Debat panas terjadi saat calon gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) nomor urut 2 Andi Sudirman Sulaiman (ASS) bertanya soal realisasi belanja Pemkot Makassar yang rendah. Calon gubernur nomor urut 1 Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto membalas dengan menyebut Pemprov Sulsel defisit.
"Kota Makassar kalau kita lihat realisasinya tahun 2021 ketika saya gubernur, belanjanya hanya realisasi 75%, kemudian tahun berikutnya 75%, berikutnya 85%. Kami di provinsi selalu di atas 90%, 94%. Kami harus tahu kenapa bisa seperti itu?" tanya Andi Sudirman dalam debat Pilgub Sulsel, Minggu (10/11/2024).
Menanggapi itu, Danny awalnya menjelaskan realisasi belanja Pemkot Makassar rendah lantaran berada dalam suasana COVID. Dia menyebut, saat itu seluruh daerah diminta untuk konsentrasi pada belanja terkait penanganan COVID.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu kebijakan pemerintah nasional. Maka dengan itu, Pak Andi Sudirman, mesti kita ingat bahwa kebijakan waktu itu difokuskan untuk COVID dan pemulihan. Sehingga semua merevisi anggaran pemerintah di seluruh Indonesia," terang Danny.
"Ini bukan persoalan penyerapan atau tidak. Tapi persoalan kedaruratan. Walaupun seperti itu tapi tetap pertumbuhan ekonomi Kota Makassar di atas rata-rata nasional," imbuhnya.
Danny lantas menyinggung pertumbuhan ekonomi Sulsel di bawah kepemimpinan Andi Sudirman berada di bawah rata-rata nasional. Dia pun menilai Andi Sudirman tidak bekerja sehingga membuat Sulsel mengalami defisit.
"Tapi pertumbuhan ekonomi selama bapak menjabat di bawah rata-rata nasional. Bapak tahu, tidak kerja saja 5%, tapi bapak ini 4,31. Berarti bukan hanya tidak kerja, tapi betul-betul defisit Karena tidak kerja saja dapat 5%. Begitu pertumbuhan ekonomi. Kota Makassar 5,3%, dan pernah 5,4%," paparnya.
Danny kemudian mengungkit Makassar banyak membantu Pemprov Sulsel. Dia menyebut ada banyak warga miskin yang datang ke Makassar dan dilayani dengan baik.
"Apalagi kita membantu banyak hal tentang provinsi. Beruntung ada Makassar, kemiskinan meningkat, tapi mereka lari ke Makassar. Datang ke Makassar tidak apa-apa, kami insyaallah akan memberikan.... kita lihat bahwa pengangguran terbuka kita menurun menembus satu digit yang sebelumnya 17%. Tahun ini, Agustus kita sudah 9,78%," ucap Danny.
ASS Singgung Angka Pengangguran Makassar
Andi Sudirman kemudian menanggapi jawaban Danny. Dia menegaskan kebijakan refocusing yang dikeluarkan pemerintah pusat bukan berarti menghapus anggaran. Dia menyebut anggaran belanja yang banyak tidak terealisasi berdampak pada peningkatan pengangguran.
"Perlu sedikit kita pahami. Refocusing itu bukan berarti menghapus anggaran. Tidak belanja Rp 500 miliar sampai Rp 700 miliar apa yang terjadi? Makassar tidak punya pekerjaan banyak, makanya terjadi pengangguran banyak. Makassar ini tertinggi, masih dua digit pengangguran di Makassar. Bayangkan kalau Sulawesi Selatan bergelimpangan pengangguran," kata Andi Sudirman.
"Parameternya satu, naik ekonomi, banyak pengangguran, turun kemiskinan, ada persoalan, berarti ada masalah dalam tata kelola pemerintahan. Kenapa? Karena kita tidak belanja," tambahnya.
Menanggapi itu, Danny menyebut jika data yang dipaparkan ASS salah. Menurutnya, gini ratio di Makassar justru menurun.
"Saya kira data bapak salah lagi. Gini ratio itu menurun. Kemarin kami 0,39 sekian sekarang sudah 0,37. Jadi betul kita bilang, jangan paballe-balle (bohon-bohong), betul sekali. Maka dengan itu harus data dihafal, gini ratio dihafal. Ini akibat lorong wisata, mikro berkembang kemudian mendekati. Gini ratio itu pemegang uang terbanyak dengan uang terkecil itu mendekat. Makin kecil gini ratio makin baik kota itu atau pertumbuhan ekonomi itu," pungkasnya.
(asm/ata)