Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perhubungan, dan Pertanahan (PUTRPP) Kabupaten Maros, Muetazim Mansyur diusulkan menggantikan Suhartina Bohari menjadi bakal calon wakil bupati (bacawabup) Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel). Muetazim dinilai memiliki pengalaman birokrasi yang mumpuni mendampingi Bupati Maros petahana, Chaidir Syam pada Pilkada 2024.
Usulan penggantian bacawabup Maros ini diproses setelah Suhartina dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS) tes kesehatan berdasarkan pengumuman KPU Maros pada Sabtu (7/9). Nama Muetazim mencuat sebagai figur yang menggantikan Suhartina sesuai hasil rapat bersama partai pengusung.
"Kenapa birokrat? Lagi-lagi kita memikirkan ini lima tahun depan. Bahwa memang Pak Bupati (Chaidir) harus dibantu dengan orang yang kami anggap punya pengalaman di dunia birokrasi," ungkap Juru Bicara (Jubir) Chaidir-Suhartina, Chaerul Syahab kepada detikSulsel, Minggu (8/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chaerul mengaku proses penentuan pengganti Suhartina sempat berjalan alot karena partai politik (parpol) pengusung masing-masing menyodorkan kadernya. Selain dari figur birokrat, partai koalisi juga membuka opsi mengusulkan sosok dari kalangan pengusaha untuk bakal calon wakil Chaidir.
"Karena, kan, agak enak ini ketika pasangan politisi dan birokrat bersatu dalam satu koalisi. Itu harapannya kita lima tahun ke depan," bebernya.
Namun partai pengusung akhirnya menetapkan pengganti Suhartina dari kalangan non-parpol. Kebijakan ini, lanjut Chaerul, merupakan jalan tengah terbaik dengan memprioritaskan rekam jejak figur yang menjadi bacawabup Maros.
"Ini untuk menetralisir supaya tidak ada partai politik yang merasa tidak dihargai keputusannya. Untuk saling menghargai satu sama lain, maka kita mengambil dari non-parpol," tambah Chaerul.
Chaerul menganggap Muetazim merupakan figur yang tepat mendampingi Chaidir sebagai petahana. Muetazim dinilai memiliki visi yang sama dengan Chaidir selama bekerja di Pemkab Maros.
"Kita kemarin itu ada dua profesi (yang diusul menjadi bacawabup Maros pengganti Suhartina), entah dia wiraswasta/pengusaha atau birokrat. Pilihannya kita jatuh kepada birokrat," ucapnya.
Keputusan Muetazim menjadi calon pendamping Chaidir yang baru kini menunggu ketetapan resmi DPP dari masing-masing partai pendukung. Berkas pendaftaran pasangan calon Chaidir-Muetazim akan disetor ke KPU Maros begitu administrasi sudah lengkap.
"Termasuk di dalamnya itu dukungan partai politik, B.1-KWK. Ini kita sementara menunggu dari DPP. Jadi, rencana besok (hari ini) kita akan bawa beberapa B.1-KWK dari Jakarta ke Maros," ucap Chaerul.
Berkas pengunduran diri Muetazim dari aparatur sipil negara (ASN) Pemkab Maros juga akan diproses sebagai salah satu syarat administrasi untuk daftar Pilkada Maros. Persoalan ini akan diurus ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Maros.
"Ini sementara kita koordinasikan dengan BKD. Potensinya bukan pensiun ini, tapi pengunduran diri. Yang jelasnya beliau (Muetazim) harus memasukkan surat pengunduran diri terlebih dahulu," bebernya.
Chaerul berharap dokumen administrasi yang dibutuhkan bisa segera dirampungkan. Apalagi KPU Maros hanya memberikan tenggat selama tiga hari sejak nama Suhartina diumumkan TMS tes kesehatan oleh KPU.
"Batasnya hari Senin (9/9) pukul 23.59 Wita. Itu batas masuknya di Silon (KPU). (Tiga hari seperti penyampaian KPU) terhitung dari kemarin, hari ini, dan besok," sambung Chaerul.
Chaerul turut menyinggung, situasi politik masih dinamis saat partai koalisi masih memproses perubahan surat rekomendasi model B-1.KWK di DPP masing-masing. Namun dia menegaskan, sejauh ini nama Muetazim yang sudah diusul mendampingi Chaidir.
"Nama (Muetazim) sudah keluar memang, tapi lagi-lagi yang namanya politik itu selalu cair dan dinamis. Kita tidak tahu jangan sampai siapa tahu beberapa menit atau beberapa jam kemudian tiba-tiba berubah lagi," jelasnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...