Pasangan calon nomor urut 3, Indira Yusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi A Uskara (INIMI) menjelaskan soal sandwich generation yang bisa membuat masyarakat menengah menjadi rentan miskin. Hal tersebut terjadi saat INIMI mendapat kesempatan bertanya kepada paslon nomor urut 2, Andi Seto Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi (SEHATI).
"Salah satu permasalahan daerah yang terjadi di gen Z dan milenial itu adalah generasi sandwich. Jadi generasi sandwich itu istilah ketika seorang harus menghidupi dua genarasi yang akan berefek pada penurunan belanja masyarakat dan akhirnya akan menahan perputaran perekonomian di Kota Makassar. Pertanyaannya, seberapa jauh Pak Seto dan Ibu Rezki menerjemahkan hal ini dan apa bentuk bantuan yang bisa diberikan kepada masyarakat yang berada pada kondisi tersebut?" tanya Indira dalam debat Pilwalkot Makassar, Rabu (13/11/2024).
Menanggapi pertanyaan itu, Andi Seto mengatakan permasalahan yang terjadi saat ini ialah jumlah pengangguran yang sangat besar. Menurutnya, membuka lapangan pekerjaan bisa menekan angka pengangguran yang tinggi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pikir yang paling penting sekarang ini untuk generasi di Kota Makassar, salah satu permasalahan yang paling besar adalah jumlah pengangguran yang sangat besar, yang tentu kita harus kurangi dan harus hilangkan," ucap Seto.
"Seperti tadi disampaikan angka kemiskinan kita meningkat 1 persen, sekitar 5,07. Yang jadi masalah adalah angka pengangguran. Jadi saya pikir salah satu solusi utama adalah membuka lapangan kerja sehingga kita punya pengangguran bisa berkurang," imbuhnya.
Dia kemudian menjelaskan soal stunting yang salah satunya disebabkan oleh kemiskinan. Selain itu, karena kurangnya asupan gizi.
"Mengenai masalah stunting saya sedikit jelaskan salah satu penyebab stunting adalah kemiskinan. Karena akses terhadap makanan bersih kurang, baik ibu hamil, setelah melahirkan anaknya juga kurang mendapat asupan gizi," lanjutnya.
Jawaban Seto kemudian ditanggapi oleh Ilham. Menurut Ilham, jawaban Seto sudah baik namun salah sasaran.
"Mendengar jawaban dari Kak Seto dan Kak Reski alhamdulillah sudah bagus meskipun salah sasaran. Artinya sandwich generation ini bukan orang nganggur, mereka kerja. Tetapi karena sandwich generation mereka menghidupi dua keluarga artinya mereka terancam turun kasta dari kelas menengah menjadi rentan miskin," terangnya.
Menurut Ilham, hal inilah yang perlu diperhatikan. Dia menilai pemerintah perlu menekan beban biaya rutin mereka agar perekonomiannya tetap bisa terputar.
"Nah ini yang perlu kita lakukan bagaimana upaya menurunkan beban biaya rutinnya. Nah salah satu uapaya untuk memutar perekonomiannya kita sangat bersyukur ada F8. Meningkatkan daya beli masyarakat. Awalnya menahan, dengan adanya F8 mereka jadi membeli," kata dia.
"Pertanyaan saya apakah program F8 sudah bagus, akan diteruskan, atau diberhentikan?" tanya Ilham menambahkan.
Sementara Seto, menilai penjelasan Ilham sudah cukup benar. Menurutnya, masyarakat menengah turun menjadi miskin karena kurangnya pendapatan. Maka dari itu, kata dia, beban dari biaya pelayanan publik semestinya dihapus.
"Saya pikir cukup benar tapi yang paling penting kenapa orang turun dari menengah ke miskin adalah kurangnya pendapatan. Dan salah satu penyebab adalah pelayanan publik yang berbayar yang seharusnya di Kota Makassar yang katanya kota dunia sudah harus gratis. Seperti layanan kesehatan kita katanya UHC tapi banyak orang tidak bisa mengakses rumah sakit dan puskesmas. Sangat membingungkan dan sangat menyedihkan," ucap Seto.
"Yang kita ketahui bersama juga saat ini pendidikan masih berbayar di seragam dan perlengkapan sekolah. Bahkan kabupaten Sinjai sudah menggeratiskan hal-hal tersebut kita kami menjadi bupati di sana. Jadi sebenarnya dampak mereka turun dari menengah ke miskin adalah banyaknya biaya tambahan yang seharusnya tidak mereka bayar tetapi muncul sehingga punya pengeluaran tambahan," tambahnya.
Dia juga menyinggung soal iuran sampah yang masih berbayar. Menurut Seto, masyarakat bisa memanfaatkan uang untuk membayar iuran sampah untuk membeli hal-hal lain yang lebih penting.
"Sampah juga saya pikir masalah yang luar biasa. Dengan adanya pengeluaran di awal bulan juga tentu menyebabkan bertambah masyarakat miskin. Rp 25 ribu yang saat ini katanya harus dibayar itu bisa dipakai beli susu, beli telur. Kalau kita gratiskan khususnya masyarakat miskin insyaallah mereka bisa bertahan di menengah," bebernya.
"Mengenai festival, saya pikir F8 cukup bagus tapi kami punya konsep lebih. Kami punya konsep yang kami sebut festival yang akan kami lakukan 2 bulan 2 kali. Setiap festival akan mengakomodir semua suku, semua agama," lanjutnya.
(asm/sar)