Kisah Edysul Isdar, Sarjana Pertama di Keluarga-Diterima 2 Kampus Top Dunia

Kisah Edysul Isdar, Sarjana Pertama di Keluarga-Diterima 2 Kampus Top Dunia

Urwatul Wutsqaa - detikSulsel
Jumat, 12 Mei 2023 17:48 WIB
Edysul Isdar, lulusan UIN Alauddin berhasil diterima S2 di Harvard dan Stanford.
Foto: Edysul Isdar, lulusan UIN Alauddin berhasil diterima S2 di Harvard dan Stanford. (dok. Istimewa)
Makassar - Kisah Edysul Isdar, alumnus Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi angkatan 2019 UIN Alauddin Makassar yang berhasil diterima S2 di dua kampus top dunia layak dijadikan inspirasi bagi para generasi muda. Edy, sapaan akrabnya, merupakan orang pertama di keluarganya yang berhasil mengenyam pendidikan hingga ke bangku kuliah.

Ia menamatkan pendidikan sarjananya di UIN Alauddin Makassar pada Jurusan Fisika dalam masa studi yang terbilang singkat, hanya 3,5 tahun dengan predikat kelulusan cumlaude. Edy menjalani prosesi wisuda pada Selasa (9/5/2023).

Saat menjalani prosesi wisuda tersebut, rupanya pemuda kelahiran Talaga Bone, 14 Februari 2002 ini telah diterima S2 di 2 kampus top dunia sekaligus, Harvard University dan Stanford University, untuk program Magister. Edy bahkan mendapatkan beasiswa penuh di Stanford melalui program Knight-Hennessy Scholarship (KHS) di Stanford.

Berdasarkan pemeringkatan kampus dari Times Higher Education, Harvard University saat ini berada di peringkat terbaik kedua dunia. Sedangkan Stanford University berada di peringkat keempat.

Edy berhasil mewujudkan impiannya kuliah di luar negeri meski terlahir dari keluarga yang sederhana. Dia membuktikan bahwa kondisi itu tak lantas menjadi penghalang baginya untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya.

Anak dari pasangan Nur Asia dan Muh. Iskandar (Alm) ini menempuh pendidikan sarjananya di Jurusan Fisika UIN Alauddin Makassar dengan beasiswa penuh melalui program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.

Edy merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara, 4 kakaknya hanya menamatkan pendidikan sampai jenjang SMA. Ibu Edy sendiri, hanya lulusan SMP. Meski hanya lulusan SMP, Edy mengaku ibunya merupakan sosok yang sangat mendukungnya untuk terus melanjutkan pendidikan.

"Dukungan terbesar itu dari orang tua. Karena jujur saya hanya punya orang tua tunggal kak yaitu ibu saya. Sehingga itu adalah pemicu semangat terbesar saya untuk mengejar pendidikan setinggi-tingginya," ungkap Edy kepada detikSulsel, Kamis (12/5/2023).

Kondisi tersebut menjadi dorongan tersendiri bagi Edy untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan yang didapatkan. Dia pun bertekad untuk mengejar pendidikan setinggi-tingginya agar dapat membanggakan keluarganya.

"Ini menjadi PR bagi saya, bahwa saya telah diberikan kesempatan harus mengejar pendidikan yang setinggi-tingginya," ujarnya.

Edy mengaku sudah memimpikan kuliah di luar negeri sejak tahun pertama kuliah. Keterikatannya pada bidang Fisika Material telah memicu semangat Edy untuk terus berkarya dan mengikuti berbagai perlombaan internasional pada bidang tersebut.

Perjuangan yang dilakukan Edy pun berbuah manis. Dia berhasil meraih juara dalam sejumlah perlombaan tingkat internasional yang mengantarkannya untuk mewujudkan mimpi kuliah di luar negeri.

Edy bercerita, suatu ketika dia mengikuti perlombaan internasional di Polandia dan berhasil meraih juara 2. Dari perlombaan itu, akhirnya Edy dilirik oleh pihak kampus Stanford dan Harvard.

