Calon Gubernur Sulawesi Selatan (Cagub Sulsel) nomor urut 2 Andi Sudirman Sulaiman (ASS) memaparkan strategi mengatasi kesenjangan layanan kesehatan dalam debat Pilgub Sulsel 2024. Cagub Sulsel nomor urut 1, Danny Pomanto lantas menyinggung pengalamannya membawa Kota Makassar mendapat penghargaan dari WHO (organisasi kesehatan dunia).
Moderator debat Pilgub Sulsel mulanya memberikan pertanyaan subtema kesehatan kepada pasangan Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi. Moderator menyebut layanan kesehatan di Sulsel belum merata karena keterbatasan infrastruktur, kurangnya tenaga medis dan sulitnya akses kesehatan.
"Pertanyaannya, bagaimana komitmen dan strategi pasangan calon untuk mengatasi kesenjangan di bidang kesehatan dan menggerakkan partisipasi swasta untuk menunjang strategi tersebut," kata moderator debat Pilgub Sulsel di Hotel Four Point by Sheraton, Makassar, Senin (28/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudirman lantas bercerita sebelum dirinya menjadi gubernur Sulsel, kondisi layanan kesehatan hanya terpusat di perkotaan. Namun sejak menjadi gubernur Sulsel, pembangunan rumah sakit yang merata di tiap wilayah sudah dimulai.
"Terobosan yang kami buat adalah bagaimana membuat rumah sakit regional itu kami bangun dalam waktu setahun, beroperasi dan langsung bekerja sama dengan BPJS dan ada sekitar kurang lebih 300 desa menjangkau rumah sakit kita," tutur Sudirman.
"Paling penting, terjangkau dengan 13 dokter spesialis ditempatkan di sana. Saya buatkan pergub, pergub itu termasuk wilayah rumah sakit yang diberikan insentif kepada dokter spesialis. Uang duduk saja Rp 13 juta, bisa dicek sekarang. Pasiennya berapa? 2.100 saya cek terakhir per bulannya," paparnya.
Sudirman mengaku mendorong layanan kesehatan yang menjangkau dan terjangkau di Sulsel. Menjangkau, kata dia, artinya layanan kesehatan ditempatkan di daerah yang aksesnya sulit, sedangkan terjangkau mesti bekerja dengan BPJS.
"Kalau kita melihat indeks-indeks kami, maka provinsi Sulawesi Selatan menempati poin 1,7, perbandingannya penduduk terhadap setiap 1.000 penduduk yang ada di Sulsel. Ini tentu angka capaian yang lumayan progresif selama kami menjabat," tuturnya.
Dia menegaskan program ini akan direplikasi ke depan dan dikembangkan lebih lanjut. Layanan fasilitas kesehatan akan dibangun secara merata hingga ke desa-desa.
"Berikutnya pelibatan swasta, kita berikan akses seluas-luasnya untuk mendirikan rumah sakit. Dan termasuk kita bekerja sama dengan rumah sakit OJK yang sekarang sudah diresmikan. Alhamdulillah menjadi rumah sakit terbaik di Asia Tenggara dengan pelayanan terbaik," jelas Sudirman.
Respons Danny-Azhar
Menanggapi pemaparan tersebut, Danny kemudian menyinggung Pemprov Sulsel selama ini perlu mencontoh program yang dilakukan Pemkot Makassar. Selama menjadi Wali Kota Makassar, Danny mengklaim telah meraih penghargaan dari WHO berkat pelayanan kesehatan.
"Sebenarnya kalau provinsi sejak dulu mereplikasi Kota Makassar, saya kira selesai persoalan. Kenapa, Makassar dinobatkan oleh WHO menjadi kota dengan pelayanan kesehatan terbaik se-Asia Tenggara, bukan kementerian yang kasih, tapi WHO. WHO adalah badan kesehatan dunia," jelas Danny.
Danny menegaskan, program terbaik yang dicanangkannya selama ini akan direplikasi ketika menjadi gubernur Sulsel. Dia menyebut visi misi Danny-Azhar akan menjawab semua persoalan di Sulsel.
"Saya kira insyaallah semua yang pengalaman di Kota Makassar kita masukkan dalam visi-misi kita. Tenang kita datang membawa semua yang terbaik dari Makassar untuk Sulsel," tambah Danny.
Hal senada juga disampaikan Azhar Arsyad. Calon wakil gubernur Sulsel ini menegaskan program pelayanan kesehatan harus diperhatikan secara holistik.
"Pengalaman Makassar itu kami sudah masukkan di visi misi dan itu akan kami replikasi di seluruh Sulawesi Selatan. Jadi bagaimana membangun ekosistem smart health berbasis kecamatan. jadi bukan hanya satu kasus satu rumah sakit tapi ini secara holistik," tegas Azhar.
(hsr/hsr)