Produksi beras di Sulawesi Selatan (Sulsel) naik 8,12 % atau 219,3 ribu ton. Pada tahun 2020 produksi beras di angka 2,7 ton lalu meningkat menjadi 2,92 juta ton di tahun 2021.
Data itu berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel. Kenaikan itu produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk Sulsel itu efek dari peningkatan luas panen dan diiringi produksi padi yang naik.
"Pada 2021, luas panen padi sebesar 0,99 juta hektare dengan produksi sebesar 5,09 juta ton gabah kering giling (GKG). Jika dikonversikan menjadi beras, maka produksi beras pada 2021 mencapai 2,92 juta ton," ucap Kepala BPS Sulsel Suntono dilansir dari data rilis BPS pada 1 Maret 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Produksi beras tertinggi pada 2021 terjadi pada September sebesar 0,61 juta ton dan bulan April sebesar 0,53 juta ton. Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada bulan Juni, yaitu sebesar 0,06 juta ton.
Dari data BPS Sulsel tercatat produksi padi pada 2021 mengalami kenaikan sebanyak 382,2 ribu ton GKG. Naik 8,12 % jika dibandingkan 2020 yang sebesar 4,71 juta ton GKG.
Selama 2021, ada 3 tiga kabupaten/kota di Sulsel dengan produksi padi (GKG) tertinggi, yakni adalah Kabupaten Bone (771,45 ton), Wajo (569.84 ton), dan Pinrang (516,87 ton).
Sementara wilayah dengan produksi padi terendah, ialah Kota Parepare (4,34 ton), Kabupaten Selayar (7,48 ton), dan Kota Makassar (13,08 ton).
BPS turut memperkirakan potensi produksi padi pada periode Januari-April 2022 di Sulsel mencapai 2,26 juta ton GKG. Ada kenaikan sebanyak 0,48 juta ton GKG (26,76 %) dibandingkan 2021 yang sebesar 1,79 juta ton GKG.
"Potensi produksi beras pada periode Januari-April 2022 diperkirakan mencapai 1,30 juta ton beras atau mengalami kenaikan sebesar 0,27 juta ton 26,76 % dibandingkan dengan produksi beras pada Januari-April 2021 yang sebesar 1,02 juta ton beras," paparnya.
Ada pun empat kabupaten di Sulsel yang diproyeksi penghasil beras tertinggi periode Januari-April 2022, yakni Kabupaten Bone (222.276 ton), disusul Kabupaten Wajo (159.094 ton), Sidrap (145.857 ribu ton), dan Pinrang (122.884 ton).
(sar/nvl)