"Kebetulan pada 6 Agustus kemarin saya sempat ikut lomba project di Kanada dan di Kanada itu mendapat juara 2," ungkap Edy.

"Kemudian saya kembali ikut lomba di Polandia dan saya juga berhasil mendapat juara 2. Di situlah saya mendapat notice dari Stanford dan Harvard untuk menginteres website dari kampus mereka," jelasnya.

Meskipun sudah dinyatakan lolos di dua kampus top dunia tersebut, Edy mengaku belum memantapkan pilihannya pada salah satunya. Dia pun saat ini tengah berfokus untuk mencari peluang beasiswa di Harvard sembari persiapan bahasa untuk mewujudkan impiannya kuliah di luar negeri.

"Untuk kampus Stanford itu sendiri saya berhasil lolos dengan beasiswa Knight-Hennessy Scholarship (KHS). Sedangkan di Harvard saya berhasil lolos kampus, namun tidak termasuk beasiswa," jelasnya.

"Harvard belum dapat beasiswa, jadi saat ini saya masih ingin mengusahakan untuk mengurus beasiswa di Harvard. Jika nantinya saya lolos di beasiswa fullnya maka saya akan mengambil Harvard. Namun, jika tidak saya akan kembali ke Stanford dengan mengambil beasiswa Knight-Hennessy Scholarship (KHS)," ungkapnya.

Lebih lanjut, Edy mengatakan dirinya sudah memutuskan jurusan apa yang nantinya akan diambil saat lanjut S2.

"Nantinya, rencana saya ingin mengambil konsentrasi Master of Data Science," ujar Edy.

Edy pun mengaku sangat bersyukur atas pencapaian yang telah diraihnya.

"Kalau saya sangat senang, sangat bersyukur juga, karena saya tidak pernah kepikiran bisa sampai ke tahap sana," ujarnya.

Kiat Lolos Beasiswa Luar Negeri ala Edy

Keberhasilan Edy dalam mewujudkan impiannya kuliah di luar negeri tentunya tidak terjadi begitu saja. Ada proses panjang yang tidak mudah yang telah dilalui Edy.

Tak lupa, Edy membagikan kiat-kiat lolos beasiswa luar negeri bagi para generasi muda yang punya impian sama dengannya. Menurut Edy, hal utama yang diperlukan adalah dengan memperbanyak informasi seputar peluang beasiswa serta kampus tujuan.

"Kita harus rajin untuk searching-searching tentang studi yg ingin kita tuju di luar negeri, mulai dari jurusan, kampus, beasiswa, dan info tentang negara tujuan," kata Edy.

Dengan memiliki wawasan yang luas terkait program studi, kampus, maupun negara tujuan, seseorang bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik.

Hal lainnya yang bisa dilakukan adalah dengan banyak terlibat dalam berbagai event tingkat nasional maupun internasional. Menurut Edy, hal ini akan menjadi nilai tambah sehingga peluang diterima beasiswa kuliah di luar negeri semakin besar.

"Untuk nilai tambah, kita bisa mengikuti berbagai event di tingkat nasional maupun internasional," ujarnya.

Edy pun berpesan kepada para generasi muda agar tak patah semangat mengejar pendidikan setinggi-tingginya. Menurut Edy, apapun yang diimpikan bisa diwujudkan jika kita berusaha dengan sungguh-sungguh.

"Untuk teman-teman yang lain, tetap semangat mengejar pendidikannya. Jangan mendengarkan kata orang lain," kata Edy berpesan.

"Cukup lakukan apa yang ingin kita lakukan, yang menurut kita baik. Karena mungkin orang lain berpikir bahwa kita tidak bisa mencapai hal tersebut, tetapi jika kita berusaha, maka suatu saat kita bisa mendapatkan hal-hal yang menurut kita mustahil saat ini," sambungnya.


(urw/alk)

Hide Ads