Menakar Kekuatan 3 Figur Perempuan di Pilwalkot Makassar 2024

PILKADA Sulawesi Selatan

Kenali Kandidat

Menakar Kekuatan 3 Figur Perempuan di Pilwalkot Makassar 2024

Nur Hidayat Said - detikSulsel
Rabu, 11 Sep 2024 20:30 WIB
Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Ali Armunanto,
Foto: Dok. Istimewa
Makassar -

Pakar politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Ali Armunanto menilai tiga figur perempuan yang bertarung pada Pilwalkot Makassar 2024, Sulawesi Selatan (Sulsel), memiliki kekuatan berbeda untuk memenangkan kontestasi. Menurutnya, peluang menang akan dipengaruhi dinamika politik dan jaringan.

"Tentu kekuatannya berbeda-beda. Kalau kita berbicara pengaruh, kontribusinya berbeda," ujar Ali kepada detikSulsel, Rabu (11/9/2024).

Tiga figur perempuan di Pilwalkot Makassar yakni Indira Jusuf Ismail sebagai bakal calon wali kota didampingi Ilham Ari Fauzi Amir Uskara. Lalu, Aliyah Mustika Ilham sebagai bakal calon wakil wali kota mendampingi Munafri Arifuddin (Appi), serta Rezki Mulfiati Lutfi juga sebagai bakal calon wakil wali kota mendampingi Andi Seto Gadhista Asapa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Ali, Indira memiliki keuntungan besar karena suaminya, Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto, saat ini masih menjabat Wali Kota Makassar. Indira, kata dia, punya aksesibilitas untuk bisa berinteraksi lebih banyak dengan masyarakat.

"Ibu Indira sebagai 01 tentu dia yang menjadi tulang punggung yang akan ditopang oleh wakilnya. Kalau kita berbicara peluang, suaminya (Danny Pomanto) sekarang masih Wali Kota Makassar. Kita lihat bahwa jauh sebelumnya Indira sudah diikutkan dalam kegiatan, entah sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Makassar, entah sebagai pembina di kegiatan lainnya," katanya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Ali menuturkan jaringan yang dimiliki Danny Pomanto juga bisa dimaksimalkan. Sebab, kata dia, dengan Danny Pomanto yang maju di Pilgub Sulsel 2024, Indira bisa mendapat dukungan ganda dalam kampanye yang saling mendukung antara keduanya.

"Artinya berjalan dengan dua misi dalam satu kesempatan. Toh, nanti di Makassar tidak akan mengkampanyekan dirinya, tetapi juga istrinya, begitu sebaliknya. Tentu dalam proses ini kans Indira menjadi lebih terbuka," ucapnya.

Sementara itu, Aliyah meski menjabat sebagai legislator DPR RI sebelumnya, menurut Ali tidak memiliki panggung yang sebesar Indira di Makassar. Walaupun, kata dia, Aliyah didukung jaringan politik masif dari suaminya, Ilham Arief Sirajuddin (IAS).

"Posisi Bu Aliyah bukan sebagai fokus utama, dia sebagai penyokong Munafri. Itu tentu juga menjadi pertimbangan publik," tuturnya.

Di sisi lain, Ali menilai posisi Rezki yang juga turut bertarung kurang signifikan dibandingkan dengan Indira dan Aliyah. Rezki yang sebelumnya merupakan legislator DPRD Sulsel itu disebut kurang mencolok dibanding Indira maupun Aliyah.

"Yang agak kurang signifikan kalau dibandingkan keduanya (Ibu Indira dan Ibu Aliyah) adalah Ibu Rezki. Tapi, tentu karena dia punya jaringan keluarga, itu bisa dimanfaatkan," ungkapnya.

"Jadi, saya rasa masing-masing (tiga kandidat perempuan di Pilwalkot Makassar) punya kelebihan," tambahnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Mengenai apakah kehadiran tiga kandidat perempuan akan menjadikan gender sebagai isu penting pada Pilwalkot Makassar, Ali menyatakan hal tersebut tidak akan menjadi faktor penentu. Sebab menurutnya, mereka akan berebut segmen yang sama.

"Saya rasa tidak bisa jadi fokus karena tiga bapaslon ada perempuannya. Jadi, tidak bisa menjadi isu kunci. Seandainya cuma satu. Artinya, mereka memperebutkan segmen yang sama, punya jualan yang sama, sehingga itu tidak akan berkontribusi signifikan. Yang berkontribusi nanti adalah kekhasan yang dibangun di antaranya mereka," jelasnya.

Kendati demikian, Ali menilai kehadiran kandidat perempuan bisa memengaruhi pemilih perempuan. Terlebih dengan mengacu pada daftar pemilih sementara (DPS). Untuk diketahui, DPS Pilwalkot Makassar sebanyak 1.040.305 pemilih yang terdiri atas laki-laki 503.268 pemilih dan perempuan 537.037 pemilih.

"Tentu ini akan mengundang minat perempuan. Tapi, yang menarik preferensi pemilih, kan, bukan hanya gender. Performa publik, program, dan berbagai hal itu juga berkontribusi. Bahwa gender punya pengaruh, iya, tapi apakah itu signifikan, tidak," tuturnya.

"Sebab, ada faktor-faktor yang lebih signifikan, khususnya adalah intensitas bersentuhan dengan pemilih, empati dan simpati yang dirasakan, itu yang paling menentukan," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(hsr/asm)

Agenda Pilkada 2024

Peraturan KPU 2/2024 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024
2024
22 September 2024
Penetapan Pasangan Calon
25 September 2024- 23 November 2024
Pelaksanaan Kampanye
27 November 2024
Pelaksanaan Pemungutan Suara
27 November 2024 - 16 Desember 2024
Penghitungan Suara dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara

Berita Terpopuler

Hide Ads