Oknum aparatur sipil negara (ASN) Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) inisial A, nekat mengubah status jaminan kesehatan 2 orang warga menjadi meninggal karena beda pilihan di Pilkada 2024. Kepala Dinsos Jeneponto mengaku akan memproses masalah tersebut.
Dua warga Jalan Lanto Dg Pasewang, Kelurahan Empoang, Binamu yang status KIS-nya diubah menjadi meninggal bernama A. Muhammad Zulkifli (24) dan M Sofyan (21). Sementara pelaku, merupakan paman korban yang bekerja di Dinsos Jeneponto.
"Kemarin (13/12) baru saya tahu, diubah status meninggal. Kutahu karena adekku yang cek karena dia honor di Dinsos," ujar Zulkifli kepada detikSulsel, Sabtu (14/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zulkifli mengatakan oknum ASN yang mengubah datanya tersebut merupakan pamannya sendiri. Dia menyebut aksi itu dilakukan pelaku lantaran beda pilihan pada Pilkada 2024.
"(Yang ubah) Itu om yang kerja di Dinsos, kepala seksi. Beda pilihan, konsekuensi pilkada katanya. Iya adikku mi itu kaget, karena dia sebenarnya mungkin targetnya om ku untuk diubah status meninggal kebetulan saya saudaranya sekalian na ubah mi juga status KIS ku," ujarnya.
Selama ini, Zulkifli mengaku tidak ada masalah pribadi dengan pamannya tersebut. Makanya, dirinya kecewa ikut jadi korban dari masalah perbedaan pilihan di Pilkada ini.
"Saya tidak ada masalah pribadi sama om ku, cuman kenapa saya na kasi masuk-masuk juga," katanya.
Viral Pengakuan Oknum ASN Dinsos Jeneponto
Zulkfili juga dikirimkan bukti berupa percakapan di grup Dinsos Jeneponto oleh adiknya. Dalam percakapan grup yang dilihat detikSulsel, pamannya secara terang-terangan mengakui mengubah status kepesertaan tersebut karena kemanakannya sudah lupa diri.
"Iye benar kareng, efek jera konsekuensi Pilkada judulnya ponakan lupa diri," tulis oknum kepala seksi tersebut.
Bahkan dia mengungkit jasanya memasukkan Sofyan sebagai tenaga honorer di Dinsos Jeneponto. Oknum tersebut menyebut Sofyan tidak bisa lagi diatur.
"Kita ketahui, yang masukkan ini anak ke Dinsos saya, atas desakan dari neneknya. Hanya sayang dia sudah tidak bisa lagi diatur oleh keluarga dan bahkan bertingkah seolah dia lupa akan semua bantuan si nenek dan keluarganya," lanjut oknum tersebut.
Kadinsos Jeneponto Akan Panggil Oknum ASN
Kepala Dinas Sosial Jeneponto Muhammad Nasuhang juga buka suara terkait kejadian tersebut. Dia mengakui pegawainya telah mengubah status jaminan kesehatan 2 warga menjadi meninggal karena beda pilihan di Pilkada 2024.
"Iya betul itu, padahal dia tonji baku keluarga, baku keluarga dekat sekali karena saudara dengan mamanya (korban)," ujar Nasuhang kepada detikSulsel, Sabtu (14/12).
Pihaknya akan memanggil oknum ASN tersebut untuk dimintai klarifikasi pada Senin (16/12) nanti. Nasuhang juga mengaku tak menyangka oknum tersebut berani melakukan tindakan tersebut.
"Yang dicurigai ini dianggap kepala seksi belum saya panggil, tapi saya suruh menghadap hari Senin (16/12). Apa betul kau melakukan itu? Kenapa, apa hubungannya dengan Pilkada. Apalagi dia di pihak menang, di paslon 2 dia, baru dia lagi melakukan, seharusnya paslon 2 tenang-tenang tapi justru dia yang panik," katanya.
Nasuhang juga mengklarifikasi bahwa oknum ASN tersebut tidak lagi menjabat sebagai kepala seksi di Dinsos. Saat ini hanya sebagai pegawai fungsional di Dinsos Jeneponto.
"Dia bukan mi sebenarnya kepala seksi, dia fungsional, cuma dulu waktu ada (lowong) kepala seksi di Dinsos dia menjabat jadi datang SK-nya dia fungsional," katanya.
Nasuhang juga akan melaporkan kejadian ini ke Sekda dan Bupati Jeneponto. Jika terbukti, lanjutnya, dia akan meminta agar oknum tersebut disanksi tegas.
"Saya panggil dulu dia, kalau memang dia melakukan saya lapor dulu di pimpinan mau diapakan dia. Tapi yang dikasih meninggal ini orangnya juga melapor ke pihak penegak hukum," katanya.
Simak tindak lanjut KIS warga di halaman selanjutnya.
KIS 2 Warga Akan Diaktifkan Lagi
Pihaknya turut memastikan akan langsung berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan agar status KIS warga bisa kembali aktif. Dia berharap kedua warga ini bersabar dan tetap bekerja seperti biasa.
"Saya mencoba rencana hari Senin ke BPJS walaupun saya sudah sampaikan operator untuk dikembalikan ke semula. Sudah mi saya ketemu dengan korban ini dan saya bilang tenang saja nanti kita berupaya untuk diaktifkan kembali. Artinya kita usul kembali ke BPJS bahwa ini penonaktifan tidak benar," ungkapnya.
Nasuhang memastikan akan menelusuri lebih jauh tindakan pelaku. Dia khawatir masih ada warga lainnya jadi korban. Apalagi, dirinya selama ini banyak menerima keluhan dari warga yang tak mampu tapi tidak diakomodir sebagai penerima KIS.
"Saya telusuri juga nanti kalau sudah masuk hari Senin. Saya coba cari datanya jangan sampai masih ada korban lain. Kalau memang ada kita akan berupaya dikembalikan. Saya akan sampaikan ke pimpinan mau diapakan dia pegawai seperti itu," katanya.
"Memang dia sudah lama yang urusi yang begitu, sudah nakuasai memang. Banyak juga keluhan warga selama ini dulu, dari dulu dia pilih kasih di pelayanan, saya sampaikan kalau dia tidak lakukan melalui saya," pungkasnya.
Simak Video "Video 59 WBP Rutan Pangkajene Tidak Bisa Memilih"
[Gambas:Video 20detik]
(asm/asm)