Pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Sukri Tamma menanggapi kericuhan antara pendukung calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) saat debat kedua Pilgub Sulsel 2024. Sukri berharap masyarakat menjadi pemilih yang bijak dalam menentukan pemimpin 5 tahun ke depan.
"Demokrasi meminta kita untuk bersikap secara bijak dalam menyikapi perbedaan yang ada. Silakan punya pilihan berbeda, tapi sikapi dengan bijak bahwa ini hanya urusan menentukan pimpinan, siapa yang akan jadi pemimpin," ujar Sukri Tamma kepada detikSulsel, Minggu (10/11/2024).
Sukri mengatakan kericuhan pada momen politik memang sering terjadi. Namun dia menegaskan bahwa kondisi tersebut tidak bisa dianggap wajar dan harus jadi bahwa evaluasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal tersebut tidak boleh dianggap sebagai kewajaran, bisa menjadi evaluasi dan memastikan proses kita menjadi sesuatu yang lebih baik," katanya.
Dia menduga kericuhan itu bisa jadi dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab. Pihak yang mencoba mengambil keuntungan dengan memperlihatkan Pilkada 2024 tidak aman.
"Mungkin ada satu dua pihak yang mencoba masuk ke ruang ini dan mengambil keuntungan tertentu. Kemudian barangkali mencoba untuk mendorong agar ini (pilkada) terlihat tidak aman. Ini semua yang menjadi catatan," jelasnya.
"Jadi, (seharusnya) tidak perlu ada tindakan kekerasan atau kecurangan," tambahnya.
Sukri menyatakan seharusnya pesta demokrasi ini dilaksanakan dengan riang gembira dan penuh rasa nyaman. Menurutnya, bukan hanya pemilih, tapi seluruh pihak bertanggung jawab atas hal tersebut.
"Mestinya sebagai sebuah pesta demokrasi, ini dilakukan dengan riang gembira, dengan nyaman," ucapnya.
"Semua stakeholder, baik peserta, pendukung, masyarakat, partai politik dan seterusnya, bahwa ini tidak boleh dilakukan dalam kerangka yang menakutkan warga, kemudian berkonflik berlebihan dan seterusnya," sambungnya.
Diketahui, debat kedua Pilgub Sulsel 2024 berlangsung di Hotel Claro, Makassar, Minggu (10/11). Pendukung pasangan calon kemudian terlibat aksi saling lempar batu di luar arena debat tepatnya di pertigaan Jalan AP Pettarani-Jalan Andi Djemma.
(hsr/ata)