kawasan permandian alam favorit yang memiliki prasasti BJ Habibie.
"Kita semua harapannya agar tempat ini bisa dikelola kembali dengan baik," ujar dia.
Sementara, penjaga kawasan cekdam Jasmin mengungkapkan Dinas Pariwisata (Dispar) Sultra pernah berencana mengelola kembali kawasan tersebut. Bahkan, tahun 2019 master plan kawasan permandian alam Toli-Toli ini sudah dibuat dengan berbagai fasilitas penunjang pariwisata.
"Sudah ada master plan nya di Dispar," ujarnya.
Selain prasasti BJ Habibie, kawasan permandian itu dulunya dilengkapi dengan bangunan vila, dua bangunan tempat bersantai, bangunan aksesoris, dua kolam renang, ruang ganti pakaian hingga kolam ikan.
"Dulu itu ada kolam ikannya juga di sebelah kolam permandian. Isinya ikan mas dan ikan mujair, biasa di pancing oleh wisatawan yang datang," tambah Riskan.
(tau/nvl)