Kinerja Direktur PDAM Parepare Firdaus Djollong menuai kritik keras dari DPRD Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel). Firdaus diminta mundur dari jabatan karena dinilai tidak becus mengurus masalah air bersih bagi pelanggannya.
Kritikan itu disampaikan Wakil Ketua DPRD Parepare Yusuf Lapanna usai menerima sejumlah laporan dari masyarakat. Dia menyebut banyak masyarakat mengeluh lantaran air di rumahnya tidak mengalir berhari-hari.
"Masyarakat bergantian menelepon mengeluh distribusi air bersih dari PAM Tirta Karajae (PDAM Parepare) yang tidak mengalir 5 hari bahkan ada yang sudah sepekan," kata Yusuf kepada detikSulsel, Kamis (26/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, kata dia, ada masyarakat yang mengeluhkan airnya sudah tidak mengalir berbulan-bulan pada November lalu. Sementara pelanggan tersebut masih tetap diminta tagihan air bulanan dari PDAM.
"Di kilometer mereka hanya menghasilkan angin dan celakanya angin yang keluar dari kilometer harus juga dibayar. Ada juga yang mengeluh air kecokelatan. Ini masalah yang terus berulang dan tidak ada solusi," cetusnya legislator Gerindra ini.
Yusuf pun menilai PDAM Parepare di bawah kepemimpinan Firdaus Djollong tidak berhasil menangani masalah yang terus berulang ini. Firdaus dinilai kerap menyampaikan alasan klasik jika terjadi masalah yang sama.
"Itu kan alasan klasik, persoalan ini dari tahun ke tahun selalu jadi alasan, masuk musim hujan alasannya banjir pompa rusak dan lain-lain. Giliran musim kemarau alasannya debit air kurang akibat kemarau," kesalnya.
"Itu-itu terus alasannya tetapi tidak ada solusinya. Kenapa tidak ada antisipasi sebelum masuk musim hujan. Kalau tidak sanggup, mundur saja," desaknya.
Lebih lanjut, Yusuf menilai Firdaus selama ini minim prestasi selama menjabat direktur PDAM. Dia pun heran mengapa jabatannya diperpanjang.
"Anehnya justru diperpanjang masa jabatannya padahal nihil prestasi. Semestinya dia dievaluasi, karena gagal mengatasi permasalahan yang dari tahun ke tahun jadi keluhan masyarakat, bukan diperpanjang masa jabatannya," imbuhnya.
Terkait itu, Direktur PDAM Parepare Firdaus Djollong belum merespons konfirmasi detikSulsel terkait sorotan dan desakan mundur tersebut.
Warga Keluhkan Distribusi Air Bersih Macet Sepekan
Warga Parepare bernama Kifli salah satu yang mengeluhkan pelayanan PDAM Tirta Karajae itu. Dia mengaku sangat kesulitan mendapatkan air bersih dari langganan air PDAM.
"Kita kesulitan sekali akibat air PDAM tidak mengalir ke rumah," kata Kifli kepada detikSulsel, Rabu (25/12).
Kifli yang tinggal di Perumahan Grand Safira, Kelurahan Lompoe mengaku hampir sepekan tidak mendapat air bersih PDAM sejak Kamis (19/12). Kondisi ini mengganggu aktivitas kebutuhan rumah tangganya.
Saat ini Kifli mengaku masih memakai cadangan air dari tandon yang minim untuk mandi. Sementara untuk minum dirinya mesti membeli air galon isi ulang.
"Ya pasti mi berharapnya dengan tidak mengalirnya air hampir sepekan ini, ada bantuan air bersihlah atau setidaknya kompensasi pengurangan pembayaran," ujarnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
PDAM Parepare Setop Operasional Pompa Air
Gangguan distribusi air bersih terjadi setelah banjir melanda area Instalasi Pengolahan Air (IPA) Salo Karajae pada Sabtu (21/12). Pompa intake dan pompa distribusi terpaksa dihentikan yang mengakibatkan distribusi air ke pelanggan terganggu.
"Diperkirakan 1 minggu (distribusi air terganggu). Itu pun kalau tidak hujan lagi, kalau hujan bisa bertambah lama," kata Manajer Teknik PDAM Tirta Karajae Parepare, La Odi kepada detikSulsel, Senin (23/12).
Distribusi air terganggu di semua kecamatan terhitung sejak 21 Desember. PDAM Tirta Karajae memohon maaf dan berharap warga bersabar akan kondisi yang terjadi imbas cuaca ekstrem tersebut.
"Kisaran 12 ribu pelanggan yang terdampak karena adanya gangguan pompa akibat banjir," ungkapnya.
Kondisi ini diperparah akibat jebolnya Bendung Sungai Karajae yang menyebabkan ketinggian antara permukaan air baku dan pipa isap pada sumur intake. Air baku dari sungai tidak dapat masuk ke dalam sumur intake yang menjadi tempat pengolahan air.
Intensitas curah hujan yang tinggi juga mengakibatkan pompa isap di area tersebut terendap lumpur. PDAM Tirta Karajae telah melakukan pembersihan pada pompa isap dan sumur intake sembari membangun bendungan sementara.
"Kita sudah mengelas alat besi yang nanti akan dipakai untuk dipasang di sungai (Karajae)," beber La Odi.
Selama masa perbaikan, PDAM mengaku akan mendistribusikan air gratis dengan mengerahkan mobil tangki. Warga yang membutuhkan cukup menghubungi layanan PDAM Tirta Karajae dan air bersih akan diantarkan ke rumah.
"Ada 2 unit mobil tangki disiapkan untuk memasok kebutuhan air ke pelanggan. Itu gratis ke pelanggan kita," paparnya.
La Odi memastikan pembuatan bendungan sementara untuk penanganan gangguan diharapkan rampung dalam waktu dekat. Bendungan sementara itu diharapkan menjadi solusi alternatif sembari menunggu perbaikan bendungan yang jebol.
"Kami berdasarkan petunjuk dari Pak Dirut (PDAM Tirta Karajae) untuk membuat bendungan sementara mengatasi masalah kondisi air baku yang tidak masuk ke sumur intake," paparnya.