Andi Sudirman Ingin Tambah RS Regional di Sulsel, Azhar Anggap Tak Cukup

PILKADA Sulawesi Selatan

Kenali Kandidat

Debat Kedua Pilgub Sulsel 2024

Andi Sudirman Ingin Tambah RS Regional di Sulsel, Azhar Anggap Tak Cukup

Tim detikSulsel - detikSulsel
Minggu, 10 Nov 2024 15:48 WIB
Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi saat debat kedua Pilgub Sulsel 2024.
Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi saat debat kedua Pilgub Sulsel 2024. Foto: (Sahrul Alim/detikSulsel)
Makassar -

Calon gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) nomor urut 2, Andi Sudirman Sulaiman (ASS) mendorong peningkatan rumah sakit regional di Sulsel. Namun calon wakil gubernur nomor urut 1, Azhar Arsyad menilai itu tidak cukup dan pihaknya akan mendorong adanya pembangunan smart health di setiap desa hingga kecamatan.

ASS awalnya menjawab pertanyaan mengenai sub tema infrastruktur kesehatan di Sulsel. Dia kemudian menceritakan bagaimana dirinya saat menjabat gubernur sudah membangun rumah sakit regional.

"Pentingnya rumah sakit regional ini untuk terjangkau dan menjangkau. Terjangkau yang pertama adalah bagaimana dia bekerja sama BPJS, harganya terjangkau kepada masyarakat di pedesaan. Terjangkau dalam artian aksesibilitasnya dekat dengan ditempatkan di regional," ujar ASS dalam debat kedua Pilgub Sulsel di Hotel Claro, Makassar, Minggu (10/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Andi Sudirman menilai jarak tempat tinggal warga di daerah dengan rumah sakit di perkotaan terbilang jauh. Bahkan, kata dia, ada yang mencapai 200 kilometer.

"Bayangkan daerah 200 Km dari perkotaan kita bangun. Sehingga pemerataan pelayanan kesehatan teratur di semua wilayah regional," ucapnya.

ADVERTISEMENT

"Nantinya ke depan kita akan membangun regional tambahan lagi. Sehingga lahir nanti pelayanan kesehatan, infrastrukturnya, kami hadirkan 13 dokter spesialis di daerah regional kami," imbuhnya.

Dia menuturkan, dalam mewujudkan rumah sakit regional yang baik, dia akan memberikan insentif khusus bagi tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas. Hal ini karena lokasi rumah sakit regional bukan berada di daerah peminatan.

"Kami berikan insentif khusus sebagai daerah rumah sakit yang tidak dalam peminatan sehingga mereka nyaman. Mereka dapat infrastruktur rumah dinas, mereka dapat mobil dinas, sehingga mereka nyaman untuk berada di sana," katanya.

"Apa yang terjadi? Satu tahun kami bangun sebagai rumah sakit pertama yang dibangun dengan waktu satu tahun itu dalam alat standarnya sangat baik. Kemudian mereka melayani 2.000 per bulannya. Bukan persoalan cakupannya, tapi bagaimana aksesibilitas dari ratusan warga desa yang dapat menjangkau rumah sakit tersebut," imbuh ASS.

Menanggapi itu, Azhar menilai pembangunan rumah sakit regional tidak cukup. Menurutnya, masih banyak daerah yang juga butuh fasilitas kesehatan yang lebih dekat.

"Jangan lupa, masyarakat di desa itu butuh sebenarnya infrastruktur kesehatan. Makanya kalau kami terpilih insyaallah akan membangun infrastruktur smart health sampai di kecamatan-kecamatan, terutama di kecamatan dan desa-desa. Karena ini yang sangat dibutuhkan sebenarnya," ujar Azhar.

Selain itu, kata dia, infrastruktur kesehatan bukan hanya sekadar membangun rumah sakit. Dia menyebut perlu ada intervensi pemerintah dalam mencegah masyarakat agar tidak sampai sakit.

"Yang kedua jangan lupa infrastruktur kesehatan itu bukan hanya sekadar membangun rumah sakit. Tapi bagaimana pencegahannya? Apa strategi intervensi kita ketika orang sebelum sakit? Jangan sakitnya saja mau diobati. Dan itu rumah sakit regional. Ini Sulawesi Selatan. Sangat luas dan banyak orang membutuhkan," paparnya.

Andi Sudirman kemudian kembali menanggapi pernyataan Azhar. Dia menuturkan pengelolaan kesehatan memiliki tingkatan berdasarkan tingkatan kedaruratannya.

"Kita harus tahu di dalam pengelolaan kesehatan itu ada tingkatannya. Tingkatan kemudian emergency case. Tingkatan yang kemudian yang masih bisa rawan jalan, masih bisa preventif. Yang kami intervensi untuk regional adalah yang golden time. Bisa bayangkan kalau orang pendarahan itu butuh waktu kurang dari beberapa jam, lewat orang," terang Andi Sudirman.

"Persoalan angka kematian ibu hamil dan anak. Kemudian kalau ada stroke, golden timenya itu 6 jam. Makanya kalau kemudian cuma mobile itu bisa, tapi kalau untuk penanganan dari segi risiko mana dulu masuknya. Tapi kalau persoalan mau mengantar pasien yang sudah pendarahan, sudah stroke itu butuh waktu yang sangat cepat. Ini ada golden time," imbuhnya.




(asm/sar)

Agenda Pilkada 2024

Peraturan KPU 2/2024 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024
2024
22 September 2024
Penetapan Pasangan Calon
25 September 2024- 23 November 2024
Pelaksanaan Kampanye
27 November 2024
Pelaksanaan Pemungutan Suara
27 November 2024 - 16 Desember 2024
Penghitungan Suara dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara

Berita Terpopuler

Hide Ads