Fakta-fakta Demo Ricuh Kenaikan PBB di Bone: Pemicu hingga Korban Luka

Tim detikSulsel - detikSulsel
Kamis, 21 Agu 2025 08:00 WIB
Foto: Demo penolakan kenaikan tarif PBB di Bone. (Agung Pramono/detikSulsel)
Bone -

Pemkab Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang menaikkan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) memicu demonstrasi berujung kericuhan. Aksi unjuk rasa tersebut mengakibatkan 13 aparat dari TNI, Polri dan Satpol PP mengalami luka-luka.

Demonstrasi penolakan kenaikan PBB-P2 yang berujung kericuhan itu terjadi di kantor Bupati Bone pada Selasa (19/8/2025). Aksi unjuk rasa yang melibatkan massa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bone berlangsung sejak siang hingga tengah malam.

Diketahui, polemik ini bermula dari munculnya isu kenaikan PBB-P2 di Bone mencapai 300%. Namun Pemkab Bone menepis informasi itu dengan dalih kenaikannya hanya 65% berdasarkan data Badan Pertanahan Nasional (BPN).


Namun kebijakan itu telanjur membuat sejumlah warga meradang hingga memicu demonstrasi. Dirangkum detikSulsel, berikut fakta-fakta demo penolakan kenaikan tarif PBB-P2 di kantor Bupati Bone berujung kericuhan:

Massa Kecewa Tak Ditemui Bupati Bone

Sebanyak 1.000 personel dari TNI dan Polri disiagakan mengawal aksi massa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bone yang dimulai sekitar pukul 13.00 Wita, Selasa (19/8). Aksi unjuk rasa mulanya berjalan damai dengan tuntutan agar kenaikan PBB segera dibatalkan.

Massa pun meminta Bupati Bone Andi Asman Sulaiman atau Wakil Bupati Bone Andi Akmal Pasluddin agar menerima langsung aspirasi mereka. Massa saat itu mulai melempar air gelas mineral ke arah aparat yang berjaga di kantor Bupati Bone.

"Kami berikan waktu 5 menit agar menghadirkan bupati dan wakil bupati kami. Kami minta mereka yang datang temui kami, atau kami yang masuk menemuinya," ujar Jenderal Lapangan Aliansi Rakyat Bone, Rafli Fasyah saat orasi.

Namun tuntutan menghadirkan kepala daerah tidak terpenuhi mulai memicu kericuhan. Massa yang kecewa menembus barikade kawat berduri yang terpasang di kantor Bupati Bone. Massa merangsek masuk pekarangan kantor setelah menjebol pagar pintu keluar.

Demo Diwarnai Pelemparan Batu-Molotov

Menjelang sore, perwakilan massa sempat diajak berdialog bersama Pj Sekda Bone Andi Saharuddin, Kabag Hukum Setda Bone Ramli, dan Kepala Diskominfo Bone Anwar. Namun dialog saat itu berjalan buntu tanpa kehadiran bupati dan wakil bupati Bone.

Selepas magrib, massa mulai melempar batu ke arah aparat. Polisi menembakkan gas air mata berulang kali hingga massa keluar dari kantor Bupati Bone dan tersebar ke sejumlah titik di Jalan Ahmad Yani, Jalan MT Haryono, Jalan Wahidin Sudirohusodo, dan Jalan HOS Cokroaminoto.

Aparat kepolisian kemudian melakukan penyisiran di sejumlah titik tersebut. Namun saat itu ada pelemparan bom molotov di depan kampus IAIN Bone.

"Ada petasan dan molotov saat kami bubarkan itu massa. Bom molotov itu diledakkan di simpang empat dan di depan IAIN," ujar Kapolres Bone AKBP Sugeng Setyo Budhi kepada wartawan, Selasa (19/8).

Demo Diduga Disusupi Kelompok Anarko

Sugeng menganggap demonstrasi berujung kericuhan diduga disusupi kelompok anarko. Kelompok tersebut sengaja berbaur dengan massa aksi unjuk rasa melakukan provokasi.

"Aksi disusupi oleh kelompok anarko. Ini yang memicu terjadinya bentrok," ungkap Sugeng.

Menurut Sugeng, massa yang menyuarakan aspirasinya sedianya sudah bubar. Namun ada beberapa orang yang diduga kelompok anarko masih bertahan dan melakukan provokasi.

"Saya sudah koordinasi dengan semua korlap, dan mereka sudah ada di rumah. Yang sekarang bertahan dengan polisi adalah kelompok anarko," jelasnya.




(sar/hsr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork