Dinamika Pilwakot Makassar 2024 menjelang hari pencoblosan dinilai masih dinamis dengan kandidat berpotensi saling salip suara. Perebutan suara dari pemilih mengambang atau swing voters disebut bisa menjadi salah satu penentu kemenangan bagi pasangan calon (paslon).
Diketahui, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA sebelumnya merilis tingkat elektabilitas 4 paslon di Pilwalkot Makassar, Rabu (20/11). Survei dilakukan periode 10-16 November 2024 menggunakan metodologi standar multi stage random sampling melalui wawancara tatap muka kepada 800 responden terpilih dengan margin of error 3,5%.
Hasilnya, Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA) unggul dengan tingkat elektabilitas 34,6%, disusul Andi Seto Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi (SEHATI) 29,5%. Paslon nomor urut 3 Indira Yusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi AU (INIMI) di angka 20,4%, dan paslon nomor urut 4 Amri Arsyid-Rahman Bando (AMAN) 1,9%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian ada survei Indikator Politik Indonesia periode 11-17 November yang dirilis secara daring, Kamis (21/11). Populasi survei ini adalah seluruh warga Makassar dengan jumlah sampel 800 responden menggunakan metode multistage random sampling.
Toleransi kesalahan atau margin of error (MoE) pada penelitian ini sekitar Β±3.5% dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh kecamatan di Kota Makassar yang terdistribusi secara proporsional.
Hasilnya MULIA meraih elektabiltas tertinggi dengan 41,9%, disusul INIMI yang meraih 25,1%. Lalu ada paslon SEHATI dengan elektabilitas 21,1% dan di posisi buncit AMAN meraih 2,1%.
Pengamat politik, Nurmal Idrus mengatakan hasil survei dari sejumlah lembaga masih berubah-ubah. Sehingga, masih sangat sulit untuk menerka siapa paslon yang berpotensi mengunci kemenangan di Pilwalkot Makassar.
"Kalau kita berpedoman pada hasil survei beberapa lembaga, maka sebenarnya Pilwalkot Makassar baru akan selesai pada tanggal 27 November. Amat sulit menerka hasil akhir dengan kondisi saat ini," ujar Nurmal kepada detikSulsel, Kamis (21/11/2024).
Saat ini, kata Nurmal, dari sejumlah lembaga survei elektabilitas MULIA masih tertinggi. Nanum ada potensi paslon SEHATI dan INIMI mengejar di detik-detik akhir.
"Yang perlu diwaspadai adalah tingginya penerimaan politik uang. Perubahan persepsi dengan uang bisa saja terjadi terutama di segmen pemilih mengambang," kata mantan ketua KPU Makassar ini.
Hal itu menurut Nurmal akan menjadi perhatian masing-masing paslon. Direktur Nurani Strategic ini menyebut paslon yang punya kemampuan finansial memadai bisa saja akan melirik peluang ini.
"Ini sinyal yang kuat bagi semua paslon. Bagi paslon yang punya kemampuan finansial maka pasti memikirkan ini, sementara bagi paslon dengan kemampuan finansial terbatas, maka bisa mempertahankan basisnya," jelas Nurmal.
Sementara itu, pakar politik dari Unhas Ali Armunanto juga menilai survei SEHATI paling melejit di antara paslon lainnya. Penyebabnya parpol pengusung yakni NasDem dan Gerindra masif memberi dukungan ke SEHATI.
"Terbukti peran Cicu (Andi Rachmatika Dewi) yang luar biasa dan itu mendapat sambutan luar biasa juga dari masyarakat dan satu hal yang menarik karena Gerindra full dukung Seto di Makassar. Berbeda sekali responsnya Gerindra terhadap Andalan Hati (di Pilgub Sulsel)," jelas Ali.
Menurutnya, dukungan 2 parpol ini memberikan kontribusi besar untuk elektabilitas SEHATI. Faktor lainnya, barisan tim pemenangan SEHATI diisi politisi kawakan yang mengenal pertarungan di Makassar.
"Banyak politisi kawakan bergabung di situ (SEHATI) yang sangat mengenal medannya Makassar," kata Ali.
Selain itu, kata Ali, SEHATI dinilai memiliki pendanaan politik yang memadai. Hal ini akhirnya menyebabkan SEHATI masif dapat dukungan dari akar rumput.
"Padahal bisa kita bilang Seto memulai dari nol, tiga faktor itu yang bisa menunjukkan grafik pertumbuhan elektabilitas yang sangat luar biasa," katanya.
"Kalau dibandingkan dengan INIMI, AMAN sama MULIA grafiknya Seto paling bagus. Seperti diasumsikan survei itu kalau pertumbuhan ini masih berlanjut sampai hari H pemilihan bukan tidak mungkin Seto-Kiki bisa menutup jarak atau bahkan menyalip," pungkas dosen FISIP Unhas ini.
(asm/ata)