Demo kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) berakhir ricuh hingga tengah malam. Polisi mengungkapkan massa melemparkan bom molotov.
Demonstrasi yang digelar Aliansi Rakyat Bone mulanya berjalan damai di depan kantor Bupati Bone pada Selasa (19/8) sekitar pukul 13.00 Wita. Namun menjelang sore, massa mulai merangsek masuk ke pekarangan kantor usai menjebol pagar kantor.
"Kami sudah terapkan humanis, kami diperintahkan oleh Kapolda untuk bertahan saja dan ajak ngobrol," kata Kapolres Bone AKBP Sugeng Setyo Budhi kepada wartawan, Rabu (20/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat menjelang magrib, perwakilan massa sempat diajak berdialog bersama Pj Sekda Bone Andi Saharuddin, Kabag Hukum Setda Bone Ramli, dan Kepala Diskominfo Bone Anwar. Namun dialog saat itu berjalan buntu tanpa ada kesepakatan.
Tidak berselang lama, massa mulai melempar batu ke arah aparat. Polisi sempat menembakkan gas air mata berulang kali untuk membubarkan massa.
"Tapi karena situasi sudah berubah, yang awalnya aksi damai berubah jadi anarkis, saya sebagai kapolres dan ada korban dari TNI/Polri makanya ambil tindakan tegas untuk membubarkan paksa," katanya.
Aparat sempat memukul mundur massa keluar dari kantor Bupati Bone. Massa kemudian terkonsentrasi ke beberapa titik yakni di Jalan Ahmad Yani, Jalan MT Haryono, Jalan Wahidin Sudirohusodo, dan Jalan HOS Cokroaminoto.
Polisi kemudian melakukan penyisiran di lokasi tersebut. Namun saat itu ada pelemparan bom molotov di depan kampus IAIN Bone.
"Ada petasan dan molotov saat kami bubarkan itu massa. Bom molotov itu diledakkan di simpang empat dan di depan IAIN, dan alhamdulillah tidak ada korban karena paling depan Brimob semua," ujar Sugeng.
Situasi baru dianggap mulai kondusif pada Rabu (20/8) sekitar pukul 00.30 Wita. Sugeng menduga demonstrasi berujung ricuh ini disusupi kelompok anarko.
"Awalnya pendemo kita bubarkan, dan begitu sudah dihubungi korlap, mereka yakinkan kalau itu bukan lagi kelompoknya mereka. Sudah ditunggangi kelompok anarko," jelasnya.
Pihaknya pun sudah mengamankan 54 orang yang diduga terlibat dalam kericuhan. Sebanyak 13 aparat dari TNI, polisi dan Satpol PP Bone dilaporkan mengalami luka-luka terkena lemparan batu.
"Ada 8 anggota TNI yang luka, dan 4 orang yang terkena lemparan batu. Kalau polisi ada 3 yang luka, Satpol PP ada 2 orang, rata-rata bocor kepalanya dan sementara dirawat," ujar Sugeng.
Sementara itu, Dandim 1407/Bone Letkol Inf Laode Muhammad Idrus menuturkan, sejumlah orang yang diamankan sempat meminum alkohol sebelum ke lokasi demo. Beberapa di antara mereka juga dinyatakan positif mengonsumsi narkoba berdasarkan tes urine.
"Rata-rata ada 10 orang yang diperiksa sudah minum alkohol, menggunakan sabu, dan bahkan sudah ada yang berhubungan badan dengan perempuan baru datang ke lokasi demo. Mereka bukan lagi tujuannya demo PBB-P2, mereka menginginkan Bone tidak baik, dan menginginkan seperti Pati," ujar Idrus.
(sar/asm)