Masalah akses jalan di jembatan Barombong, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) turut menjadi pembahasan dalam debat perdana Pilgub Sulsel 2024. Debat panas terjadi antara calon gubernur nomor urut 1 Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto dan nomor urut 2 Andi Sudirman Sulaiman.
Adu argumen itu bermula saat Andi Sudirman mendapat kesempatan untuk bertanya kepada paslon nomor urut 2. Andi Sudirman menanyakan perihal alasan Pemkot Makassar di bawah kepemimpinan Danny Pomanto tidak membangun jembatan Barombong yang selama ini memicu kemacetan.
"Barombong ini, dalam aturan, kalau jalannya adalah provinsi, makanya jembatannya provinsi. Kebetulan dia jalan kota, maka jembatannya harus menjadi kota. Pertanyaan saya, apa yang menjadi kendala sehingga itu tidak diselesaikan? Terima kasih," ujar Andi Sudirman dalam debat Pilgub Sulsel, Senin (28/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Danny kemudian menjawab pertanyaan itu. Dia mengakui jembatan Barombong masuk dalam jalan Kota Makassar. Namun dia menyebut jembatan tersebut berukuran panjang lebih dari 400 meter sehingga menjadi kewajiban pusat dan semestinya pembangunannya diusulkan oleh Pemprov Sulsel.
"Jembatan itu, betul itu jalan kota. Tapi ini bentang jembatan yang lebih 400 meter itu menjadi kewajiban pusat. Tapi diusulkan lewat provinsi, provinsi tidak pernah masukkan usulan itu. Itu masalahnya," ucap Danny.
Danny mengatakan sebenarnya dirinya bisa membangun sendiri jembatan Barombong menggunakan APBD Makassar. Dia menegaskan Makassar memiliki pendapatan asli daerah (PAD) yang besar.
"Seandainya Provinsi sampaikan tidak usah kasi masuk, Pemerintah Kota bisa bikin sendiri. Pemerintah Kota ini banyak uangnya, karena kita bisa menaikkan PAD kita dari 500 (miliar rupiah) insyaallah tahun depan setelah pembagian DBH (dana bagi hasil) ke kabupaten/kota, insyaallah sudah Rp 2,1 triliun," ujar Danny.
"Kita bisa biayai itu, tapi kita tidak mau, kita menghargai bahwa Provinsi itu adalah bagian koordinasi kita. Kita sudah koordinasi dengan pemerintah pusat, tapi disampaikan bahwa tidak masuk dalam list oleh Pemerintah Provinsi, seandainya kami kasih surat ke Pemerintah Kota Makassar, insyaallah Kota Makassar akan selesaikan, banyak uang kok, kita ndak ada utang, ndak ada utang kita, kita banyak uang, alhamdulillah, terimakasih," katanya.
Andi Sudirman Bandingkan APBD Sulsel dan Makassar
Menanggapi hal tersebut, Sudirman berbicara soal daerah strategis di Sulsel yang sudah tercatat di PUPR untuk melakukan pembangunan. Dia pun membandingkan APBD Pemprov Sulsel dengan Pemkot Makassar.
"Persoalannya sekarang, ketika itu adalah kewenangan kita. Kota ini perbandingannya dengan provinsi, kami punya anggaran kurang lebih Rp 10 sampai Rp 11 triliun. Kota Rp 4 triliun kalau tidak salah. Rp 4 triliun cuma menangani satu kota. Kami menangani 24 kabupaten/kota yang harus kami bangun. Kami mau sampaikan, .... (Rp 5,6 triliun, timpal Danny). Apalagi 5,6," ujar Ando Sudirman.
Menurut Sudirman, Pemkot Makassar semestinya memberikan perhatian untuk pembangunan jembatan Barombong tersebut. Dia pun mengungkit pernah membangun Jembatan Pacongkang di Kabupaten Soppeng meski dengan anggaran yang minim.
"Artinya apa, ini perkiraan anggaran Rp 150 sampai Rp 200 miliar. Dibanding kita bermacet-macet ria, untuk puluhan tahun untuk bertahun-tahun, ini perlu menjadi perhatian. Kami dengan anggaran sedikit pun kami membangun Jembatan Pacongkang (di Kabupaten Soppeng), kami mengatakan hal ini karena kami sudah mengerjakan, dengan bertahap," imbuhnya.
Danny kemudian kembali menanggapi. Danny mengaku tidak mengetahui kebijakan yang ada terkait dengan pembangunan jembatan Barombong. Dia lantas mencontohkan Pemkot Makassar yang menggelontorkan anggaran Rp 200 juta untuk pembangunan akses jalan ke Stadion Sudiang Makassar.
"Seandainya saya tahu seperti begini, kita bisa bikin sendiri. Buktinya kemarin waktu Pj (Gubernur Sulsel) Pak Bahtiar, pada saat mau bangun stadion tidak ada uangnya bikin jalanan, kita bikin (jalanan dengan anggaran) Rp 200 miliar. Ndak soal, Pak, tapi kami tidak tahu bahwa kebijakan seperti ini," bebernya.
"Kita pasti bantu provinsi. Kami tahu beban provinsi sangat besar, dan kota alhamdulillah punya keuntungan yang luar biasa. Kita kan koordinasi, persis sama dengan stadion. Stadion tidak ada bisa bikin jalannya, Provinsi tidak punya uang, Pemerintah Kota bantu Rp 200 miliar. Sudah masuk sekarang, alhamdulillah," pungkasnya.
(asm/sar)