Petahana calon bupati Maros Chaidir Syam menanggapi kritikan mantan Bupati Maros Hatta Rahman hingga memilih mendukung kotak kosong. Chaidir mengaku ada sejumlah hal yang membuat pembangunan di era kepemimpinannya tidak bisa berjalan maksimal.
"Periode kami awal kami 2021 kondisi COVID di mana kita tahu bersama pertumbuhan ekonomi kita terpuruk dan fokus saat itu kita bagaimana masyarakat keluar dari kondisi COVID," kata Chaidir kepada detikSulsel, Jumat (25/10/2024).
Pada tahun kedua dan ketiga sebagai bupati, dia mengatakan juga memprogramkan pembangunan dan perbaikan infrastruktur di sektor pendidikan dan kesehatan. Chaidir menyebut ada anggaran Rp 700 miliar yang disiapkan di dua sektor itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun kedua dan ketiga fokus kita pendidikan dan kesehatan, sektor pendidikan hampir Rp 400 miliar misalnya memperbaiki sekolah, menambah ruang kelas, memperbaiki gedung sekolah," jelasnya.
Sementara di sektor kesehatan, ia mengatakan menggelontorkan anggaran hampir Rp 300 miliar per tahun. Chaidir mengatakan, anggaran tersebut digunakan untuk pembayaran BPJS warga tidak mampu, peningkatan layanan puskesmas sehingga bisa melakukan rawat inap, dan pengadaan alat-alat kesehatan.
"Di sektor kesehatan kita anggarkan hampir Rp 300 miliar. Kita bayarkan BPJS Kesehatan, puskesmas yang baik menjadi puskesmas perawatan sehingga bisa rawat inap, beli alkes untuk puskesmas," ucapnya.
Chaidir membenarkan jika pada pemerintahan Hatta Rahman sebagai bupati banyak pembangunan infrastruktur jalan serta kantor pemerintahan. Menurutnya, saat itu pembangunan infrastruktur seperti jalan dan kantor pemerintahan memang menjadi kebutuhan.
"Jadi memang periode pak Hatta bupati, saya Ketua DPRD saat itu, fokus anggaran memang pembangunan infrastruktur karena memang kondisi jalan, kantor-kantor pemerintahan beberapa lokasi infrastruktur memang harus kita bangun," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Hatta Rahman menyatakan mendukung kotak kosong dalam Pilkada Maros 2024. Hatta berharap dengan kemenangan kotak kosong akan ada perubahan di Kabupaten Maros.
"Alasannya karena kotak kosong juga pilihan. Saya ingin melihat Maros lebih baik mudah-mudahan kalau kotak kosong menang ada perubahan yang lebih baik di Maros," ucap Hatta kepada wartawan, Rabu (23/10).
Dia membandingkan pemerintahannya pada periode pertama yang mengelola APBD sebesar Rp 3,8 triliun dengan pemerintahan Chaidir Syam dengan APBD yang hampir Rp 6 triliun. Menurutnya, dengan anggaran tersebut ia bisa membangun 400 kilometer jalan dan kantor-kantor pemerintahan.
"Ini kan sebagai pembanding saja, zaman saya lima tahun pertama APBD saya Rp 3,8 T dengan utang pemda Rp 300 M saya bisa membangun jalan 400 km, kantor-kantor termasuk kantor bupati dan pusat kuliner PTB (Pantai Tak Berombak)," jelasnya.
(asm/sar)