Penumpang Bandara Bone Melonjak Tajam Efek Subsidi Penerbangan Pemprov Sulsel

Bandara Arung Palakka, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) tercatat mengalami lonjakan penumpang yang tinggi sejak dimulainya penerbangan perdana program subsidi. Penerbangan subsidi yang dicanangkan Pemprov Sulsel ini mendapat apresiasi dari warga karena akses transportasi menjadi lebih mudah dan cepat.

Diketahui, Bandara Bone melayani 3 rute penerbangan subsidi, yakni: Makassar-Bone (PP); Bone-Kendari (PP); dan Bone-Balikpapan (PP). Dari data Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Arung Palakka Bone, jumlah penumpang sejak penerbangan perdana 29 September hingga 31 Oktober 2025 mencapai 1.379 orang di semua rute.

Rinciannya, penumpang yang datang ke Bone sebanyak 623 orang, sedangkan penumpang yang berangkat ke Makassar, Balikpapan, dan Kendari mencapai 756 orang. Dari total penumpang tersebut, pesawat telah melayani 136 penerbangan baik keberangkatan maupun kedatangan.

"Sejak beroperasi, Bandara Arung Palakka lonjakan penumpang meningkat drastis. Untuk bulan September hanya 157 penumpang, di Oktober 1.222 penumpang," ujar Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Bone Andi Arman Boby kepada detikSulsel, Selasa (11/11/2025).

Boby menjelaskan, penerbangan subsidi di Bandara Bone paling banyak melayani daerah tujuan Makassar dan Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Sementara rute penerbangan ke Balikpapan, Kalimantan Timur, mulai memperlihatkan peningkatan penumpang di akhir Oktober.

"Tujuan paling banyak Kendari, kemudian Makassar juga tinggi. Tetapi akhir-akhir ini sudah banyak penumpang ke Balikpapan," ungkap Boby.

Program subsidi ini dilaksanakan maskapai Fly Jaya dengan pesawat ATR yang melayani dua sampai tiga kali penerbangan dalam sepekan. Harga tiket pesawat pun jauh lebih murah dan bervariasi tergantung rute tujuan.

Rute Bone-Makassar dipatok Rp 240.340, sementara Makassar-Bone Rp 340.220. Untuk rute Bone-Kendari Rp 505.630, sementara Kendari-Bone 557.630. Khusus rute Bone-Balikpapan Rp 886.630, sedangkan Balikpapan-Bone dipatok Rp 986.240.

"Orang yang menggunakan pesawat Fly Jaya banyak. Karena bukan cuman orang Bone, daerah tetangga juga banyak menggunakan ini," sambung Boby.

Warga Usul Jadwal Penerbangan Ditambah

Foto: Bandara Arung Palakka Bone mengalami lonjakan penumpang berkat program subsidi penerbangan. (Agung Pramono/detikSulsel)

Program penerbangan subsidi di Bandara Arung Palakka Bone telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Salah satu penumpang yang berasal dari Bone bernama Sagita mengakui akses transportasi menjadi lebih mudah dan cepat sejak penerbangan di Bandara Bone kembali aktif.

Sagita sudah pernah mencoba penerbangan Fly Jaya untuk rute Bone-Makassar dan Makassar-Bone. Dia menilai fasilitas pesawat lebih baik dan membuat penumpang nyaman.

"Overall menurut saya maskapai sekarang jauh lebih memadai ya dibandingkan zaman Susi Air. Pesawat lebih besar, turbulensi berkurang jauh, tersedia awak kabin, dan ada toilet pesawat," ucap Sagita.

Meski pesawat jenis ATR, awak kabin dinilai cekatan memenuhi kebutuhan penumpang. Dia lantas mengusulkan agar jadwal penerbangan subsidi ditambah khusus di akhir pekan atau weekend.

"Naik pesawat ke Makassar atau ke Bone lebih efisien. Hanya satu yang kurangnya, jadwal penerbangan ke Makassar tidak ada weekend, seharusnya ini bisa menjadi masukan ke maskapai semoga bisa menambah jadwalnya," tegasnya.

Sebagai informasi, program penerbangan subsidi ini mulai diluncurkan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar pada Sabtu (13/9). Program subsidi ini melayani total 8 rute penerbangan, yakni: Makassar-Selayar; Makassar-Bone; Makassar-Wakatobi; Bone-Kendari; Bone-Balikpapan; Makassar-Masamba; Makassar-Sorowako; dan Makassar-Toraja.

Peluncuran program subsidi tersebut ditandai dengan penerbangan perdana dari rute Makassar ke Bandara Arung Palakka Bone. Program ini menjadi komitmen Pemprov Sulsel dalam memberikan kemudahan dan harga tiket yang terjangkau bagi masyarakat.

"Subsidi ini kami lakukan karena wilayah-wilayah ini memang belum banyak untuk animo masyarakat menggunakan, sehingga kita perlu dorong. Di situlah fungsi pemerintah yang kemudian men-subsidi dan itu adalah uang rakyat juga, kembali ke rakyat juga yang menggunakan nanti," kata Andi Sudirman.