Dottoro Suporter PSM Sesalkan Tembakan Gas Air Mata saat Tragedi Kanjuruhan

Dottoro Suporter PSM Sesalkan Tembakan Gas Air Mata saat Tragedi Kanjuruhan

Abadi Tamrin - detikSulsel
Senin, 03 Okt 2022 19:14 WIB
Kegunaan Gas Air Mata Sebenarnya, Kini Jadi Sorotan di Tragedi Kanjuruhan
Foto: AFP via Getty Images/STR
Makassar -

Ketua Komunitas Dottoro Suporter PSM (KDS), Achsan A Muin turut berduka atas Tragedi Kanjuruhan yang terjadi saat duel Arema FC Vs Persebaya. Achsan menyesalkan adanya gas air mata yang ditembakkan aparat kepolisian ke tribun penonton.

"Sangat disesalkan pihak keamanan melepaskan gas air mata di dalam stadion. Padahal dalam ukuran nonton sepak bola di stadion, tidak ada SOP (Standard Operating Procedure) melepaskan gas air mata di situ," kata Achsan A Muin kepada detikSulsel, Senin (3/10/2022).

Pria yang akrab disapa Dokter Accank ini menjelaskan, gas air mata dampaknya sangat buruk untuk kesehatan. Terlebih jika yang kena memiliki riwayat penyakit yang berkaitan dengan pernapasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi gas air mata itu satu tembakan saja, itu pedis sekali mata. Apalagi yang saya lihat di video-video bukan sekali menembak, kayak bom, bom, bom. Banyak kali," sesalnya.

"Mungkin masuk ke saluran pernapasan, jadi penonton setengah mati untuk bernapas. Belum lagi baku injak-injak. Karena pada saat dikena pedis sekali mata, berbahaya itu kandungannya gas air mata," paparnya.

ADVERTISEMENT

Dokter Accank meminta, gas air mata tidak lagi digunakan aparat kepolisian untuk menertibkan kerusuhan di stadion. Ia menyarankan agar brikade polisi yang diperkuat, khususnya laga-laga yang mempertemukan dua klub besar dan rivalitas tinggi.

"Langkah aparat memperbanyak pasukannya untuk partai-partai besar. Misalnya Arema Vs Persebaya, kita tahu potensi rusuhnya besar sekali. Juga Persib Vs Persija. Kalau PSM kita tahu memiliki hubungan baik dengan semua suporter," katanya.

"Jadi bisa bandingkan kapasitas stadion dan jumlah penonton dengan jumlah aparat mungkin 1/3. Misalnya kapasitas stadion 50 ribu maka aparatnya 15 ribu. Hitunganya 1 aparat banding 3 suporter. Itu langkah paling tepat," kuncinya.

Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, menewaskan 125 orang dan menyebabkan 323 lainnya luka-luka. Hal tersebut terjadi saat duel Arema FC Vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10) malam.

Aremania masuk ke dalam lapangan usai pertandingan karena tidak terima tim kesayangannya, Arema FC kalah 2-3 atas Persebaya Surabaya. Aksi yang berujung anarkis itu kemudian dibalas dengan tembakan gas air mata oleh kepolisian ke tribun penonton.




(ata/sar)

Hide Ads